museum – Sejarah Lengkap Sejarahwan Wed, 25 Sep 2019 04:26:25 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.2.3 5 Museum di Kota Tua Jakarta dan Sejarahnya /bangunan/museum-di-kota-tua Wed, 25 Sep 2019 04:26:19 +0000 /?p=5224 Kota Tua sebetulnya adalah kawasan kota rintisan yang dulu dibangun Belanda untuk pusat perdagangan Asia. Seorang penjelajah Eropa bernama Marco Polo berlayar berkeliling Afrika dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ia…

The post 5 Museum di Kota Tua Jakarta dan Sejarahnya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Kota Tua sebetulnya adalah kawasan kota rintisan yang dulu dibangun Belanda untuk pusat perdagangan Asia. Seorang penjelajah Eropa bernama Marco Polo berlayar berkeliling Afrika dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ia melihat Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah sampai akhirnya ia pulang ke Eropa dan berita tersebut tersebar dan membuat banyak pelayar yang juga ingin berlayar ke Indonesia.

Kota Tua sendiri menjadi kawasan yang dijaga kekhasannya hingga sekarang meski memang ada beberapa bangunan tua yang terlihat tak terurus. Selain Stasiun Jakarta Kota dan Kantor Pos Indonesia, disini juga masih ada beberapa museum yang sangat wajib dikunjungi untuk mengenang sejarah yang terjadi di masa itu. Berikut ini akan kami jelaskan satu per satu tenang museum di Kota Tua yang sangat layak dikunjungi untuk menambah informasi tentang sejarah.

  1. Museum Bank Indonesia

Sejarah Museum Bank IndonesiaMuseum di Kota Tua pertama yang harus anda kunjungi adalah Sejarah Museum Bank Indonesia yang dulu didirikan untuk mendukung bisnis perdagangan yang difokuskan di kawasan Batavia. Kemudian di tahun 2009 yang lalu, Museum Bank Indonesia ini baru diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Disini, anda bisa melihat sejarah bangsa Indonesia di masa penjajahan ketika orang Eropa datang untuk mengambil rempah rempah. Selain itu, anda juga bisa melihat koleksi baju tentara Jepang lengkap dengan samurai khas dari Jepang, tentara Indonesia lengkap dengan bambu runcing dan juga tentara Belanda.

Anda juga bisa melihat berbagai koleksi uang zaman dulu yang tersimpan dalam ruang khusus koleksi uang. Untuk anda yang ingin berkunjung, maka hanya dikenakan biaya masuk yang sangat terjangkau yakni Rp.5.000 dan anda juga diperbolehkan membawa kamera dan mengambil segala gambar asalkan tidak merusak. Untuk jadwal kunjungannya adalah Selasa hingga Jumat dari pukul 08.00 hingga 15.30 dan Sabtu hinga Minggu dari pukul 08.00 hingga 16.00. Sedangkan untuk hari Senin dan libur nasional tutup. Alamat: Jl. Pintu Besar Utara No.3.

  1. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah JakartaMuseum selanjutnya yang ada di Kota Tua adalah Sejarah Museum Fatahillah. Di museum ini, anda bisa melihat begitu banyak peninggalan zaman dulu yang berhubungan dengan sejarah Jakarta seperti prasasti dan penjara bawah tanah. Museum ini pada awalnya didirikan tanggal 27 April 1626 oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpantier yang awalnya digunakan sebagai Balaikota atau Stadhius dan barulah pada tahun 1074 diubah menjadi museum.

Pada awal pembangunannya, bangunan ini hanya memiliki 1 lantai dan kemudian direnovasi dengan menambahkan lantai tanggal 25 Januari 1707 kemudian diresmikan tanggal 10 Januari 1710 sesudah 3 tahun direnovasi. Di sekitar museum ini, ada banyak sepeda ontel unik yang bisa anda sewa untuk berkeliling lapangan sambil berfoto dengan lahan yang cukup luas dan menghadap langsung ke beberapa gedung tua seperti Museum Wayang, Gedung Jasindo, Museum Keramik hingga Cafe Batavia dan juga ada koleksi Museum Fatahillah yang sangat menarik untuk diketahui. Alamat: Jl. Taman Faatahillah No.1 Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat.

  1. Museum Wayang

museum wayang jakartaMuseum Wayang dibangun pada lahan bekas gereja yang terbakar dan bangunan yang ada sekarang adalah bangunan yang sudah dibangun kembali pada tahun 1912 yang merupakan Sejarah Museum Wayang Jakarta. Pada tahun 2005, bangunan ini kembali diperluas di Jl. Pintu Besar Utara No.29 dan kedua bangunan dijadikan satu untuk digunakan sebagai Museum Wayang .

Bangunan yang berada di Utara hanya fasadanya saja yang masih tetap asli dan banyak sekali Koleksi Museum Wayang. Sedangkan bangunan di sebelah Selatan masih asli dengan struktur bangunan dinding bata pemikul serta struktur lantai yang terbuat dari balok dan papan kayu. Dalam museum ini, anda bisa melihat berbagai wayang nan unik dengan jumlah sekitar 4 ribu dan pada hari Minggu juga akan digelar pertunjukkan wayang sehingga cocok dikunjungi bagi anda yang sangat senang akan seni. Untuk masuk ke museum ini juga sangat terjangkau yakni Rp.5.000 saja. Alamat: Jl. Pintu Besar No.2, Tamansari, Pinangsia, Jakarta.

  1. Museum Seni Rupa dan Keramik

Sejarah Museum Keramik dulu adalah Lembaga Peradilan Belanda atau Raad Van Justitie yang didirikan pada tahun 1870. Sesudah itu pada tahun 1967, gedung ini dipakai untuk kantor walikota Jakarta Barat dan pada tahun 1968 hingga 1975 dipakai sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah D.K.I Jakarta. Sedangkan pada 20 Agustus 1976, museum di jakarta ini dijadikan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dilindungi SK. MenDikBud No.0128/M/1988. Alamat: Jl. Pos Kota No.1.

  1. Museum Bahari

Sejarah Museum BahariSejarah Museum Bahari merupakan museum tempat anda bisa melihat koleksi yang berkaitan dengan kebaharian dan kenelayanan Indonesia dari Sabang ke Marauke di seberang pelabuhan Sunda Kelapa. Museum ini menjadi salah satu dari delapan museum yang ada di bawah pengawasan Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi D.K.I Jakarta. Di masa pendudukan Belanda, bangunan ini dipakai sebagai gudang untuk menyimpan, memilih dan mengemas hasil bumi seperti rempah yang menjadi komoditi utama VOC. Bangunan ini berada di samping muara Ci Liwung dengan dua sisi. Bagian barat disebut dengan Westzijdsche Pakhuizen atau disebut dengan Gudang Barat yang dibangun bertahap dari tahun 1652 hingga 1771. Sedangkan untuk bagian timur disebut dengan Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur.

Gudang barat memiliki 4 unit bangunan serta 3 unit yang salah satu diantaranya dipakai sebagai Museum Bahari. Pada awalnya, gedung ini dipakai untuk menyimpan barang dagangan VOC di Nusantara seperti teh, kopi, rempah, timah, tembaga dan juga tekstil. Ada banyak koleksi Museum Bahari Jakarta yang bisa anda lihat seperti jenis perahu tradisional dari berbagai bentuk, gaya dan hiasan sampai kapal zaman VOC. Anda juga bisa melihat miniatur dan juga model kapal modern serta perlengkapan penunjang untuk berlayar serta peralatan yang dipakai pelaut pada masa itu seperti jangkar, alat navigasi, teropong, meriam dan model mercusuar.

Museum Bahari juga memiliki koleksi biota laut, data jenis dan sebaran ikan di Perairan Indonesia hingga cerita serta lagu tradisional nelayan Nusantara. Dalam museum ini juga memiliki koleksi matra TNI AL, koleksi kartografi,  tokoh tokoh maritim Nusantara, maket Pulau Onrust dan perjalanan kapal KPM Batavia Amsterdam. Alamat: Jl. Pasar Ikan No.1, Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Demikian ulasan dari kami kali ini tentang beberapa museum di Kota Tua sebagai bangunan bersejarah di jakarta yang masing masing menyimpan sejarah luar biasa dari zaman dulu dari berbagai bidang dari mulai kesenian khas Indonesia, sisa peperangan dan lain sebagainya.

The post 5 Museum di Kota Tua Jakarta dan Sejarahnya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
181 Museum di Indonesia dan Letaknya Paling Bersejarah /bangunan/museum-di-indonesia Wed, 25 Sep 2019 04:13:04 +0000 /?p=5225 Museum merupakan bangunan yang diperuntukkan bagi umum yang berguna untuk mengumpulkan, merawat serta melestarikan warisan budaya untuk penelitian, studi dan juga hiburan. Museum sendiri merupakan lembaga yang bersifat tetap, tidak…

The post 181 Museum di Indonesia dan Letaknya Paling Bersejarah appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum merupakan bangunan yang diperuntukkan bagi umum yang berguna untuk mengumpulkan, merawat serta melestarikan warisan budaya untuk penelitian, studi dan juga hiburan. Museum sendiri merupakan lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan juga perkembangannya yang memperlihatkan jati diri manusia serta lingkungan. Jenis jenis museum sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yakni museum berdasarkan koleksi seperti museum umum dan khusus serta museum berdasarkan kedudukannya yakni museum nasional, museum propinsi dan juga museum lokal. Di Indonesia sendiri, ada begitu banyak museum yang tersebar di masing masing daerah dan mungkin beberapa diantaranya belum pernah anda dengar. Untuk itulah dalam ulasan kali ini, kami akan memberikan daftar museum di Indonesia secara lengkap sebagai tambahan informasi.

Museum di Aceh

Museum di Indonesia pertama yang akan kami ulas adalah museum di Aceh seperti salah satunya adalah sejarah Museum Tsunami Aceh dimana berdasarkan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ada 9 museum di Provinsi Aceh tersebut, yakni:

  1. Museum Pedir: Jl. Banda Aceh – Medan, Mns Blang Glong, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya.
  2. Museum Negeri Gayo dan Museum Sepakat Segenap: Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
  3. Museum Rakyat Hulu Sungai Selatan: Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur.
  4. Museum Rumah Cut Nyak Dhien, Museum Negeri Aceh dan Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh: Baiturrahman, Kota Banda aceh.
  5. Museum Kota Langsa: Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa.
  6. Museum Malikussaleh di Lhokseumawe dan Museum Kota Lhokseumawe, kecamatan Banda Sakit: Kota Lhokseumawe.
  7. Museum Sabang: Sukakarya, Kota Sabang.

Museum di Sumatera Utara

Di Sumatera Utara juga terdapat beberapa museum bersejarah yang banyak tersebesar di beberapa Kabupaten, seperti:

  1. Deli Serdang: Museum Deli Serdang, Lubuk Pakamdan Museum Gereja Batak Karo Protestan, Sibolangit.
  2. Karo: Museum Pusaka Karo, Berastagi, Museum Karo Lingga, Simpangempat dan Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings, Tigapanah.
  3. Kota Gunungsitoli: Museum Pusaka Nias, Gunungsitoli.
  4. Museum di Medan: Museum Juang 45 Sumatera Utara, Medan Baru, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara di Medan Kota, Museum Situs Kota Cina di Medan Marelan, Museum Perjuangan TNI Kodam I di Bukit Barisan, Medan Petisah dan Raz Collection Museum & Gallery di Medan Sunggal.
  5. Kota Pematangsiantar: Museum Simalungun di Siantar Barat dan Museum Zoologi di Siantar Barat.
  6. Kota Tebing Tinggi: Museum Kota Tebing Tinggi di Tebing Tinggi Kota.
  7. Langkat: Museum Daerah Kabupaten Langkat di Tanjung Pura.
  8. Samosir: Museum Huta Bolon Simanindo di Simanindo.
  9. Simalungun: Open Air Museum Rumah Bolon Purba di Purba.
  10. Toba Samosir: Museum Batak TB Silalahi Center di Balige dan Museum Balai Budaya Batak Arjuna di Lagu Boti.

Museum di Sumatera Barat

Di Sumatera Barat juga terdapat beberapa museum yang memiliki berbagai jenis koleksi dari mulai peninggalan Buya Hamka hingga rumah kelahiran pejuang yang kemudian diubah menjadi museum. 

  1. Agam: Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Kabupaten Agam, Rumah Baca Nur Sutan Iskandar di Kabupaten Agam dan Rumah Rasuna Said.
  2. Bukittinggi: Museum Bundi Kanduang di Kota Bukittinggi, Museum umah Adat Baanjuang di Kota Bukittinggi dan Museum Tri Daya Eka Dharma di Kota Bukittinggi.
  3. Lima Puluh Kota: Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Kabupaten Lima Puluh Kota.
  4. Padang: Sejarah Museum Adityawarman di Kota Padang, Museum Bank Indonesia Padang di Kota Padang dan Museum Gempa 30 September di Kota Padang.
  5. Padang Panjang: Museum Rahmah El Ynusiyah.
  6. Pesisir Selatan: Museum Mande Rubiah di Kabupaten Pesisir Selatan.
  7. Pasaman: Museum Tuanku Imam Bonjol di Kabupaten Pasaman dan Museum Luhak Nan Tuo di Kabupaten Pasamanan.
  8. Sawahlunto: Museum Kereta Api Sawahlunto di Kota Sawahlunto, Museum Goedang Ransoem, Museum Lukisan dan Etno Kayu, Museum Tari dan Museum Tambang Batubara Ombilin.

Museum di Riau

Di Riau terdapat beberapa museum yang memiliki koleksi bersejarah dari zaman dulu hingga yang menyimpan warisan berkaitan dengan budaya Melayu Riau termasuk juga sejarah dari pahlawan nasional dari Riau.

  1. Bengkalis: Museum Sultan Syarif Kasim.
  2. Kota Pekanbaru: Museum Sang Nila Utama, Bukit Raya.
  3. Rokan Hilir: Museum Tionghoa, Batu Hampar.
  4. Siak: Museum Budaya dan Sejarah Siak Balai Rung Sri dan Museum Istana [Siak] Asserayah El Hasyimah.

Museum di Kepulauan Riau

Di Riau terdapat beberapa museum seperti Museum Linggam Cahaya yang didirikan tahun 2002 yang memiliki koleksi peninggalan bersejarah dari alat menangkap ikan tradisional, perhiasan adat Melayu, Alquran tulisan tangan dan lain sebagainya. Selain itu, ada beberapa museum di Kepulauan Riau lain, seperti:

  1. Bintang: Museum Bahari Bintang di Gunung Kijang.
  2. Kota Tanjungpinang: Museum Kota Tanjungpinang Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah di Tanjungpinang dan Museum Kandil Riau.
  3. Lingga: Museum Linggam Cahaya.
  4. Natuna: Museum Sri Serendit, Bunguran Timur.
  5. Batam: The iLLusion Batam Museum di Bengkong laut Golden City, Batam 3D Museum di Nagoya Citywalk dan Museum MTQ Batam di perbatasan Batam Singapura.

Museum di Bangka Belitung

Bangka Belitung juga memiliki beberapa bangunan sejarah museum yang tersebar di beberapa wilayah dari Bangka Barat hingga Kota Pangkal Panjang.

  1. Bangka barat: Museum Timah Indonesia di Muntok.
  2. Belitung: Museum Tanjungpandan di Tanjung Pandang.
  3. Belituung Timur: Museum Kata Andrea Hirata di Gantung dan Museum Istiqomah di Kelapa Kampit.
  4. Kota Pangkalpinang: Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang dan Museum Cual Ishadi di Taman Sari.

Museum di Jambi

Salah satu museum yang terkenal di Jambi adalah Museum Perjuangan Rakyat Jambi yang ada di Danau Sipin yang merupakan pusat data dan fakta perjuangan rakyat untuk memperbaiki perikehidupan rakyat Jambi dari awal hingga masa reformasi. Selain itu, ada beberapa museum lain di Jambi yang juga bisa anda kunjungi, seperti:

  1. Kota Jambi: Museum Menara Gentala Arasy, Pelayangan dan Museum Siginjei di Telana Pura.
  2. Merangin: Museum Geopark Merangin di Bangko.

Museum di Sumatera Selatan

Berikut adalah daftar museum yang ada di Sumatera Selatan yang bisa anda kunjungi:

  1. Kota Lubuk Linggau: Museum Subkoss Garuda Sriwijaya di Lubuk Linggau Barat II.
  2. Kota Palembang: Museum Sriwijaya di Gandus, Museum Dr. A.K. Ganti di Sako dan Museum Negeri Sumatera Selatan di Sukarami.
  3. Ogan Komering Ulu: Museum Si Pahit Lidah di Semidang Aji. 

Museum di Jakarta 

DKI Jakarta adalah daerah yang memiliki begitu banyak museum yang digunakan sebagai tempat menyimpan objek peninggalan lama dan juga sumber ilmu pengetahuan, seperti:

  1. Kepulauan Seribu: Museum Pulau Onrust.
  2. Jakarta Pusat: Museum Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution, Sejarah Museum Joang 45, Museum Katedral, Sejarah Museum Kebangkitan Nasional, Museum Mohammad Hoesni Thamrin, Museum Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Sejarah Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Taman Prasasti, Museum Dharma Bhakti Kostrad, Museum Santa Maria Juanda, Museum Alkitab, Museum Korps Marinir Jakarta, Museum DPR RI, Museum Kehutanan Ir. Djamaludin Suryohadikusumo. 
  3. Jakarta Utara: Sejarah Museum Bahari, Museum Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Museum Benda Benda Alkitab Yerushalayim dan Museum Maritim Indonesia.
  4. Jakarta Barat: Museum Lukisan Universitas Pelita Harapan, Museum Tekstil, Sejarah Museum Bank Indonesia, Museum Mandiri, Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik dan Sejarah Museum Wayang Jakarta.
  5. Jakarta Selatan: Sejarah Museum Basoeki Abdullah, Museum Harry Darsono, Museum Layang Layang, Museum Polri, Museum Reksa Artha, Sejarah Museum Satria Mandala dan Museum Waspada Purbawisesa, Museum di Tengah Kebun. 
  6. Jakarta Timur: Museum Asmat, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Pengkhianatan PKI, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Fauna Indonesia Komodo, Museum Indonesia, Museum Olahraga Nasional, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Prangko Indonesia, Museum Pusaka, Museum Serangga, Museum Telekomunikasi, Museum Timor Timur dan Museum Transportasi.

Museum di Yogyakarta

Berikut akan kami berikan daftar museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data dari Kemendagri:

  1. Bantul: Museum Wayang Kekayon, Museum Sejarah Purbakala Pleret, Museum Tembi.
  2. Gunung Kidul: Museum Kayu Wanagama.
  3. Kota Yogyakarta: Museum Batik Yogyakarta, Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, Museum Sandi, Sejarah Museum Vredeburg, Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sejarah Museum Biologi UGM, Museum Perjuangan Yogyakarta, Museum Biologi UGM, Museum Perjuangan Yogyakarta, Sejarah Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Monumen Pangeran Diponegoro, Museum Anak Kolong Tangga.
  4. Sleman: Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa, Sejarah Museum Jogya Kembali, Sejarah Museum Ullen Sentalu.

Museum di Jawa Barat

Berikut akan kami berikan daftar museum yang ada di Provinsi Jawa Barat berdasarkan data dari Kemendagri seperti salah satunya sejarah Museum Linggarjati Cirebon:

  1. Kota Bandung: Museum Geologi Bandung, Museum Barli.
  2. Kota Bogor: Museum Perjuangan Bogor, Sejarah Museum Zoologi Bogor.
  3. Sumedang: Museum Prabu Geusan Ulun.

Museum di Jawa Tengah

Berikut akan kami berikan daftar nama nama museum yang ada di Jawa Tengah berdasarkan data Asosiasi Museum Nasional dan Kemendagri:

  1. Banyumas: Museum Bank Rakyat Indonesia.
  2. Cilacap: Museum Soesilo Soedarman.
  3. Demak: Museum Masjid Agung Demak.
  4. Kebumen: Roemah Martha Tilaar.
  5. Magelang: Mseum Karmawibhangga.
  6. Pekalongan: Museum Batik Pekalongan.
  7. Semarang: Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Museum Kereta Api Ambarawa.
  8. Surakarta: Museum Keraton Surakarta Hadiningrat, Museum Radyapustaka Surakarta, Museum Batik Danar Hadi.
  9. Kudus: Museum Kretek, Museum Situs Patiayam.

Museum di Jawa Timur

Di Jawa Timur juga terdapat beberapa museum yang bisa dikunjungi yang menyimpan informasi dan sejarah khususnya untuk Provinsi Jawa Timur:

  1. Museum Musik Indonesia.
  2. Museum Negeri Mpu Tantular.
  3. Museum Satwa.
  4. Museum Kapal Selam.
  5. Museum Trowulan.

Museum di Bali

Berikut adalah daftar nama nama museum di Bali yang menyimpan informasi dan juga peninggalan sejarah:

  1. Badung: Museum Pasifika, Museum Yadnya.
  2. Buleleng: Museum Gdong Kirtya.
  3. Gianyar: Museum Blanco, Museum Rudana, Museum Seni Neka.
  4. Klungkung: Museum Semarajaya.
  5. Tabanan: Museum Subak.
  6. Kota Denpasar: Museum Negara Provinsi Bali, Museum Le Mayeur.

Museum di Nusa Tenggara Barat

Berikut adalah daftar nama nama museum yang bisa anda kunjungi di Nusa Tenggara Barat:

  1. Museum Negara Propinsi Nusa Tenggara Barat.
  2. Museum Asi Mbojo.
  3. Museum Daerah Kabupaten Sumbawa.

Museum di Nusa Tenggara Timur

Berikut adalah daftar nama nama museum di Nusa Tenggara Timur yang bisa anda kunjungi:

  1. Museum Negara Propinsi Nusa Tenggara Timur.
  2. Museum Bikon Blewut.
  3. Museum Daerah Dr. [H.C] Oemboe Hina Kapita.

Museum di Papua

Berikut adalah daftar nama nama museum di Provinsi Papua yang bisa anda kunjungi:

  1. Museum Negeri Provinsi Papua.
  2. Museum Loka Budaya Universitas Cendrawasih.
  3. Museum Kebudayaan Asmat.
  4. Museum Noken.

Demikian ulasan lengkap dari kami kali ini tentang nama nama museum di Indonesia dari semua provinsi yang bisa anda kunjungi dimana masing masingnya menyimpan cerita sejarah lengkap dengan koleksi barang barang yang sarat akan nilai sejarah. Semoga bisa bermanfaat.

The post 181 Museum di Indonesia dan Letaknya Paling Bersejarah appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
8 Museum di Solo dan Koleksinya Wajib Dikunjungi /bangunan/museum-di-solo Wed, 18 Sep 2019 02:49:00 +0000 /?p=5183 Kota Solo yang berada di Jawa Tengah ini merupakan gerbang internasional yang bisa diakses langsung dari Kuala Lumpur dan juga Singapura selain juga bisa diakses dari Jakarta atau Bali lewat…

The post 8 Museum di Solo dan Koleksinya Wajib Dikunjungi appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Kota Solo yang berada di Jawa Tengah ini merupakan gerbang internasional yang bisa diakses langsung dari Kuala Lumpur dan juga Singapura selain juga bisa diakses dari Jakarta atau Bali lewat Yogyakarta. Kota Solo yang juga disebut dengan Surakarta ini memiliki banyak destinasi wisata dari mulai wisata kuliner, wisata alam, festival dan perayaan, arsitektur dan peninggalan sejarah serta museum dan perpustakaan. Solo adalah kota budaya yang mempunyai banyak peninggalan sejarah. Beberapa peninggalan sejarah ini tersimpan dengan rapi di beberapa museum yang ada di Solo dan berikut ini akan kami berikan ulasan tentang beberapa museum di Solo yang wajib anda kunjungi untuk menambah informasi dan wawasan.

  1. Museum Batik Danarhadi

Museum Batik Danar Hadi SoloMuseum di Solo pertama yang harus anda kunjungi adalah Museum Batik Danarhadi yang didirikan perusahaan batik Danar Hadi tahun 2008 yang tidak kalah dengan sejarah museum batik Pekalongan. Disini, anda bisa melihat berbagai koleksi batik dari zaman ke zaman sekaligus belajar banyak mengenai batik dari mulai sejarah, cara membuat batik dan juga belajar tentang filosofi dari masing masing jenis batik.

Di Museum Batik Danarhadi ini, anda bisa melihat berbagai koleksi batik seperti Batik Belanda, Batik Keraton, Batik Sudagaran, Batik Hokokai, Batik Indonesia bahkan sampai Batik Cina. Disini juga terdapat ruang workshop dimana anda bisa melihat proses pembuatan batik langsung bahkan praktik dengan canting di atas kain. Selain itu, di Museum Batik Danarhadi ini juga disediakan pusat perbelanjaan berbagai cinderamata yang khas Solo yakni hasil karya produksi workshop museum ini yang bisa anda beli sebagai oleh oleh.

Museum Batik Danarhadi ini bisa anda kunjungi dari pukul 09.00 hingga 16.30 dan anda hanya perlu membayar tiket masuk sekitar Rp.35.000 untuk umum dan Rp.15.000 untuk pelajar. Alamat: Slamet Riyadi No.261, Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah.

  1. Museum Keris Nusantara

Museum Keris NusantaraMuseum Keris Nusantara ada di daerah Sriwedari dimana anda bisa melihat banyak jenis keris dari berbagai bentuk dan juga usia berbeda dengan museum di Bali. Museum ini juga menyimpan berbagai benda yang memiliki unsur budaya seperti baju daerah Jawa Tengah dan juga gamelan. Museum Keris Nusantara ini memiliki 4 lantai dengan bangunan yang terlihat modern bahkan dilengkapi juga dengan eskalator.

Dari semua koleksi keris, ada sekitar 233 keris dan tombak yang dipajang, sementara sisanya disimpan dan akan dipajang secara bergiliran setiap tiga bulan sekali. Keris keris yang dipajang disini tentunya bukan keris sembarangan karena masing masing memiliki filosofi luhur yang diyakini oleh masyarakat Jawa. Alamat: Jl. Bhayangkara No.2, Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. Jam Buka: Selasa sampai Sabtu, pukul 09.00 sampai 15.00. Minggu, pukul 09.00 sampai 13.00 dan Senin tutup.

  1. Museum Lokanata

Di museum Lokananta ini, anda bisa melihat berbagai koleksi piringan hitam yang pada awalnya memang merupakan sebuah perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Sekarang, Lokananta ini sebetulnya masih digunakan sebagai tempat rekaman namun juga sekaligus dijadikan sebagai museum. Disini, anda bisa melihat berbagai alat rekaman lama lengkap dengan kaset piringan hitam dari berbagai musisi Indonesia seperti Manthos dan Waljinah. Alamat: Jl. A.Yani No.379 A. Yani No.379 A, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. Jam Buka: Senin sampai Jumat, pukul 08.00 sampai 16.00.

  1. Keraton Surakarta Hadiningrat

Dulu, tempat ini adalah sebuah kerajaan Keraton Solo yang kini dijadikan sebagai museum. Disini, anda bisa melihat banyak koleksi benda keraton dan juga berbagai benda lain yang mengandung unsur budaya Jawa. Alamat: Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah. Jam Buka: Senin sampai Minggu, pukul 09.00 sampai 15.00. Hari Jumat tutup.

  1. Museum Radya Pustaka

Museum Radya PustakaMuseum di Solo berikutnya yang harus anda kunjungi adalah Museum Radya Pustaka yang ada di Kecamatan Laweyan, Solo. Museum tua yang berada di Solo ini sudah ada dai tahun 1890 yang didirikan pada zaman Sri Susuhunan Pakubuwono IX. Disini anda akan melihat berbagai koleksi benda pusaka kuno seperti toombak, keris, wayang kulit, gamelan dan juga naskah kuno. Museum Radya Pustaka ini namanya mempunyai arti perpustakaan keraton. Untuk itulah tidak heran jika disini anda bisa melihat kurang lebih 400 naskah kuno yang tidak bisa anda temukan di tempat lainnya.

Sejak 1 Januari 19213, kemudian museum ini dipindahkan ke Jalan Slamet Riyadi di jalan utama Kota Solo yang letaknya satu kompleks dengan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dulu, gedung museum ini adalah kediaman warga Belanda bernama Johannes Busselaar. Disini anda tidak hanya bisa melihat berbagai koleksi naskah kuno, namun juga topeng, baju tradisional, patung, wayang kulit, buku buku dan juga foto kuno. Alamat: Slamet Riyadi Street, No.275, Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah.

  1. Monumen Pers Nasional

Jika anda ingin melihat dan belajar tentang sejarah pers nasional, maka Monumen Pers Nasional yang ada di Solo ini wajib untuk anda kunjungi yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan museum di Malang. Disini, anda bisa melihat berbagai dokumentasi tentang sejarah pers nasional dari koleksi benda dan juga bisa melakukan napak tilas para pejuang di bidang pers ketika memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Anda bisa melihat berbagai arsip media cetak berbentuk koran sampai majalah dari seluruh penjuru nusantara dari tahun sebelum kemerdekaan hingga sekarang. Monumen ini sangat dijaga oleh Dinas Kebudayaan yang mempunyai sekitar 15 ribu koleksi buku yang bisa anda akses dan pinjam secara bebas sebab keanggotaan perpustakaan dalam Monumen Pers Nasional ini dibuka untuk semua kalangan. Alamat: Jalan Gajah Mada, No.76, Banjarsari, Timuran, Solo.

  1. Museum UNS

Selain ada banyak sejarah museum Kota Makassar, Museum UNS di Solo ini juga tidak kalah menarik untuk anda kunjungi. Museum UNS adalah museum Universitas Sebelas Maret Solo yang mulai diresmikan ketika dies natalis ke-41. Museum yang terletak di gedung perpustakaan lantai 7 Kampus UNS Kentingan ini adalah lokasi yang unik karena mengandung banyak informasi dan sejarah sekaligus data kesejarahan dan kebudayaan UNS mulai dari sejarah nama sampai proses berdirinya termasuk juga berbagai barang bersejarah tahun 1952 sampai 1980 untuk UNS. Disini, anda juga bisa melihat mesin ketik kuno yang digunakan rektor sebelum menjadi Kampus UNS dan juga beberapa piala serta alat olahraga lain yang terbuka untuk mahasiswa UNS dan juga masyarakat umum.

  1. Museum Prasejarah Cluster Dayu

Museum Prasejarah Cluster Dayu juga menjadi museum di Solo yang harus anda kunjungi. Museum ini adalah salah satu bagian kompleks Situs Purbakala Saringan di Karanganyar yang terbuka untuk pelajar serta traveler yang ingin menambah informasi dan pengetahuan. Disini, nantinya anda bisa melihat berbagai lapisan tanah dari zaman prasejarah ratusan ribu tahun yang lalu dan juga berbagai artefak kuno yang tidak kalah menarik dengan museum di Singapore. Museum ini wajib dikunjungi jika anda memang ingin memperdalam ilmu geologi dan arkeologi. Museum ini dibuka dari mulai pukul 08.00 hingga 16.00.

Demikian ulasan dari kami kali ini tentang beberapa museum di Solo yang masing masing memiliki nilai sejarah dan informasi tersendiri sehingga harus anda kunjungi ketika sedang pergi ke Solo, Jawa Tengah.

The post 8 Museum di Solo dan Koleksinya Wajib Dikunjungi appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
10 Macam Koleksi Museum Bahari Jakarta dan Penjelasannya /bangunan/koleksi-museum-bahari-jakarta Fri, 23 Aug 2019 06:23:07 +0000 /?p=5072 Museum Bahari Jakarta adalah salah satu museum di Jakarta yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Koleksi Museum Bahari Jakarta terdiri dari berbagai jenis perahu…

The post 10 Macam Koleksi Museum Bahari Jakarta dan Penjelasannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Bahari Jakarta adalah salah satu museum di Jakarta yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Koleksi Museum Bahari Jakarta terdiri dari berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, serta kapal zaman VOC.

Sejarah Museum Bahari Jakarta

Pada masa Pemerintahan Belanda, Museum Bahari Jakarta adalah sebuah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih, dan mengepak hasil bumi seperti rempah-rempah yang merupakan komoditas utama VOC Belanda yang sangat laris di pasaran. Bangunan bersejarah di Jakarta ini berada persis di samping muara Ciliwung dan memiliki dua sisi. Sisi barat dikenal dengan nama Westzjidsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652 – 1771). Sisi timurnya dikenal dengan nama Oostzjidsche Pakhuizen atau Gedung Timur.

Gudang barat terdiri atas empat bangunan dan tiga unit diantaranya saat ini digunakan sebagai Museum Bahari. Gedung tersebut dulunya digunakan untuk menyimpan barang dagangan utama VOC di Nusantara, yakni rempah, kopi, teh, tembaga, tekstil, dan timah. Pada masa Jepang, gedung bersejarah ini difungsikan sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Pasca Indonesia merdeka, tempat bersejarah di Jakarta tersebut digunakan oleh PLN dan PTT untuk gudang. Barulah pada tahun 1976, bangunan cagar budaya tersebut dipugar kembali dan diresmikan sebagai Museum Baharai pada 7 Juli 1977. Baca juga koleksi Museum Mpu Tantular, koleksi Museum Geologi Bandung, dan koleksi Museum Fatahillah.

Koleksi Museum Bahari Jakarta

Koleksi Museum Bahari Jakarta yakni sebanyak 126 koleksi benda-benda sejarah kelautan. Koleksi utamanya adalah kapal dan perahu-perahu niaga tradisional. Diantara puluhan miniatur yang dipamerkan, terdapat 19 koleksi perahu asli dan 107 buah miniatur, foto-foto, dan biota laut lainnya.

Museum Bahari mempunyai tugas untuk merawat, melestarikan, dan menyajikan berbagai koleksi yang berhubungan dengan kehidupan kebaharian & kenelayanan bangsa Indonesia. Koleksi museum yang menunjukkan kekayaan bahari Indonesia ini secara tata pamer koleksi dan informasinya terbagi ke dalam sejumlah pembagian ruang, yakni sebagai berikut:

Koleksi Museum Bahari

  1. Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia

Pada ruangan ini koleksi yang dipamerkan adalah miniatur kapal dan peralatan untuk nelayan.

  1. Ruang Teknologi Menangkap Ikan

Ruangan ini menyajikan koleksi seperti pancing, bubu, dan jaring.

  1. Ruang Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional

Ruangan ini memamerkan teknologi dan sentra pembuatan kapal.

  1. Ruang Biota Laut

Ruangan ini menyajikan aneka jenis ikan, kerang, dugong, dan tumbuhan laut.

  1. Ruang Pelabuhan Jakarta 1800 – 2000

Ruangan ini menyajikan koleksi berbagai macam artefak yang berhubungan dengan sejarah pelabuhan di Jakarta pada rentang tersebut. Selain itu, juga dipamerkan meriam, benteng, dan keramik.

  1. Ruang Navigasi

Ruangan ini menyajikan teleskop, kompas, dan sejumlah alat bantu navigasi.

  1. Pelayaran Kapal Uap Indonesia – Eropa

Ruangan ini memamerkan berbagai foto-foto dokumentasi yang berkaitan dengan pelayaran kapal uap pertama dari Eropa ke Asia. Diantara berbagai koleksi museum tersebut adalah perahu tradisi asli Lancang Kuning (Riau), Perahu Phinis Bugis (Sulawesi Selatan), Jukung Karere (Irian) yang berukuran panjang 11 meter. Selain itu, juga terdapat miniatur Kapal VOC Batavia, miniature Kapal Latih Dewa Ruci, biota laut, foto-foto dan sebagainya.

Penjelasan dari beberapa koleksi perahu di Museum Bahari Jakarta adalah:

Koleksi Museum Bahari Jakarta

  1. Perahu Phinisi

Kapal tipe Phinisi merupakan jenis kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dan tujuh helai layar. Hal ini bermakna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sanggup mengarungi tujuh samudera besar di dunia. Kapal ini dibangun pada awal abad ke-20 oleh para pengrajin perahu Ara dan Lemo-lemo. Kapal Phinisi pertama dibuat untuk seorang nahkoda Bira, kampung asal pelaut terkenal Sulawesi.

Kapal Phinisi pertama berukuran kecil dengan panjang 10 – 15 meter dengan kapasitas 20 – 30 ton. Perahu ini digunakan oleh Tentara Jepang untuk keperluan perang pada Perang Dunia II, sehingga menjadi target serangan udara dan laut para lawannya. Walaupun armada phinisi saat itu ditenggelamkan, tetapi pelayaran tradisional tetap menjadi salah satau pilar utama pengembangan Republik Indonesia yang baru setelah Jepang menyerah.

  1. Lancang

Kata Lancang sendiri berarti perahu. Pada zaman dahulu dikenal jenis Lancang dari Banten, Kalimantan, dan Sumatera. Museum Bahari Jakarta memiliki koleksi Lancang kuning yang merupakan perahu untuk pesiar bagi raja dan keluarga.

  1. Perahu Gelati

Gelati ialah jenis perahu nelayan memiliki peran penting di Selat Bali. Perahu Gelati ini disebut Jung Raje oleh orang Madura. Perahu ini mendominasi dermaga di setiap pelabuhan perikanan di sepanjang pantai Utara Jawa. Rangka badan perahu ini terbuat dari kayu jati. Perahu ini memiliki panjang 12 meter dan lebar 2,6 meter serta berawak 18 orang. Pada saat pelayaran, lagu-lagu tradisional disetel melalui pengeras suara yang dipasang pada setiap layarnya. Layar dari Perahu Gelati ini berbentuk segitiga.

Museum ini juga menyajikan perlengkapan penunjang pelayaran, seperti jangkar, teropong, alat-alat navigasi, model mercusuar, dan aneka ragam meriam. Koleksi biota luat dan ikan dari perairan Indonesia, serta folklore adat-istiadat masyarakat nelayan Nusantara juga dipamerkan di museum ini. Museum Bahari Jakarta menunjukkan penampilan kebaharian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan dipamerkannya matra TNI Angkatan Laut, Taman Purbakala Pulau Onrust, Kartografi, tokoh-tokoh pahlawan kerajaan maritim Nusantara, dan foto-foto perjalana kapal KPM. Baca juga koleksi Museum Wayang, koleksi Museum Lampung, dan koleksi Museum Bayt Al-qur’an.

Peristiwa Terbakarnya Museum Bahari Jakarta

Museum Bahari Jakarta yang menyimpan berbagai macam jejak kekayaan bahari Indonesia ini pernah mengalami kebakaran pada 16 Januari 2017. Kebakaran tersebut terjadi pada pukul 08.55, sehingga menyebabkan terbakarnya sejumlah koleksi museum. Kebakaran yang terjadi berhasil menghancurkan beberapa bagian bangunan dan koleksi museum. Api melahap Museum Bahari Jakarta di bagian Gedung A Blok 1 dan Gedung C Blok 1 dan 2. Pada bagian gedung tersebut tersimpan beberapa koleksi sejarah bahari.

Koleksi yang terbakar meliputi berbagai koleksi museum yang disumbangkan kedutaan besar negara lain yang menimpa Gedung C. Koleksi tersebut berada di lantai 2 Gedung C atau di ruang pameran Perang Laut Jawa. Ruang pameran Perang Laut Jawa tersebut berisi benda-benda yang disumbangkan kedutaan bekerja sama dengan Museum Bahari. Kedutaan tersebut terdiri dari Kedutaan Amerika, Kedutaan Australia, Kedutaan Belanda, dan Kedutaan Inggris.

Inilah penjelasan mengenai koleksi Museum Bahari Jakarta. Baca juga koleksi Museum Sri Baduga, koleksi Museum Sangiran, dan koleksi Museum Angkut. Semoga bermanfaat.

The post 10 Macam Koleksi Museum Bahari Jakarta dan Penjelasannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
11 Zona Koleksi Museum Angkut Malang /bangunan/koleksi-museum-angkut Thu, 22 Aug 2019 02:35:12 +0000 /?p=5057 Sejarah Museum Angkut adalah museum yang berada di Kota Batu, Jawa Timur. Museum ini adalah museum transportasi dan tempat wisata modern. Koleksi Museum Angkut terdiri dari koleksi mobil dan alat…

The post 11 Zona Koleksi Museum Angkut Malang appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Angkut adalah museum yang berada di Kota Batu, Jawa Timur. Museum ini adalah museum transportasi dan tempat wisata modern. Koleksi Museum Angkut terdiri dari koleksi mobil dan alat transportasi lainnya. Museum Angkut diresmikan pada tanggal 9 Maret 2014. Museum transportasi ini berdiri di lahan seluas 3,8 hektar di lereng Gunung Panderman. Museum ini beralamat di Jalan Terusan Sultan Agung atas No. 2, Desa Ngaglik, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

Museum ini didirikan dengan tujuan untuk edukasi. Pihak museum ingin mengenalkan kepada masyarakat mengenai perkembangan alat angkut. Selain itu, mereka juga ingin mengapresiasi para pembuat alat angkut yang umumnya tidak diketahui banyak orang.

Koleksi Museum Angkut

Museum Angkut di Kota Batu ini merupakan museum alat angkut terbesar se-Asia Tenggara. Koleksi Museum Angkut tergolong cukup fantastis. Ada sekitar 500-an koleksi, yakni 300-an berupa koleksi mobil dan 200-an lainnya adalah transportasi lain. Koleksi tertua dari Museum Angkut adalah keluaran 1910, yakni Buick Ten Toy Tonneau dari Amerika Serikat. Model mobil ini masih seperti kereta dan mirip mobil Ford keluaran pertama. Uniknya, mobil antik ini masih dapat dijalankan hingga sekarang.

Koleksi paling muda atau keluaran terbaru adalah mobil keluaran tahun 2004. Mobil tersebut adalah Hummer H2 Limousine. Mayoritas mobil yang di koleksi adalah mobil klasik. Pihak museum membedakan antara mobil klasik dan mobil kuno. Mobil klasiK dapat dilihat berdasarkan model, sedangkan mobil kuno adalah berdasarkan usianya. Museum Angkut ini memiliki beberapa koleksi mobil kuno, tetapi ada juga yang replika. Salah satu replika yang ditampilkan adalah replika mobil uap yang terakhir diproduksi pada tahun 1700. Baca juga koleksi Museum Bayt Al-quran, koleksi Museum Geologi Bandung, koleksi Museum Benteng Vredeburg, dan museum di Malang.

Museum Angkut terbagai menjadi beberapa zona yang didekorasi dengan setting landscape model bangunan dari benua Asia, Eropa, dan Amerika. Pembagian zona di Museum Angkut adalah:

Koleksi Museum Angkut

  1. Zona Hall Utama

Zona Hall Utama memiliki kesan mewah karena desain interiornya. Zona ini memamerkan berbagai macam koleksi kendaraan terpopuler dari masa ke masa yang berasal dari seluruh dunia. Berbagai macam mobil antik disajikan di zona ini.

  1. Zona Edukasi

Zona Edukasi menyajikan transportasi yang memiliki kaitan nilai sejarah di Indonesia maupun luar negeri. Zona ini sangat cocok bagi pecinta sejarah otomotif. Mobil Chrysler Windsor Duluxe yang pernah digunakan oleh Presiden Soekarno disajikan di zona ini.

  1. Zona Sunda

Zona Sunda menampilkan suasana layaknya Jakarta Tempo dulu. Pada zona ini dipamerkan berbagai macam bentuk angkutan kuno dari motor hingga mobil yang digunakan di jalanan Jakarta pada tahun 70 an dan 80an.

  1. Zona Gangster Town dan Broadway Street

Pada Zona Gangster Town dan Broadway Street disajikan pameran museum yang dikemas seperti layaknya kota gangster. Kota gangster tersebut mirip seperti di film-film gangster Amerika lengkap dengan tahanan dan penjara.

  1. Zona Eropa

Zona Eropa menampilkan berbagai koleksi otomotif dari Benua Eropa. Misalnya, dari negara Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia. Selain itu, tidak hanya koleksi otomotifnya saja yang berasal dari negara-negara di Eropa. Zona Eropa juga didesain mirip dengan suasana kota aslinya.

Museum Angkut

  1. Zona Istana Buckingham

Selain Zona Eropa, terdapat juga satu zona khusus yang menampilkan gaya Eropa yakni Zona Istana Buckingham. Inggris, tempat beradanya Istana Buckingham, memang dikenal sebagai salah satu negara produsen otomotif kelas dunia. Produksi otomotif dari negara ini seperti Royal Enfield, Francais Barnett, Austin, Rolls Royce, Triumph, dan Matchless. Zona ini juga menampilkan mobil Land Rover yang pernah digunakan sebagai Ratu Elizabteh saat parade di Australia. Pada zona ini disajikan berbagai macam kendaraan Kerajaan Inggris. Pengunjung dapat menikmatinya dengan menaiki kereta berputar di area ini.

  1. Zona Las Vegas

Selain benua Eropa, Amerika juga dikenal sebagai produsen otomotif di dunia. Museum Angkut menampilkan Zona Las Vegas yang menyajikan suasana khas Amerika. Mobil-mobil mewah ditata rapi pada zona ini. Pada zona ini mobil yang di pajang mulai dari Cadillac, Mustang, Impala, Pontiac, dan masih banyak lagi.

  1. Zona Hollywood

Zona Hollywood berisi berbagai macam kendaraan yang pernah digunakan dalam film-film produksi Hollywood. Zona ini juga memiliki tata ruang yang terlihat seperti dalam latar-latar film Hollywood.

  1. Zona Pasar Apung

Zona Pasar Apung atau Pasar Apung Nusantara menyajikan berbagai macam souvenir. Zona ini menyediakan perahu untuk berkeliling pasar apung. Pada zona ini disajikan juga berbagai macam kerajinan dan lukisan yang merupakan hasil dari seniman di wilayah Batu. Zona ini juga menyajikan sajian kuliner Nusantara, sesuai dengan nama gubug yang ada. Gubug-gubug disini sudah dipisahkan dengan nama-nama kota di Indonesia. Misalnya gubug Jepara, gubug ini tentu saja akan menjual semua yang berhubungan dengan Jepara.

  1. Zona Flight Training

Zona Flight Training menjadi tempat yang tepat bagi seseorang untuk belajar menjadi pilot. Zona ini menampilkan sebuah ruang kokpit pesawat yang didesain mirip dengan aslinya.

  1. Museum Topeng D Kingdom

Museum Topeng D Kingdom menyajikan bagaimana topeng-topeng di Indonesia disuguhkan dan dibuat. Topeng-topeng tersebut menunjukkan keindahan warisan yang tidak bisa dihindarkan. Baca juga koleksi Museum Satria Mandala, koleksi Museum Lampung, dan koleksi Museum Mpu Tantular.

Pertunjukan Menarik di Museum Angkut

Selain koleksi berbagai macam angkutan, Museum Angkut Malang juga menyajikan berbagai macam pertunjukan menarik. Beberapa pertunjukan di museum ini adalah:

  • Night Divas at Broadway

Museum Angkut menyajikan sebuah pertunjukan bertajuk Night Divas at Broadway pada malam hari. Pertunjukan ini adalah sebuah pementasan yang mengkompilasikan antara tarian dan nyanyia ala Broadway. Sekelompok wanita cantik berkumpul dan menari di area Zona Ganster dan Broadway.

  • Special Car and Costume Parade

Special Car and Costume Parade adalah pertunjukan parade mobil dan kostum yang diadakan setiap pukul 16.30 sore. Para penampil akan berkumpul dan melakukan sebuah pertunjukan yang dilengkapi oleh pertunjukan dari DJ.

  • Cars Round Up

Cars Round Up adalah pertunjukan dari berbagai macam mobil yang berkeliling area museum. Para pengunjung museum bahkan diperbolehkan untuk melihat langsung interior dari mobil-mobil yang berparade.

Inilah penjelasan mengenai koleksi Museum Angkut di Kota Batu, Jawa Timur. Baca juga koleksi Museum Zoologi Bogor, koleksi Museum Sangiran, dan koleksi Museum Wayang. Semoga bermanfaat.

The post 11 Zona Koleksi Museum Angkut Malang appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
10 Koleksi Museum Sri Baduga dan Keterangannya /bangunan/koleksi-museum-sri-baduga Thu, 22 Aug 2019 02:21:05 +0000 /?p=5050 Museum Sri Baduga adalah salah satu museum di Bandung yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Museum ini beralamat di Jalan BKR No. 185 Bandung, Jawa Barat. Koleksi Museum Sri…

The post 10 Koleksi Museum Sri Baduga dan Keterangannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Sri Baduga adalah salah satu museum di Bandung yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Museum ini beralamat di Jalan BKR No. 185 Bandung, Jawa Barat. Koleksi Museum Sri Baduga meliputi benda-benda bersejarah terkait dengan peninggalan bersejarah di Jawa Barat.

Sejarah Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga pembangunannya mulai dilakukan pada tahun 1974, yakni dengan memanfaatkan bangunan bersejarah di Jawa Barat yakni bekas Kawedanan Tegallega. Museum ini diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu (Daoed Joesoef) yang didampingi oleh Gubernur Jawa Barat (H. Aang Kunaefi) dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat pada awalnya.

Setelah sepuluh tahun kemudian yakni pada 1 April 1990 ditambahkan dengan nama “Sri Baduga”. Nama “Sri Baduga” diambil dari gelar salah seorang Raja Pajajaran, Sri Baduga Maharaja (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Padjajaran Sri Sang Ratu Dewata) sesuai yang tertulis pada Prasasti Batutulis. Penamaan Sri Baduga pada museum ini bertujuan agar nama besar Raja Padjajaran dapat dikenang sepanjang masa oleh masyarakat Jawa Barat. Penamaan museum ini kemudian ditetapkan melalui Kepmendikbud nomor 02223/0/1990 tanggal 4 April 1990.

Museum yang menyimpan berbagai koleksi luar biasa ini berubah statusnya menjadi Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat pada Otonomi Daerah 2002. Tugas pokok dan fungsi dari balai penggelolaan tersebut adalah melaksanakan pengumpulan, penelitian, perawatan, dan penyajian benda peninggalan sejarah alam dan kebudayaan Jawa Barat serta bimbingan edukatif kultural. Baca juga tempat bersejarah di Jawa Barat, sejarah Museum Linggarjati, dan koleksi Museum Satria Mandala.

Koleksi Museum Sri Baduga

Koleksi Museum Sri BadugaHingga 2014, sebanyak 6.947 buah koleksi telah menjadi koleksi Museum Sri Baduga. Sekitar sepuluh persen dari koleksi tersebut dipamerkan di ruang pameran tetap. Koleksi tersebut dikelompokkan dalam sepuluh klasifikasi, yakni sebagai berikut:

  1. Koleksi biologi meliputi kajian tentang kehidupan, evolusi, pertumbuhan, dan persebaran manusia prasejarah.
  2. Koleksi geologi yakni koleksi tentang ilmu sains yang mempelajari bumi, komposisi, struktur sejarah, dan proses pembentukan Provinsi Jawa Barat.
  3. Koleksi arkeologi yakni koleksi mengenai kebudayaan masa lalu yang dapat dipelajari dari peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan.
  4. Koleksi sejarah yakni koleksi yang diambil dari berbagai peristiwa pada masa lampau.
  5. Koleksi etnografika yakni koleksi yang berkaitan dengan benda-benda budaya daerah. Koleksi ini dipamerkan melalui sebuah foto, miniatur, maket, dan replika.
  6. Koleksi filologika adalah pembelajaran bahasa dalam sumber-sumber yang ditulis dan isinya tentang sastra, sejarah, dan linguistik.
  7. Koleksi keramologika adalah koleksi benda-benda keramik atau gerabah yang dibuat dari tanah dan dikeraskan melalui sebuah pembakaran.
  8. Koleksi teknologika meliputi barang-barang untuk kelangsungan hidup manusia zaman dahulu.
  9. Koleksi numismatika dan heraldika meliputi koleksi mata uang yang digunakan untuk perdagangan pada masa itu.
  10. Koleksi seni rupa meliputi koleksi kesenian yang diciptakan oleh manusia prasejarah dan menjadi peninggalan yang harus dilestarikan.

Ruangan Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga terdiri dari 3 lantai bangunan dan dibangun di atas lahan seluas 8.500 meter persegi. Ketiga lantai dari museum ini beserta koleksi di setiap lantainya adalah sebagai berikut:

  1. Lantai satu

Lantai satu menampilkan tampilan perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Pada lantai ini digambarkan sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat. Hal ini misalnya dengan ditampilkannya benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa prasejarah hingga zaman Hindu Buddha. Gambaran mengenai kehidupan manusia di Jawa Barat sudah ada sejak 600.000 tahun silam. Jejak kehidupan tersebut dibuktikan dengan temuan-temuan perkakas kuno yang tersimpan di wilayah ini. Artefak tersebut menjadi bukti adanya kehidupan prasejarah.

Pengaruh Hindu Buddha memberi pengaruh yang sangat besar pada perkembangan kebudayaan manusia di Jawa Barat dalam berbagai bidang. Bidang tersebut seperti seni rupa, aksara, sastra, seni bangunan (arsitektur), sistem kepercayaan, dan filsafat. Pada lantai satu museum ini terdapat gambaran mengenai peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di masa Plestosen Atas (sekitar 3 – 10 juta tahun yang lalau). Saat itu, Indonesia bagian barat membentuk satu daratan dengan Asia dan Australia. Pembentukan daratan tersebut menyebabkan migrasi hewan purba, seperti kerbau purba/Bubalus Paleokerabau dan kuda nil.

Selain itu, ditampilkan juga penjelasan peristiwa lain yakni dampak dari letusan Gunung Sunda yang terjadi sekitar 125.000 tahun lalu yang menyebabkan aliran Sungai Citarum tersumbat. Peristiwa tersebut menyebabkan seluruh aliran sungai yang terdapat di sekeliling Cekungan Bandung terperangkat dan membentuk genangan sangat luas berupa danau yang dikenal dengan Danau Bandung Purba.

  1. Lantai dua

Lantai dua menyajikan materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, perdagangan, transportasi, jenis mata pencaharian, pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa, dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat.

Masuknya pengaruh budaya luar berdampak positif pada kecakapan tulis menulis. Masyarakat Sunda sudah mengenal tulisan sejak abad ke-5 Masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya tulisan pada prasasti tinggalan dari Kerajaan Tarumanegara (Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun, dan Prasasti Tapak Kaki Gaja). Selain itu, ditemukannya juga bukti dalam bentuk naskah dengan bahan daun lontar, daun kelapa, daun nipah, tembaga, kulit binatang, dan sebagainya.

Masuknya bangsa luar juga berpengaruh pada majunya teknologi peralatan mencari ikan, bercocok tanam, dan perdagangan. Menurut naskah Sunda Kuno Siska Kanda Ng Karesian, diduga bahwa berladang (ngahuma) adalah cara-cara bercocok tanam yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Orang Mataram memperkenalkan pertanian sistem sawah dengan teknologi irigasi sekitar abad ke-18 Masehi.

  1. Lantai tiga

Lantai tiga menampilkan koleksi etnografi yang berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, keramik asing, dan kesenian. Lantai ini menampilkan koleksi yang dianggap unggulan karena sudah jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Koleksi tersebut misalnya bokor emas, topeng emas, teodolit, senjata peninggalan VOC, pakinangan, keramik asing, kain panjang yang pernah digunakan oleh Bupati Galuh abad ke-16 Masehi, benda yang terbuat dari kristal, dan lukisan. Selain itu, terdapat juga koleksi-koleksi mata uang yang pernah beredar sebagai alat perdagangan.

Berbagai gambaran tentang kesenian ditampilkan melalui dipamerkannya berbagai alat kesenian khas Jawa Barat. Alat kesenian yang ditampilkan antara lain angklung buhun, rebana, kecapi, karinding, taleot, rebab, gamelan ajeng, dan gamelan degung. Kehidupan kesenian di Jawa Barat berkembang sesuai dengan kehidupan pendukungnya. Awalnya kesenian di Jawa Barat diciptakan dan digunakan untuk melengkapi upacara yang berhubungan dengan kegiatan pertanian. Misalnya, angklung buhun yang kerap kali dimainkan dalam rangka menghormati Dewi Padi atau Dewi Sri.

Inilah penjelasan mengenai koleksi Museum Sri Baduga. Baca juga koleksi Museum Zoologi Bogor, koleksi Museum Wayang, dan koleksi Museum Nasional. Semoga bermanfaat.

The post 10 Koleksi Museum Sri Baduga dan Keterangannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Daftar Koleksi Museum Sangiran Beserta Penemuannya /bangunan/koleksi-museum-sangiran Wed, 21 Aug 2019 09:28:19 +0000 /?p=5042 Museum Sangiran adalah museum yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut berada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Koleksi Museum Sangiran terdiri dari berbagai hal…

The post Daftar Koleksi Museum Sangiran Beserta Penemuannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Sangiran adalah museum yang berada di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut berada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Koleksi Museum Sangiran terdiri dari berbagai hal yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah. Sejarah Museum Sangiran diawali dari tahun 1883, yakni ketika P.E.C Schemulling melakukan eksplorasi pertama yang kemudian dilanjutkan oleh Eugene Dubois. Antusias penelitian saat itu belum begitu terasa, karena ia memusatkan aktivitas penelitiannya di kawasan Trinil, Ngawi.

Sejarah Museum Sangiran

Penelitian baru dilakukan secara  antusias dan intens oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada 1934. Ia memulai penelitian setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta (tulang buta/raksasa) oleh warga dan diperdagangkan. Perdagangan fosil mulai ramai karena penemuan tulang paha dan tengkorak Pithecantropus erectus oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi. Contoh fosil di indonesia lainnya yang ditemukan oleh masyarakat sekitar misalnya Meganthropus palaejovanicus dan berbagai fosil binatang.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan sekitar Sangiran seluas 56 km2 sebagai daerah cagar budaya pada tahun 1977. Pendirian situs museum dan konservasi laboratorium sederhana pun dilakukan di lokasi kawasan Sangiran pada tahun 1988. Situs Sangiran kemudian ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1996 sebagai Sangiran Early Man Siter. Museum Sangiran dan pusat pengunjung dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 15 Desember 2011.

Sangiran ialah situs terpenting bagi perkembangan berbagai bidang ilmu seperti arkeologi, antropologi, geologi, biologi, dan paleoantropologi. Situs Sangiran luasnya mencapai 56 km2 yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yakni Kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh, serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yakni Kecamatan Gondangrejo. Situs Sangiran terletak di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo). Museum Sangiran dan situs arkeologinya tidak hanya menjadi objek wisata yang menarik, tetapi juga menjadi area penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan dunia. Baca juga koleksi Museum Lampung, koleksi Museum Mpu Tantular, museum di Surabaya,  dan koleksi Museum di Malang.

Koleksi Museum Sangiran

Koleksi Museum SangiranBerdasarkan Situs resmi Kabupaten Sragen, temuan fosil di Sangiran untuk jenis hominid purba ada 50 jenis atau individu. Fosil tersebut ditemukan di wilayah tersebut dan merupakan 50% dari temuan fosil di dunia dan 65% dari temuan di Indonesia. Lebih dari 13.685 fosil, di mana 2.931 fosil berada di museum dan sisanya disimpan di gudang penyimpanan.

Museum Sangiran dan Situs Sangiran memberikan informasi lengkap tentang  pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan berbagai ilmu pengetahuan. Situs ini juga menjadi tempat pertama ditemukannya fosil rahang bawah yakni jenis Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam takson Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald. Selain itu, Situs Sangiran memiliki jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun yang masih dapat ditemukan hingga kini. Bahkan dengan kondisi relative utuh, sehingga para ahli mampu merangkai sebuah benang merah dari sejarah yang pernah terjadi di Sangiran secara berurutan.

Berdasarkan penelitian para ahli, kawasan Museum Sangiran pada masa purba adalah hamparan lautan. Namun, karena prosesn geologi dan bencana alam, letusan Gunung Lawu, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi, menjadikan Sangiran menjadi daratan. Hal tersebut terbukti dari adanya lapisan-lapisan tanah yang membentuk wilayah Sangiran berbeda dengan lapisan tanah di tempat lainnya. Pada setiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan zamannya.

Museum Sangiran memiliki beberapa klaster, yakni Sangiran Klaster Ngebung, Museum Sangiran Klaster Dayu, Museum Sangiran Klaster Bukuran, dan Museum Sangiran Klaster Krikilan. Klaster tersebut berada tidak jauh dari Museum Sangiran, yakni hanya berjarak beberapa kilometer dari Museum Sangiran ini. Akses jalan menuju klaster-klaster museum ini pun tergolong memadai.

1. Ruang Pameran Museum Sangiran

Ruang Pameran museum menjadi salah satu warisan budaya dunia (World Heritage List). Museum Sangiran membagi Ruang Pameran menjadi beberapa bagian. Setiap ruang pameran menyajikan berbagai fosil dari jutaan tahun lalu yang tertata rapi dan dilengkapi dengan keterangan fosil tersebut. Museum ini juga memiliki fasilitas lainnya, seperti laboratorium, gudang fosil, fasilitas audio visual, mess untuk para peneliti, gardu pandang, dan ruang slide. Terdapat juga kios-kios yang berjajar rapi dan menjual berbagai pernak-pernik dari batuan, topi, baju, dan makanan lainnya.

2. Koleksi Museum Sangiran

Koleksi di Museum SangiranMuseum Sangiran memiliki koleksi hampir kurang lebih 13.000 fosil. Penemuan fosil-fosil tersebut menjadi yang terbanyak di kawasa Asia. Museum ini pun kemudian merupakan jujukan bagi peneliti dunia untuk mempelajari kehidupan manusia di masa lampau. Koleksi Museum Sangiran dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya. Koleksi Museum Sangiran diantaranya adalah:

  • Fosil Manusia Purba

Fosil manusia purba yang berada di museum ini terdiri dari jenis Pithecanthropus, seperti Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus). Terdapat juga fosil manusia purba jenis Homo, seperti Homo Soloensis, Homo neanderthal Eropa, Homo Neanderthal Asia, dan Homo Sapiens. Jenis fosil manusia purba lainnya seperti Australopithecus africanus dan Meganthropus palaeojavanicus.

  • Fosil binatang purba bertulang belakang

Fosil binatang bertulang belakang yang menjadi koleksi museum ini diantaranya adalah Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Bovidae (sapi banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

  • Fosil binatang air purba

Selain fosil binatang purba bertulang belakang, Museum Sangiran juga memiliki koleksi fosil binatang air purba. Koleksi tersebut diantaranya ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Crocodilus sp (buaya), Mollusa (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), foraminifera, dan Chelonia sp (kura-kura).

  • Batu-batuan

Jenis batu-batuan yang dipamerkan di museum ini diantaranya adalah kalesdon, meteorit atau taktit, agate, diatome, dan ametis.

  • Alat-alat batu

Terdapat koleksi alat-alat batu yseperti serpih, serut, bilan, gurdi, bola batu, kapak persegi, dan kapak perimbas-penetak yang disajikan di ruang pameran.

Museum Sangiran tidak hanya menampilkan koleksi-koleksinya yang menggambarkan kehidupan masa prasejarah, tetapi juga memiliki spot-spot menarik untuk berswafoto. Museum ini memiliki jembatan dengan arsitektur menyerupai gading gajah berwarna putih, pancuran, dan sebagainya. Inilah penjelasan mengenai sejarah dan koleksi Museum Sangiran. Baca juga koleksi Museum geologi Bandung, koleksi Museum Zoologi Bogor, dan koleksi Museum Wayang. Semoga bermanfaat.

The post Daftar Koleksi Museum Sangiran Beserta Penemuannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
11 Koleksi Museum Nasional Jakarta Beserta Penjelasannya /bangunan/koleksi-museum-nasional Tue, 20 Aug 2019 05:20:12 +0000 /?p=5034 Museum Nasional  Republik Indonesia dikenal juga dengan nama Museum Gajah. Museum di Jakarta ini adalah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di Jalan Merderja Barat 12, Jakarta Pusat.…

The post 11 Koleksi Museum Nasional Jakarta Beserta Penjelasannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Nasional  Republik Indonesia dikenal juga dengan nama Museum Gajah. Museum di Jakarta ini adalah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di Jalan Merderja Barat 12, Jakarta Pusat. Koleksi Museum Nasional terdiri dari benda-benda kuno dari seluruh nusantara. Koleksi Museum Nasional dikelompokkan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numimistik, relik sejarah, buku langka, dan benda berharga. Berdasarkan data dari website resmi Museum Nasional, hingga saat ini (tahun 2019) koleksi yang dikelola berjumlah 140.000 benda. Baca juga koleksi Museum Lampung, koleksi Museum Satria Mandala, dan koleksi Museum Mpu Tantular.

Pada awalnya, koleksi Museum Nasional juga meliputi naskah-naskah manuskrip kuno. Setelah gedung Perpustakaan Nasional RI didirikan, maka naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini disimpan di Perpustakaan Nasional. Koleksi museum ini banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda, dan pembelian. Koleksi etnografi Indonesia dan koleksi keramik di museum ini terbilang cukup lengkap. Baca juga koleksi Museum Benteng Vredeburg, koleksi Museum Geologi Bandung, dan koleksi Museum Fatahillah.

Koleksi Museum Nasional diantaranya adalah:

  1. Patung Bhairawa

Patung Bhairawa adalah patung tertinggi di Museum Nasional, yakni setinggi 414 cm. Patung ini adalah manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di Bumi. Patung tersebut adalah patung laki-laki yang berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak. Patung ini memegang cangkir yang terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan memegang keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Patung ini ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat dan diperkirakan berasal dari abad ke 13 – 14.

  1. Arca Buddha Dipangkara

Arca Buddha Dipangkara adalah koleksi arca Buddha tertua di Museum Nasional. Arca ini terbuat dari perunggu dan disimpan dalam Ruang Perunggu dalam kotak kaca tersendiri.

  1. Arca Wisnu Cibuaya

Arca Wisnu Cibuaya adalah arca Hindu tertua di Nusantara, yang berasal dari sekitar abad ke-4 Masehi. Arca ini terletak di Ruang Arca Batu dan dipajang tanpa teks label serta terhalang oleh arca Ganesha dari Cando Banon.

  1. Sertali

Sertali adalah ornamen kepala yang masih digunakan oleh kaum bangsawan Batak Karo, Sumatra Utara. Ornamen kepala ini dibuat dari lempeng perak yang dibuat tanduk kerbau dan rumah tradisional. Ornament kepala ini dikenakan oleh pengantin dan dukun pada acara-acara tertentu.

  1. Cili

Cili berasal dari Bali dan digambarkan dengan bentuk wanita bergelung yang dianggap sebagai simbol “Dewi Sri”. Cili biasanya dibuat dari anyaman daun lontar atau daun  pandan. Cili akan ditempatkan di atas sesaji dan dibawa pada upacara tertentu, misalnya upacara atau sebagai hiasan pada lamak (salah satu dekorasi bebantenan di Bali).

  1. Mamuli

Mamuli terbuat dari emas dan berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.  Mamuli merupakan lambang jati diri seseorang dalam kehidupan dalam kehidupan masyarakat Sumba. Benda ini sering digunakan dalam ritual adat yang sangat sakral seperti perkawinan ataupun kematian, bahkan dijadikan simol status sosial seseorang. Mamuli juga dijadikan benda pusaka yang disimpan secara khusus bagi keluarga keturunan darah biru Sumba. Dalam bahas daerah disebut omma, yakni perhiasan yang dipakai oleh perempuan. Kaum laki-laki juga menggunanakan mamuli sebagai aksesoris untuk upacara adat tertentu.

Fungsi pertamanya adalah untuk bekal kubur dan simbol status sosial dari orang yang meninggal. Bekal kubur bertujuan untuk menjamin kesejahteraan arwah pada kehidupan setelah mati dan selamat dalam perjalanan menuju alam nirwana untuk bisa berkumpul bersama leluhurnya. Fungsi kedua adalah untuk mahar pernikahan. Mamuli dianggap sebagai lambang perdamaian antara pihak wanita dan laki-laki serta simbol kesuburan dan kewanitaan. Mamuli wajib ada dalam pernikahan, jika pihak pria tidak dapat memenuhinya maka dapat diganti dengan benda lain yang setara. Fungsi ketiga yakni sebagai perhiasankaum perempuan Sumba. Mereka memodifikasi mamuli layaknya anting-anting yang dipakai sehari-hari.

  1. Kain bentenan bermotif ka’iwu pantola

Kain bentenan motif ka’iwu pantola dipengaruhi oleh motif patola India. Menurut Hetty Nooy Palm, seorang peneliti Belanda, kain bentenan jenis ii terakhir ditenun pada tahun 1880. Kain bentenan dibuat dengan teknik ikat yang rumit. Mulai dari pemintalana benang, pengikatan dan pewarnaan benang, dan penjemuran. Kain selanjutnya akan ditenun tanpa terputus hingga berbentuk silinder (sarung) dengan alat tenun tradisional yang telah punah. Bahkan sebelum menenun, penenun akan melantunkan lagu “Ruata” yang berarti Tuhan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menghasilkan kain tenun yang indah.

  1. Padrao

Padrao adalah batu peringatan perjanjian antara Kerajaan Sunda dan Portugis. Gubernur Portugis di Malaka, Jorge d’Alberqueque, mengutus Henrique Leme pada tahun 1522. Hal ini dilakukan untuk mengadakan hubungan dagang dengan Raja Sunda yang bergelar “Samiam”. Perjanjian antara kedua pihak dibuat pada 21 Agustus 1522. Isi perjanjian tersebut adalah Portugis diizinkan mendirikan kantor dagang berupa benteng di wilayah Kalapa dan di tempat tersebut didirikan batu peringatan (Padrao) dalam Bahasa Portugis.

Kerajaaan Sunda menyetujui perjanjian tersebut karena selain hubungan perdagangan, Portugis memberikan bantuan untuk menghadapi Kerajaan Islam Demak. Perjanjian tersebut tidak terlaksana dengan baik, karena pada tahun 1527 Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa.

  1. Arca Bodhisattwa Manjusri

Arca Bodhisattwa Manjusri ketika masih muda, yang menguasai masa akan datang. Tangan kanan arca ini bersikap waramudra, yang berarti memberi anugerah. Sementara tangan kirinya memegang tangkai bunga teratai biru (utpala) setengah terbuka dan diatasnya terletak sebuah pustaka (buku) yang melambangkan pencerahan.

  1. Prasasti Hantang

Prasasti Hantang 1057 Saka atau 1053 Masih berasal dari periode awal Kediri. Prasasti ini menggunakan istilah “panji” dan menyebutkan nama raja Sri Maharaja Apanji Jayabhaya. Para pejabat kerajaannya menggunakan gelar panji, misalnya Mapanji Mandaha, Mapanji Kabandha, dan Mapanji Daguna.

  1. Peninggalan-Peninggalan Jaap Kunst

Jaap Kunstt adalah seorang Belanda yang meninggalkan Belanda menuju Hindia Belanda. Jaap Kunst mempelajari gamelan Jawa dan juga membuat dokumentasi foto serta rekaman suara gamelan dalam bentuk wax cylinder (silinder lilin ) untuk pertama kalinya di tahun 1922. Kurst mengelilingi Indonesia sepanjang tahun 1930 dan melakukan penelitain dan pendokumentasian kegiatan seni di wilayah tersebut. Misalnya, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Kepulauan Kei (Maluku), Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Tahun 1932, ia tinggal di Batavia dan menjadi kurator tidak remsi di Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (kini Museum Nasional) sebelum akhirnya kembali ke Belanda. Peninggalan-peninggalan Jaap Kunst diantaranya koleksi alat musik, rekaman silinder lilin, positif kaca (berisi dokumen foto-foto), dan piringan hitam.

Inilah penjelasan mengenai koleksi Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah. Baca juga sejarah Museum Gajah, koleksi Museum Dirgantara, dan sejarah Museum Lubang Buaya . Semoga bermanfaat.

The post 11 Koleksi Museum Nasional Jakarta Beserta Penjelasannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
5 Koleksi Museum Fatahillah Jakarta dan Penjelasannya /bangunan/koleksi-museum-fatahillah Fri, 16 Aug 2019 04:58:50 +0000 /?p=5002 Museum Fatahillah merupakan salah satu museum di Jakarta yang memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta. Koleksi Museum Fatahillah terdiri dari berbagai objek yang berkaitan dengan perjalanan sejarah Jakarta. Museum yang…

The post 5 Koleksi Museum Fatahillah Jakarta dan Penjelasannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Fatahillah merupakan salah satu museum di Jakarta yang memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta. Koleksi Museum Fatahillah terdiri dari berbagai objek yang berkaitan dengan perjalanan sejarah Jakarta. Museum yang bernama resmi Museum Sejarah Jakarta ini berada di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat. Berdasarkan sejarah Museum Fatahillah atau sejarah Museum Jakarta, Museum Fatahillah dulunya adalah Balai Kota Batavia (Stadhuis van Batavia) yang didirikan pada tahun 1707 – 1712 atas perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn. Bangunan tersebut mirip dengan Istana Dam di Amsterdam.

Bangunan bersejarah di Jakarta tersebut memiliki bangunan utama dengan dua sayap di bagian barat dan timur. Selain itu, terdapat juga bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara, dan ruang pengadilan. Bangunan tersebut kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Museum ini menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika. Koleksi tersebut berasal dari Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum), yang dulu terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27 (saat ini ditempati Museum Wayang). Baca juga sejarah Museum Wayang Jakarta, sejarah Museum Satria Mandala, sejarah Museum Jakarta, dan sejarah Museum Gajah.

Koleksi Museum Fatahillah dipamerkan dalam beberapa ruangan, yakni sesuai periode asalnya. Ruang-ruang pameran tersebut terdiri dari Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH. Thamrin. Koleksi museum yang ditampilkan ke publik sekitar 500 buah saja, sedangkan sisanya di simpang dalam ruang penyimpanan. Koleksi akan dirotasi secara berkala, sehingga dapat dilihat oleh masyarakat. Koleksi Museum Fatahillah berdasarkan periode asalnya adalah:

  1. Masa Prasejarah di Indonesia

Bukti keberadaan masa prasejarah di Jakarta dibuktikan dengan adanya penemuan benda-benda yang sederhana. Peninggalan arkeologis yang ditemukan berupa peralatan batu, peralatan logam, perhiasan, dan gerabah. Artefak kuno tersebut didapatkan dari hasil survey dan penggalian arkeologi di beberapa tempat, seperti sepanjang tepi sungai Ciliwung (Condet, Pasar Minggu, Kampung Kramat), Buni, Kelapa Dua, Bukit Kucong.

Alat pada zaman batu diantaranya adalah serpih bilah, belincung, beliung persegi, dan batu asahan. Koleksi zaman logam besi diantaranya adalah kapak perunggu dan cetakan perunggu. Koleksi lainnya yakni gerabah, seperti kendi, periku, dan pedupaan dari tanah liat.

  1. Masa Klasik

Masa Klasik dikenal sebagai masa sejarah saat manusia sudah mengenal tulisan, atau masa Hindu Budha. Budaya tulis di Indonesia dibawa dan diperkenalkan oleh orang-orang India. Mereka datang sekitar abad 4 atau 5 M dan juga membawa budaya serta agama (Hindu dan Budha).Masa ini berlangsung  sejak abad 5 M hingga awal abada 16 M, yakni runtuhnya Majapahit dan mulai tersebarnya pengaruh Islam di Indonesia.

Keberadaan atau jejak masa klasik di Jakarta dibuktikan dengan penemuan prasasti, catatan dari sumber asing, dan bidang seni pahat. Beberapa prasasti dan patung peninggalan masa klasik di Jakarta diantaranya adalah Prasasti Ciaruteun, Prasasti Tugu, dan Tugu Padrao.

  1. Masa Islam

Masa Islam di Jakarta ditandai dengan direbutnya Sunda Kelapa dari Kerajaan Sunda dan Portugis pada 22 Juni 1527 oleh Pasukan Muslim dari gabungan Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah. Tanggal direbutnya Sunda Kelapa tersebut dirayakan sebagai hari jadi Kota Jakarta. Fatahillah pun mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta.

Jejak masa Islam di Jakarta dibuktikan dengan peninggalan arkeologi seperti masjid-masjid tua. Masjis-masjid tua tersebut diantaranya adalah Masjid Angke, Masjid Marunda, Masjid Luar Batang, dan Masjid Bandengan (Kampung Baru). Peninggalan lainnya seperti nisan-nisan kubur, keramik asing yang menunjukkan ciri ke-Islaman, dan perlengkapan ibadah. Peninggalan jejak Islam di Jakarta misalnya adalah Meriam Cirebon dan Mimbas Masjid Kampung Baru. Baca juga silsilah Kerajaan Cirebon, sejarah Kerajaan Demak, dan peninggalan Kerajaan Demak.

  1. Masa Kolonial atau Penjajahan

Masa kolonial atau penjajahan adalah masa dimana Indonesia dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan budaya bangsa Indonesia. Belanda mulai berkuasa di Jakarta pada tanggal 30 Mei 1619. Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen merebut dan membumihanguskan Sunda Kelapa dari pimpinan Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Gubernur Jenderal JP Coen memberikan nama baru dengan sebutan Batavia.

Peninggalan masa kolonial di Jakarta menjadi peninggalan paling banyak dibandingkan masa-masa sebelumnya. Peninggalan tersebut diantaranya adalah sisa Tembok Kota Batavia, benteng, gereja, perlengkapan perang, gedung-gedung, senjata, dan perlengkapan rumah tangga. Koleksi museum dari masa ini misalnya lukisan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, lukisan Herman Willem Daendels, lukisan penyerangan Mataram ke Batavia, Lemari Sketsel, Lemari Buku Besar, Pedang Eksekusi, Patung Singa, Patung Dewa Hermes, dan Meriam Si Jagur

  1. Etnografi Betawi

Betawi menjadi sebutan bagi penduduk pribumi atau suku yang mendiami kota Jakarta. Kata Betawi diyakini oleh banyak ahli berasal dari Batavia. Batavia kemudian diucapkan menjadi Betawi oleh penduduk lokal. Ada yang menyatakan bahwa suku Betawi adalah para budak yang didatangkan ke Batavia oleh Belanda. Selain itu, ada juga yang menyatakan suku Betawi adalah suku asli (berasal dari Kerajaan Sunda). Suku Betawi berasal dari multietnis, sehingga budaya yang dihasilkan adalah perpaduan antar etnis.

Terlepas dari berbagai macam perdebatan tentang asal usul suku Betawi, Jakarta dan sekitarnya telah didiami manusia sejak ribuan tahun silam. Berbagai jejak arkeologis yang berasal dari masa prasejarah begitu banyak ditemukan, terutama di aliran Sunga Ciliwung. Koleksi museum Fatahillah yang menunjukkan identitas suku Betawi diantaranya adalah alat musik Betawi dan pakaian adat Betawi. Musik Betawi terdiri dari Tanjidor, Keroncong Tugu, Gambang Kromong, Orkes Gambus, Orkes Samrah, dan Rebana.

Pakaian adat Betawi adalah hasil perpaduan beragam etnik, tetapi yang menonjol adalah etnik Arab dan Cina. Pakaian adat Betawi mempunyai banyak ragam, yakni mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. Pakaian pengantin Betawi mendapatkan pengaruh dari Cina, Arab, Eropa, dan Melayu. Baca juga sejarah Jakarta, sejarah Kota Tua Jakarta, dan sejarah soto betawi.

Inilah koleksi Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta. Koleksi museum bukan hanya benda mati yang dipamerkan di suatu ruangan. Koleksi museum adalah benda buaya yang kaya akan sarat dan makna. Berbagai macam koleksi yang dipamerkan mempunyai kisah dan sejarahnya terdiri, bahkan tidak sama antara satu koleksi dengan koleksi lainnya. Namun, bisa saja terdapat benang merah antara satu koleksi dengan koleksi lainnya. Semoga bermanfaat.

The post 5 Koleksi Museum Fatahillah Jakarta dan Penjelasannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
15 Museum di Yogyakarta Beserta Koleksinya /indonesia/museum-di-yogyakarta Fri, 19 Jul 2019 03:42:14 +0000 /?p=4710 Siapa sih yang tidak kenal dengan Yogyakarta? Kota pendidikan yang juga kaya akan kebudayaannya ini selalu memikat wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Yogyakarta tidak pernah lupa menjadi destinasi yang…

The post 15 Museum di Yogyakarta Beserta Koleksinya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Siapa sih yang tidak kenal dengan Yogyakarta? Kota pendidikan yang juga kaya akan kebudayaannya ini selalu memikat wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Yogyakarta tidak pernah lupa menjadi destinasi yang harus di kunjungi saat liburan tiba seperti Candi di Yogyakarta Paling Bersejarah dan Wajib Dikunjungi Sejarah Candi Ratu Boko dan Sejarah Candi Kalasan.

Tidak hanya kebudayaan dan Sejarah gudeg saja lho, Yogyakarta juga memiliki banyak museum yang bisa menjadi alternative tempat wisata bagi Anda yang bosan saat liburan dan tidak tahu destinasi wisata yang akan di kunjungi. Melalui museum tersebut, tidak hanya melepas lelah, Anda juga bisa mendapatkan tambahan pengetahuan baru. Apa saja Museum di Yogyakarta? Simak yuk ulasan lengkap berikut ini.

  1. Sejarah Museum Sonobudoyo

Sejarah Museum SonobudoyoMuseum satu ini memiliki keunikan tersendiri karena berciri khas kebudayaan Jawa. Dimulai dari arsitektur sampai koleksi yang di pamerkan. Koleksi  pada museum ini umumnya mengenai budaya dan sejarah Jawa. Barang barang yang disimpan antara lain keris, wayang, keramik, patung perunggu, dan beberapa peninggalan kuno lainnya.

Bisa di bilang museum ini merupakan museum terlengkap setelah Museum Nasional Republik Indonesia yang berada di Jakarta. Museum Sonobudoyo ini di bagi menjadi beberapa ruang menurut koleksi yang dipamerkan. Ruang tersebut antara lain ruang pendopo, ruang pengenalan, ruang prasejarah, ruang klasik dan peninggalan sejarah, ruang batik, ruang wayang, ruang topeng, ruang jawa tengah, ruang emas, dan ruang bali.

  1. Sejarah Museum Affandi

Sejarah Museum AffandiMuseum juga bisa lho berupa koleksi lukisan. Tak selalu tentang peristiwa sejarah, Museum Affandi merupakan salah satu museum yang memiliki koleksi lukisan peninggalan pelukis terkenal, Affandi. Museum ini memiliki letak yang cukup unik karena berada di tepi sungai Gajah Wong. Selain lukisan, ternyata museum ini juga menyimpan barang barang peninggalan Affandi.

Beberapa di antaranya yaitu sepeda onthel, mobil, dan pernak pernik rumahnya dulu. Jumlah lukisan yang di pajang pada museum ini bisa terbilang cukup banyak. Sebanyak kurang lebih 300 lukisan akan membuat Anda terpukau jika sudah memasuki museum. Tidak hanya mengoleksi milik Affandi, beberapa hasil karya pelukis lainnya juga di simpan pada museum ini. Para pelukis tersebut antara lain Sudjojono, Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Barli, dan Mucthar Apin. Yuk baca juga tentang museum di bogor, museum di Bali, museum di Surabaya.

  1. Sejarah Museum Sasmitaloka

Sejarah Museum SasmitalokaMuseum di Yogyakarta ini juga memiliki nama lain Museum Panglima Besar Jenderal Sudirman. Nama ini dikarenakan museum tersebut menceritakan sejarah kehidupan Jenderal Sudirman. Pada tanggal 30 Agustus 1982 bertepatan pula dengan peresmian museum TNI, gedung ini beralih fungsi menjadi Museum Sasmitaloka. Museum ini juga dibagi menjadi beberapa ruangan yang masing masing ruang memiliki koleksi tersendiri. ruang tamu merupakan ruangan yang digunakan oleh Jenderal Sudirman dalam menerima dan menjamu tamu.

Dalam ruangan ini terdapat dua lampu gantung dan juga meja kursi. Selain itu ada ruang santai yang pada ruangan ini di pamerkan radio, kursi, lukisan, dan barang pecah belah yang dimiliki Jenderal Sudirman. Ada pula ruang kerja yang lebih dominan memamerkan barang pribadi Jenderal Sudirman. Di antaranya yaitu pedang samurai, pesawat telepon, replika keris, piagam penghargaan dan juga tanda jasa.

  1. Museum Monumen Pahlawan Pancasila

Museum ini memiliki corak khas Yogyakarta yaitu Joglo. Di dirikan pada tanggal 1 Oktober 1991 dan bertujuan untuk mengenang proses penculikan dua tokoh penting revolusi Indonesia yaitu Brigadir Jenderal Anumerta Katamso dan Kolonel Anumerta Sugiyono. Beberapa koleksi yang di pamerkan pada museum ini yaitu 2 patung pahlawan revolusi, pakaian dinas pahlawan revolusi, foto kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Soegijono, dan duplikat kendaraan yang di gunakan untuk proses penculikan. Baca juga tentang sejarah monumen tugu pahlawan, sejarah patung pancoran, bangunan bersejarah di Surabaya.

  1. Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta

Sejarah Museum keraton yogyakarta ini di dirikan sejak menjabatnya Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Koleksi kereta yang di pamerkan mayoritas adalah milik beliau. Total koleksi kereta yang ada pada museum tersebut yaitu 23 koleksi kereta kuda, 18 kereta yang masih digunakan hingga sekarang sebagai kendaraan ketika ada prosesi upacara penting, dan 7 kereta yang sudah tidak berfungsi karena umurnya yang sudah ratusan tahun. Sedangkan jenis kereta yang ada pada museum tersebut adalah kereta atap tertutup beroda empat, kereta atap terbuka beroda dua, dan kereta atap terbuka beroda empat.

  1. Museum Tembi

Museum di Yogyakarta ini berfokus pada koleksi budaya Jawa. Museum ini resmi beroperasi pada tanggal 21 Oktober 1991 di Sewon, Bantul, Yogyakarta. Secara umum koleksi yang tersimpan pada Museum Tembi yaitu keris, pedang, dan tombak. Ada pula beberapa koleksi wayang kulit buku aksara Jawa dan juga beragam batik khas Jawa. Pembagian ruang pada museum tersebut antara lain senthong kiri, senthong, tengah, dan senthong kanan. Senthong tengah menjadi tempat khusus yang di gunakan untuk tempat berdoa pada Tuhan atau lebih di kenal oleh masyarakat sebagai ruang Dewi Sri (Dewi Kesuburan). Selain itu ruangan lain bernama ruang balai rupa satu di gunakan sebagai tempat untuk menyimpan reklame. Baca yuk artikel tentang bangunan bersejarah di Jakarta, bangunan bersejarah di dunia.

  1. Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon memiliki koleksi mayoritas berupa wayang dan topeng. Wayang yang di pamerkan ini berupa wayang yang terbuat dari kertas, kain, kayu, bahkan kulit. Museum ini berada di Jalan Raya Yogya-Wonosari Km. 7. Beberapa jenis wayang yang akan Anda temui yaitu wayang Madya, wayang Purwa, wayang Gedhog, wayang Klithik, wayang Beber, dan Wayang Suluh. Selain wayang dan topeng, museum ini juga di lengkapi dengan poster terkait strategi perang pada masing masing perang seperti perang Baratayuda, yaitu strategi Gajah dan strategi Sapit Urang. Perbedaan khusus antara museum wayang Yogyakarta dengan yang ada di Surakarta adalah bentuk fisiknya. Wayang milik Yogyakarta lebih gemuk atau berisi dibandingkan koleksi wayang di Surakarta. Wayang Yogyakarta juga memiliki bentuk lebih dinamis dibandingkan wayang Surakarta.

Museum di Yogyakarta lainnya yaitu :

  1. Sejarah Museum Vredeburg
  2. Sejarah Museum Ullen Sentalu
  3. Sejarah Museum Jenderal Sudirman
  4. Sejarah Museum De Mata
  5. Sejarah Museum Dirgantara di Yogyakarta
  6. Sejarah Museum Biologi
  7. Sejarah Museum Batik Yogyakarta
  8. Sejarah Museum Jogja Kembali

Nah, di atas sudah di bahas beberapa museum di Yogyakarta. Tidak hanya kaya akan budaya dan peninggalan sejarah seperti candi, ternyata Yogyakarta juga memiliki museum yang menarik untuk Anda kenal lebih dalam. Ajak juga teman dan saudara serta keluarga sehingga perjalanan liburan Anda akan lebih menyenangkan. Sudah memilih mana yang akan Anda kunjungi?

The post 15 Museum di Yogyakarta Beserta Koleksinya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>