Perang Banjar – Sejarah Lengkap Sejarahwan Tue, 12 Feb 2019 02:51:32 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.8.6 Sejarah Perang Banjarmasin Secara Singkat dan Lengkap /indonesia/sejarah-perang-banjarmasin Fri, 01 Feb 2019 10:20:13 +0000 /?p=2536 Sejarah Perang Banjar merupakan bentuk perlawan rakyat Kalimantan terhadap pemerintah Kolonial Belanda di masa penjajahan Belanda di Indonesia. Peperangan yang terjadi pun memberikan dampak yang menyebabkan Belanda akhirnya kembali menguasai…

The post Sejarah Perang Banjarmasin Secara Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Perang Banjar merupakan bentuk perlawan rakyat Kalimantan terhadap pemerintah Kolonial Belanda di masa penjajahan Belanda di Indonesia. Peperangan yang terjadi pun memberikan dampak yang menyebabkan Belanda akhirnya kembali menguasai daerah Kalimantan. Awal mula terjadinya perang Banjar juga diawali karena perebutan tahta di kerajaan Banjar yang juga merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia.

Sejarah Perang Banjarmasin

Saat pergantian tahta dari Sultan Tahmidillah I kepada salah seorang anaknya, terjadi perebutan tahta yang dimenangkan oleh Pangeran Nata sebagai saudara dari Sultan Tahmidillah I. Dimana ia berhasil membunuh dua anak dari Sultan Tahmidillah I, yakni pangeran Rahmat dan Abdullah. Keberhasilan ia membunuh dan meraih tahta tersebut juga dilatarbelakangi oleh bantuan dari Pemerintahan Belanda yang saat itu turut membantunya. Hingga akhirnya pihak Belanda pun menganggkat pengeran Nata sebagai Sultan Tahmidillah II.

Naiknya tahta kesultanan pangeran nata ini mendapat perlawanan dari pangeran Amir yang juga merupakan anak dari saudaranya yang masih hidup karena selamat dari peristiwa pembunuhan tersebut. Pada saat terjadinya perlawanan dari pangeran Amir tersebut, Sultan Tahmidillah II juga mendapat bantuan dari pihak Belanda yang pada akhirnya pengeran Amir juga tertangkap dan dibuang ke Ceylon oleh pemerintah Belanda.

Kemenangan yang di dapatkan oleh Sultan Tahmidillah II berkat bantuan Belanda ini  juga harus dibayarnya dengan menyerahkan daerah kekuasaannya, yakni Kotawaringin, Bulungan, Pegatan, Pasir dan Kutai.

Pangeran Amir pun juga memiliki seorang putra yang bernama pangeran Antasari yang dilahirkan pada tahun 1809. Pangeran Antasari hidup membaur ditengah-tengah masyarakat dan mempelajari banyak ilmu agama dari para ulama. Ia pun juga hidup dengan cara berdagang dan bertani dikarenakan ia tidak menyukai hidup di istana yang di dominasi oleh kekuasaan Belanda serta penuh dengan intrik yang membuatnya merasa tidak senang.

Pangeran Antasari yang memiliki bekal ilmu keagamaan tentang Islam, ketaatannya kepada ajaran-ajaran agama Islam serta sikapnya yang jujur, ikhlas, baik dan pemurah membuatnya menjadi pemimpin yang sangat diimpikan oleh rakyat Banjarmasin. Terlebih ia juga memiliki kepribadian yang baik dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.

Setelah wafatnya Sultan Tahmidillah II, maka tahtanya pun digantikan oleh Sultan Sulaiman pada periode 1824 – 1825. Setelah masa pemerintahannya selama 2 tahun akhirnya tahta pun digantikan oleh Sultan Adam di eriode 1825 – 1857. Pada masa Sultan Adam ini wilayah kesultanan Banjar hanya tersisa daerah Banjarmasin, Hulusungai dan Martapura yang mana sisanya telah dikuasai oleh Belanda.

Penyebab Perang Banjarmasin

Setelah wafatnya Sultan Adam, Sultan banjur pun digantikan oleh pangeran Tamjidillah yang juga diangkat oleh pemerintah Belanda. Sementara rakyat saat memilih dan menghendaki pangeran Hidayatullah yang menggantikan posisi Sultam. Pangeran Hidayatullah sendiri merupakan anak dari Sultan Adam. Meski mendapat perlawanan dari rakyat, Belanda tetap tidak merubah keputusannya dan menjadikan pangeran Hidayatullah sebagai Mangkubumi. Perang Banjarmasin terjadi pada tahun 1859 – 1905 yang dipicu oleh kemarahan rakyat karena sikap pemerintahan Belanda yang semena-mena kepada rakyat Indonesia.

Dimana perlakuan semena-mena pemerintah Belanda terhadap kesultanan Banjar dan tindakan penindasan terhadap rakyat banjar membuat rakyat marah dan bangkit menentang Belanda. Hal ini akhirnya memicu Pangeran Antasari muncul sebagai pemimpin rakyat untuk melawan pemerintah Belanda. Pangeran Antasari menghimpun semua potensi dari rakyat untuk bersiap melawan kekuata dan kekuasaan Belanda yang besar, termasuk dengan menghimpun pangerah Hidayatulah yang saat ini menjabat sebagai Mangkubumi. Pada tanggal 28 April 1859, pangeran Antasari mengajak pangeran Hidayatullah untuk ikut melawan pemerintahan Belanda bersama rakyat.

Terjadinya Sejarah Perang Banjarmasin

Pada tanggal 28 April 1859 akhirnya terjadilah Perang Banjar yang di pimpin langsung oleh pangeran Antasari. Benteng Pengaron dan lokasi tambang Nasau Oranje milik Belanda pun diserbu yang saat itu panglima perangnya adalah Demang Lehman sebagai langkah awal perperangan. Pertempuran demi pertempuran pun terjadi dan menyebar di beberapa wilayah Kalimantan Selatan. Peperangan-peperangan tersebut di pimpin oleh Tumenggung Andaluddin, Pangeran Amrullah, Haji Buyasin dan pangeran-pangeran lainnya. Beberapa Pertempuran yang terjadi selama perang Banjarmasin.

  • Agustus 1859, Pertempuran mempertahankan Benteng Tabanio
  • September 1859, Pertempuran mempertahankan benteng Gunung Lawak
  • Desember 1859, Pertempuran mempertahankan kubu pertahanan Munggu Tayur
  • Maret 1860, Pertempuran di Amawang

Bahkan saat pertempuran di Tumenggung Surapati kapal Onrust milik Belanda di Sungai Barito berhasil ditenggelamkan. Sejak saat itu pergerakan Pangeran Hidayatullah yang ikut bersama rakyat untuk menentang dan memberikan perlawanan kepada pemerintahan Belanda semkain terlihat jelas. Hingga pemerintah Belanda pun meminta pangeran Hidayatullah untuk menyerah namun pangeran menolaknya.

Perlawanan rakyat pun semakin meluas dengan ikutnya para ulama, kepala-kepala daerah yang semakin memperkuat barisan Pangeran Hidayatullan dan pangeran Antasari. Mereka pun langsung memimpin pertempuran di berbagai medan melawan pasukan Kolonial Belanda.

Namun posisi perlawanan Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah semakin terdesak dan melemah dalam peperangan karena persenjataan Kolonial Belanda yang lebih canggih, lengkap dan modern. Pada tahun 1861 pun Pangeran Hidayatullah menyerah dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat karena kondisi kesehatan yang melemah.

Pertempuran pun terus berlanjut di pimpin oleh pangeran Antasari yang kemudian diangkat sebagai Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Hingga pangeran Antasari pun wafat, peperangan melawan Kolonial Belanda masih terus berlanjut dan dipimpim oleh Gusti Mat Seman, Gusti Muhammad Arsyad, Gusti Acil, Antung Durrahman dimana serangan terhadap Belanda masih terus Berlanjut hingga abad ke 20.

Akhir Perang Banjar

  • Pada tahun 1866, di pertempuran daerah Kalimantan Timur, Pangeran Perbatasari juga tertangkap oleh Belanda yang kemudian dibuang dan diasingkan ke Tondano, Sulawesi Utara.
  • Tahun 1905, Panglima Batur dari Bakupai juga tertangkap oleh Belanda dan diberikan hukuman gantung di Banjarmasin.
  • Tahun 1905, Gusti Muhammad Seman wafat ada saat pertempuran di Baras Kuning, Barito.

Dampak Perang Banjarmasin

Namun para pemimpin-pemimpin perang Banjar pun banyak tertangkap oleh Kolonial Belanda di gua-gua yang merupakan markas para pejuang perang Banjar dan ada pula yang gugur di medan pertempuran. Akhirnya Perang Banjar pun usai pada tahun 1905. Pertempuran dalam perang banjar yang terjadi memberikan beberapa dampak, yakni :

  • Pada tanggal 11 Juni 1860 pemerintah Belanda pun menghapus kesultanan dan kerajaan Banjar yang diperintahkan langsung oleh Residen Hindia Belanda.
  • Daerah Kalimantan Selatan dikuasai oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
  • Tambang Batubara dan perkebunan di daerah Kalimantan Selatan dikuasai oleh Belanda.

Demikianlah Sejarah Perang Banjarmasin, dampak dan penyebab perang Banjar yang terjadi cukup lama di Kalimantan. Simak juga sejarah Perang Kamang, sejarah Perang Padri, Perang Gerillya Indonesia, Sejarah Perang Balkan I dan II, sejarah perang Baratayudha, dan juga sejarah perang dingin.

The post Sejarah Perang Banjarmasin Secara Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
5 Penyebab Perang Banjarmasin Melawan Belanda /indonesia/penyebab-perang-banjarmasin Tue, 22 Jan 2019 03:06:42 +0000 /?p=2226 Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil yang terpisah oleh lautan. Salah satu pulau terbesar di Indonesia adalah Kalimantan, yang tentunya mempunyai sejarah…

The post 5 Penyebab Perang Banjarmasin Melawan Belanda appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil yang terpisah oleh lautan. Salah satu pulau terbesar di Indonesia adalah Kalimantan, yang tentunya mempunyai sejarah tersendiri dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sejarah perlawanan rakyat pada masa penjajahan Belanda di Indonesia tersebut sebagai bagian dari sejarah berdirinya bangsa Indonesia juga terjadi di Kalimantan Selatan, tepatnya di kota Banjarmasin. Wilayah Kesultanan Banjar pada saat itu yaitu abad ke 19 meliputi wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Kesultanan Banjar termasuk pada sejarah kerajaan islam di Indonesia dan pusat kerajaan ini adalah kota Martapura yang dikenal sebagai kota intan di masa sekarang. Posisi Kesultanan Banjar sebagai salah satu kerajaan di Indonesia cukup strategis dalam perdagangan dunia pada saat itu, berasal dari begitu banyak sumber daya alam Kalimantan seperti emas, intan, lada, rotan dan kayu damar. Kekayaan alam milik Kesultanan Banjar ini membuat Belanda tergiur untuk ikut mendapatkan keuntungan dan semakin berusaha untuk menguasai wilayah ini, bahkan melalui berbagai cara seperti paksaan dan tipu daya.

Latar Belakang Perang Banjarmasin

Penyebab perang Banjarmasin bisa dilihat dari latar belakangnya pada sejarah perang Banjar. Untuk melindungi kekuasaannya yang tidak sah karena merebut tahta dari keturunan Sultan Kuning yang asli dan adanya ancaman dari Pangeran Amir sebagai penerus tahta sah, Sultan Tahmidullah II melakukan perjanjian dengan Belanda pada tahun 1817 yang berisi penyerahan sebagian wilayah Banjar kepada Belanda. Wilayah Banjar yang diserahkan tersebut adalah Dayak, Sintang, Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, Kotawaringin, Lawai, Jalai, Pigatan, Pasir Kutai dan Beran. Akibatnya wilayah Banjar semakin menyempit dan habis.

Kondisi tersebut tentu saja memberi pengaruh sangat besar pada kehidupan rakyat dan bangsawan serta pemimpin Banjar. Gaya hidup Barat yang dibawa Belanda turut memperburuk situasi ekonomi rakyat pada masa itu, termasuk tingginya jumlah pajak yang ditetapkan Belanda yang harus dipatuhi rakyat. Berdasarkan perjanjian – perjanjian yang dibuat Sunan Nata Alam demi melindungi kekuasaannya yang tidak sah inilah, Belanda memiliki hak untuk ikut mengatur Kesultanan Banjar. Pangeran Amir akhirnya ditangkap Belanda dan dibuang ke Srilanka.

Penyebab Perang Banjarmasin

Perang Banjarmasin atau perang Banjar adalah perang yang terjadi sebagai suatu bentuk perlawanan dari rakyat dan Kesultanan Banjar terhadap penjajah kolonial Belanda yang kejam. Perang ini juga dikenal dengan nama Perang Banjar-Barito atau Perang Kalimantan Selatan, berlangsung pada tahun 1859 – 1906. Menurut sumber Belanda, peperangan berlangsung lebih singkat yaitu sejak tahun 1859 – 1863. Konflik dengan Belanda ini dimulai sejak Belanda mendapatkan hak untuk monopoli dagang di Kesultanan Banjar berdasarkan sejarah VOC Belanda dan mulai mencampuri urusan kerajaan. Penyebab dari perang Banjarmasin secara garis besar antara lain:

1.Penguasaan berbagai macam perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan oleh Belanda

Kondisi alam yang kaya akan sumber – sumber daya membuat Belanda tergiur dan menginginkan kekayaan alam tersebut untuk mereka sendiri. Hasil – hasil perkebunan dan pertambangan yang berlimpah seperti batu bara, intan, lada, emas, rotan dan kayu damar beserta rempah – rempah merupakan kekayaan alam milik masyarakat Banjar yang tidak ternilai. Pada dasarnya, Belanda ingin menjadi penguasa tunggal di Kalimantan, terutama Kalimantan Selatan. Itu sebabnya mereka berusaha habis – habisan untuk mengambil alih kekuasaan dan sumber daya alam dari Kesultanan Banjar dan rakyatnya.

2. Belanda turut campur dalam urusan Kesultanan Banjar

Penyebab perang banjarmasin berikutnya adalah taktik Belanda yang digunakan untuk menguasai dan menduduki satu wilayah yaitu dengan mengacaukan penguasa sebelumnya. Masuknya Belanda dalam politik kerajaan, menjanjikan wilayah dan jabatan kepada orang – orang tertentu, dan mengadu domba antara pejabat tinggi Kesultanan yang berpengaruh. Pada zaman tersebut, Raja Sulaiman dekat dengan Belanda dan menerima janji manis dari Belanda sehingga beliau menyerahkan kekuasaan dari banyak wilayah di Kalimantan Selatan kepada pihak Belanda. Wilayah – wilayah tersebut menjadi senjata bagi pihak Belanda untuk semakin menjadi – jadi mencampuri urusan kerajaan.

3. Campur tangan Belanda dalam pemilihan Sultan

Wafatnya Sultan Muda Abdurrahman, cucu Raja Sulaiman dan putra Sultan Adam Al-Watsiq Billah, pada 1852 M adalah awal mula kekacauan suksesi kedudukan Raja di Kesultanan Banjar. Ketiga orang putranya diadu domba oleh Belanda untuk berebut kekuasaan. Pangeran Hidayatullah adalah pewaris kedudukan Raja sesuai dengan surat wasiat Putra Mahkota, namun Belanda malah mendukung Pangeran Tamdjidillah yang bertabiat buruk, suka berjudi dan minum minuman keras sebagai raja, sementara Pangeran Prabu Anom diwasiatkan oleh ayahnya untuk menjadi Mangkubumi Kalimantan Selatan. Belanda melalui perwakilannya bernama E.F. Graaf Von melantik Pangeran Tamdjidillah menjadi sultan secara sepihak, dan membuang Prabu Anom ke Bandung, Jawa Barat. Pangeran Hidayatullah yang disukai rakyat akhirnya dijadikan Mangkubumi dengan syarat memberikan konsesi dari tambang batu bara kepada Belanda.

4. Siasat adu domba Belanda yang merusak

Penyebab perang Banjarmasin adalah kerusakan pada tatanan Kesultanan Banjar dan kondisi internalnya karena Belanda selalu menghembuskan konflik untuk mendapatkan keinginannya akan kekuasaan tunggal di Kesultanan Banjar. Kekacauan di Kesultanan Banjar membuat rakyat tidak suka kepada penjajahan Belanda, terutama karena Belanda memilih orang yang tidak mereka dukung sebagai Sultan .

5. Kondisi ekonomi rakyat yang memprihatinkan

Monopoli Belanda terhadap kekayaan alam Banjar dan penetapan pajak yang tinggi merupakan sumber penyebab dari perang Banjarmasin yang lain. Kondisi demikian membuat rakyat Banjar menderita dan hidup dalam kesusahan sehingga mereka membenci keberadaan penjajah Belanda di wilayah mereka. Sejak abad 17, monopoli tersebut telah sangat merugikan rakyat. Kondisi ekonomi juga menjadi latar belakang sejarah perang Kamang di Sumatera Barat dan dalam sejarah perang Banten.

Akibat Perang Banjarmasin

Perang gerilya yang dilancarkan Pangeran Hidayatullah dan sepupunya, Pangeran Antasari (keturunan Pangeran Amir) menemui akhirnya ketika Belanda berhasil menyandera Ratu Siti, ibunda Pangeran Hidayatullah. Pangeran Hidayatullah yang merupakan Sultan sah Banjar dibawa dari Martapura pada 2 Maret 1862 dan diasingkan ke Cianjur. Perjuangan untuk memenangkan penyebab perang Banjarmasin ini kemudian dilanjutkan oleh Pangeran Antasari yang wafat pada 11 Oktober 1862, namun perang terus berjalan dengan dipimpin oleh putra – putranya yaitu Gusti Muhammad Seman dan Gusti Muhammad Said. Perlawanan pada akhirnya berhasil dipatahkan oleh Belanda. Kegagalan perlawanan rakyat dan bangsawan Banjar merugikan keberadaan dan kelangsungan Kesultanan Banjar dan menimbulkan akibat sebagai berikut:

  • Pembubaran Kesultanan Banjar

Kesultanan Banjar dihapus oleh Belanda pada tahun 1860. Belanda tidak mau mengalami konflik lebih lanjut berupa pemberontakan berikutnya, karena itu Kesultanan Banjar dibubarkan beserta semua pemerintahan di bawahnya. Belanda kemudian membentuk pemerintahan baru untuk mengatur birokrasi dan sistem pemerintahan.

  • Seluruh Kalimantan Selatan dikuasai Belanda

Penguasaan pemerintahan pusat wilayah Kalimantan Selatan oleh Belanda berarti bahwa Belanda berhasil mendapatkan kendali akan pengaturan wilayah tersebut tanpa adanya perlawanan besar lagi.

  • Penguasaan berbagai sumber daya alam

Dengan menguasai seluruh wilayah Kesultanan Banjar, Belanda berhasil juga memiliki kekuasaan atas seluruh sumber daya alam di wilayah tersebut dan bebas melakukan apa saja yang membuat rakyat semakin sengsara.

Rakyat yang merasakan hidup nyaman pada zaman kekuasaan Kesultanan Banjar, terlepas dari perebutan kekuasaan internal kerajaan mengalami kesengsaraan yang berlebih sewaktu berada di bawah kekuasaan Balanda. Penyebab perang Banjarmasin yang gagal diperjuangkan membuahkan kesulitan dan kejatuhan Kesultanan Banjar ketika dihapuskan oleh Belanda secara sepihak. Perlawanan gigih dari rakyat harus kalah kepada persenjataan dan taktik yang lebih unggul dari Belanda pada saat itu.

The post 5 Penyebab Perang Banjarmasin Melawan Belanda appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Perang Banjar Singkat Lengkap Melawan Belanda /indonesia/sejarah-perang-banjar Mon, 05 Nov 2018 03:41:06 +0000 /?p=1510 Perang Banjar merupakan perang untuk melawan kolonial Belanda yang dimulai pada tahun 1859 hingga 1906.  Perang ini termasuk dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia. Nama lainnya adalah Perang Kalimantan Selatan…

The post Sejarah Perang Banjar Singkat Lengkap Melawan Belanda appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Perang Banjar merupakan perang untuk melawan kolonial Belanda yang dimulai pada tahun 1859 hingga 1906.  Perang ini termasuk dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia. Nama lainnya adalah Perang Kalimantan Selatan atau Perang Banjar-Barito karena letaknya Kesultanan Banjar. Wilayah perang ini meliputi Kalimantan Selatan dan Tengah. Konflik ini dimulai ketika Belanda memonopoli perdagangan di Kesultanan Banjar. Ternyata Belanda menginginkan hal lebih yaitu ikut campur di urusan kerajaan yang tentu membuat situasi kerajaan bertambah kalut. Perang ini berakhir dengan kemenangan Belanda.

Kedatangan Belanda di Tanah Banjar

Pada abad keenam belas, Belanda atas nama East United India Company sudah datang dan menjalin kontrak di Pulau Kalimantan. Tepatnya pada tahun 1606. Pada tahun 1635, kontrak pertama perdagangan lada ditandatangani bersama dengan Kesultanan Banjar. Waktu itu, lada merupakan produk mewah di Eropa dan tentunya menjadi alasan utama Belanda berada di tempat ini. Beberapa dekade berikutnya sudah muncul peperangan kecil dan bentrokan senjata karena kontrak lada yang tidak dipenuhi. Yang paling serius adalah insiden pembunuhan 64 orang Belanda dan 21 orang Jepang di Kota Waring pada tahun 1638.

Pada abad kesembilan belas, Herman Willem Daendels selaku Gubernur Hindia Belanda, memutuskan untuk meninggalkan Banjarmasin atas pertimbangan tidak ekonomis. Kemudian Inggris mengambil alih Kalimantan sebagai akibat dari Perang Napoleon pada tahun 1811.  Namun, pada Desember 1816, kewenangan Kalimantan kembali dari Inggris ke Belanda. Belanda menandatangi kontrak baru dengan Sultan. Pada Januari 1817, bendera Sultan diganti dengan bendera Belanda. Perlahan, kekuasaan Sultan digantikan oleh Hindia Belanda. Di tahun-tahun berikutnya, timbul pemberontakan kecil dan ada kontrak tidak adil yang ditandatangani.

Sejarah Perang Banjar

Sejarah Perang BanjarSultan Tahmidillah I memiliki tiga orang anak yang bisa menggantikan kedudukannya sebagai sultan yaitu Pangeran Amir, Pangeran Abdullah dan Pangerah Rahmat. Muncullah Pangeran Nata yang merupakan saudara Sultan Tahmidillah I. Antagonis ini membunuh Pangeran Abdullah dan Pangeran Rahmat atas bantuan Belanda. Hanya Pangeran Amir yang selamat. Belanda lalu mengangat Pangeran Nata menjadi Sultah Tahmidillah II.

Pangeran Amir yang selamat tentu tidak menerima Sultan Tahmidillah II menjadi Sultan Banjar. Konflik pun meletus selama beberapa tahun. Namun dengan mudahnya Sultan Tahmidillah II dan Belanda mengalahkan Pangeran Amir. Pangeran Amir ditangkap dan dibuang ke Ceylon atau Sri Lanka. Tapi kemenangan atas Pangeran Amir ini tidaklah gratis. Sultan Tahmidillah II harus membayar daerah Kotawaringin, Bulungan, Pasir dan Kutai kepada Belanda.

Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Amir yang lahir di tahun 1809. Pangeran Antasari kecil sudah membenci kehidupan istana yang  penuh politik, intrik dan pengaruh kekuasaan kolonial Belanda. Dia lebih sering hidup di masyarakat biasa, bermain bersama rakyat biasa, hidup bertani dan berdagang serta mempelajari agama Islam pada para ulama.

Agama Islam sangat berpengaruh ke kehidupan Pangeran Antasari. Tak heran Pangeran Antasari memiliki akhlak yang baik. Seperti jujur, ikhlas dan pemurah. Tak hanya itu, Pangeran Antasari juga sangat tabah dalam menghadapi cobaan dan memiliki pandangan yang cukup luas dan jauh sehingga dia sangat disukai oleh rakyat. Sehingga Pangeran Antasari menjadi pemimpin yang baik bagi rakyat Kalimantan Selatan.

Kondisi Kesultanan cukup memprihatinkan, tidak stabil dan kacau. Sultan Tahmidillah II wafat dan diganti oleh Sultan Sulaiman yang hanya dua tahun memerintah. Lalu Sultan Adam yang melanjutkan pemerintahan. Wilayah Kesultanan Banjar sekarang tinggal sedikit yaitu Banjarmasin, Hulusungai dan Martapura. Wilayah yang dimiliki sebelumnya sudah diambil oleh Belanda karena suatu perjanjian.

Perjanjian yang ditandatangani tahun 1826 itu cukup merugikan Kesultanan Banjar. Isinya yaitu Kesultanan Banjar tidak bisa membuka hubungan diplomasi dengan negara selain Belanda. Pengecilan wilayah Kesultanan Banjar karena beberapa bagian wilayah menjadi milik dan diawasi oleh Belanda. Tokoh yang memangku jabatan Mangkubumi pun harus disetujui oleh pemerintah Belanda. Padang perburuan yang menjadi tradisi dan penuh dengan menjangan pun harus diserahkan ke Belanda.

Seperti Padang Bajingah, Padang Pacakan, Padang Simupuran, Padang Ujung Karangan dan Padang Atirak. Penduduk sekitar dilarang berburu di menjangan itu. Pajak penjualan intan pun didapat oleh Belanda dengan jumlah sepuluh persen dari harga intan dan harga pembeliannya juga diatur oleh Belanda. Satu-satunya yang terlihat baik adalah Belanda melindungi Kesultanan Banjar apabila diserang oleh musuh. Baik musuh dari dalam negeri maupun luar negeri. Kelihatannya Belanda melindungi kedaulatan Kesultanan Banjar. Tapi justru musuh Kesultanan Banjar adalah Belanda sendiri.

Perjanjian yang tidak seimbang ini tentu dipengaruhi oleh tindakan pendahulu Sultan Adam yaitu Pangeran Nata. Pangeran Nata yang dibantu oleh Belanda untuk merebut kekuasaan bagaikan bersekutu dengan setan. Akibatnya, Pangeran Nata harus membalas budi Belanda dengan perjanjian yang sangat menguntungkan Belanda baik dari jangka pendek maupun jangka panjang.

Perang Banjar pada 28 April 1859

Setelah Sultan Adam mangkat, Pangeran Tamjidillah diangkat oleh Sultan Banjar. Padahal rakyat Banjar ingin agar Pangeran Hidayatullah yang menjadi sultan karena dia adalah putra dari Sultan Adam. Tapi Belanda tetap memaksa agar Pangeran Tamjidillah tetap menjadi Sultan dan Pangeran Hidayatullah hanya sebagai Mangkubumi. Penindasan dan perlakuan Belanda yang seenaknya sendiri pada rakyat Kesultanan banjar membuat rakyat marah.

Pemerintah Hindia Belanda mulai waspada akan kemunculan pemberontakan. Penduduk Banjar mulai melawan Belanda dan membawa semangat Perang Agama. Kelemahan Sultan Tamjidillah mulai mengakibatkan kekacauan. Kondisi yang semakin panas membuat Pangeran Antasari tampil menjadi pemimpin rakyat Banjar. Awalnya, Pangeran Antasari menghimpun kekuatan rakyat yang sudah muak pada Belanda. Tak lupa Pangeran Hidayatullah juga diajak yang kini menjadi Mangkubumi. Pangeran Hidayatullah pun setuju.

Pada tanggal 28 April 1859 pecahlah Perang Banjar. Pihak Kesultanan Banjar dipimpin oleh pahlawan nasional yang sangat dikenal yaitu Pangeran Antasari. Pangeran Antasari dibantu oleh Pangeran Hidayatullah, Demang Lehman, Haji Buyasin, Tumenggung Antaluddin, Pangeran Amrullah dan lain-lain. Serangan mengarah ke tambang Nassau Oranje milik belanda dan Benteng Pengaron. Sebagai reaksi, Pemerintah Hindia Belanda melakukan intervensi dan mengutus Kolonel Augustus Johannes Andersen untuk mengambil alih komando militer. Dia dibantu oleh Letnan Kolonel G. M. Verspyck.

Setelah berhasil menguasai dua tempat tersebut, muncullah pertempuran di beberapa tempat lain. Pertempuran Benteng Tabanio di Agustus 1859, Pertempuran Benteng Gunung Lawak pada September 1859, Pertempuran Munggu Tayur pada Desember 1859, Pertempuran Amawang pada Maret 1860. Tumenggung Surapati sukses merusakkan kapal Onrust di Sungai Barito.

Keberpihakan Pangeran Hidayatullah kepada rakyat semakin jelas dan menjadi anti Belanda. Dia menolak tuntutan oleh Belanda agar menyerah. Hingga akhirnya Belanda menghapus Kesultanan Banjar di Juni 1860 dan memerintahkan seorang petinggi Belanda untuk memerintah Kesultanan Banjar.

Perang semakin meluas setelah para kepala daerah dan para ulama juga bergabung dengan pemberontak. Mereka memperkuat tentara Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah melawan penjajah. Sayangnya, pasukan pemberontak kalah oleh persenjataan Belanda yang begitu canggih dan modern. Setelah terus berperang hingga tiga tahun, Pangeran Hidayatullah menyerah ke Belanda  pada tahun 1861 dan dibuang ke daerah Cianjur.

Menyerahnya Pangeran Hidayatullah membuat Pangeran Antasari menjadi satu-satunya pemimpin pemberontakan dan keturunan Kesultanan Banjar. Untuk memperkuat kedudukan sebagai pemimpin tertinggi, Pangeran Antasari meneriakkan slogan, “Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah,” sehingga rakyat, alim ulama dan pejuang mengakui Pangeran Antasari sebagai Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Pangeran Antasari tidak bisa menolak dan dia harus mengemban kedudukan yang dipercayakan rakyat dan kaum ulama sepenuhnya. Dia begitu tawakkal kepada Allah. Sekarang Pangeran Antasari bertugas sebagai Kepala Pemerintahan, Komando Tertinggi Perang dan Pemimpin Islam Tertinggi.

Sejarah Perang Banjar semakin mendekati akhir dan kekalahan Kesultanan Banjar sedikit demi sedikit semakin tampak. Pasukan Belanda dipasok berbagai persediaan dan pasukan bantuan dari Batavia. Karena terus terdesak, Pangeran Antasari memindahkan markas komando di Sungai Teweh. Dari sana, Pangeran Antasari dibantu oleh dua putranya seperti Gusti Muhammad Said dan Gusti Muhammad Seman. Selain itu juga dibantu oleh Kiai Demang Lehman dan Tumenggung Surapati. Tapi beberapa hari kemudian Pangeran Antasari wafat lalu dimakamkan di Hulu Teweh.

Meski Pangeran Antasari sudah wafat, pemberontakan pada Belanda masih berlanjut. Sekarang dipimpin oleh dua putranya. Tapi tetap saja perlawanan melemah karena perbedaan kekuatan yang signifikan. Di tahun-tahun akhir perang, Belanda berhasil menangkap dan membunuh beberapa tokoh perjuangan. Contohnya yang tertangkap seperti Tumenggung Aria Pati dan Kiai Demang Lehman. Sedangkan yang gugur yaitu Tumenggung Macan Negara, Tumenggung Naro, Panglima Bukhari dan Rasyid. Menantu Pangeran Antasari, yaitu Pangeran Perbatasari tertangkap di Belanda ketika bertempur di Kalimantan Timur pada tahun 1866. Dia diasingkan ke Tondano di Sulawesi Utara. Panglima Bakumpai juga tertangkap dan digantung pada tahun 1905 di Banjarmasin. Gusti Muhammad Seman juga wafat di Pertempuran Baras Kuning di daerah Barito.

Hasil Akhir dengan Kekalahan Kesultanan Banjar

Sejarah Perang Banjar selesai pada tahun 1906 yang ditandai dengan kekalahan Pangeran Antasari dan Kesultanan Banjarmasin. Korban di pihak Banjar lebih dari enam ribu jiwa. Sementara pihak kolonial kehilangan tiga ribu hingga lima ribu orang dan dua kapal uap yang tenggelam. Pasca perang ini, Belanda semakin menusukkan taring dan kukunya di tanah Kalimantan.

Demikian informasi Sejarah Perang Banjar tentang perjuangan Kesultanan Banjar melawan dominasi Pemerintah Hindia Belanda. Meskipun kalah, Perang Banjar ini memberi kita pelajaran bahwa kegigihan para pahlawan dahulu, tokoh Islam dan ulama dalam memperjuangkan tanahnya. Selain di Banjar, cukup banyak pula perjuangan melawan penjajah di beberapa daerah yang menjadi titik awal perkembangan nasionalisme di Indonesia. Contohnya seperti sejarah Perang Kamang dan sejarah Perang Padri. Kesultanan di Indonesia yang lain juga melawan Belanda seperti sejarah Kerajaan Tidoresejarah Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Demak beserta peninggalan kerajaan demak.

The post Sejarah Perang Banjar Singkat Lengkap Melawan Belanda appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>