Museum Indonesia – Sejarah Lengkap Sejarahwan Tue, 09 Jul 2019 02:25:34 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.3.2 7 Museum Di Bogor dan Koleksinya Lengkap /bangunan/museum-di-bogor Tue, 09 Jul 2019 02:25:24 +0000 /?p=4651 Museum memang menjadi hal yang penting bagi setiap daerah di Indonesia. Keberadaannya berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan berbagai koleksi bersejarah dan keunikan lainnya. Dengan begitu masyarakat dapat merasakan bagaimana kehidupan…

The post 7 Museum Di Bogor dan Koleksinya Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum memang menjadi hal yang penting bagi setiap daerah di Indonesia. Keberadaannya berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan berbagai koleksi bersejarah dan keunikan lainnya. Dengan begitu masyarakat dapat merasakan bagaimana kehidupan pada masa lampau. Selain itu museum juga dapat menjadi sarana pendidikan dan pengetahuan. Baca juga Sejarah museum geologi bandungSejarah museum nasional indonesiaSejarah museum lampung.

Museum Di Bogor

Bogor juga mempunyai berbagai sejarah museum yang menyimpan saksi peristiwa sejarah di masa lampau dan berfungsi sebagai wadah pendidikan dan pelajaran. Berikut adalah 7 museum di Bogor.

  1. Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasein)

Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia atau disingkat Munasein adalah hasil dari pengebangan Museum Etnobotani Bogorienses. Museum Etnobotani ini adalah sebuah museum yang didirikan oleh Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo. Beliau membangun museum ini ketika masih menduduki jabatan sebagai Ketua LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada awal tahun 1960-an. Meskipun begitu gagasan dari beliau baru dapat terlaksana sekitar 20 tahun kemudian entah karena alasan apa. Akhirnya museum ini diresmikan pada tanggal 18 Mei 1982 tepat pada perayaan ulang tahun Kebun Raya Bogor yang ke-165. Sekarang museum ini sudah dikembangkan menjadi Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia seperti yang telah disebutkan.

Peresmian Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia dilakukan pada bulan Agustus 2016 lalu yang berlokasi di Jalan Juanda No. 22-24, Bogor. Koleksi dari museum ini adalah berbagai penggunaan tanaman yang berperan terhadap kelangsungan hidup suku-suku bangsa yang ada di Indonesia pada zaman dahulu.

  1. Museum Pasir Angin

Museum Pasir Angin berlokasi di Desa Cemplang, kecamatan Cibungbulan, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat. Bangunan tepatnya berada di atas bukit kecil pada ketinggian sekitar 210 meter di atas permukaan laut. Adapun ukuran dari bukit ini adalah seluas kurang lebih 500 meter persegi dan agak membujur ke bagian barat daya sampai dengan timur laut. Beberapa jenis benda arkeologi yang berada di museum ini antara lain adalah beliung persegi, kapak perunggu yang berbentuk candrassa, bandul kalung perunggu, ujung tombak, kapak besi, kapak corong yang tangkainya mempunyai bentuk seperti ekor burung seriti, tongkat perunggu, peralatan obsidian, serta gerabah.

Semua koleksi tersebut dapat ditemukan di dalam suatu konteks yang berada di sekitar monolit dan merupakan sebuah peninggalan bersejarah yang memiliki keunikan tersendiri. Di area ini hampir semua benda temuan yang dikoleksi diletakkan dengan menghadap ke suatu bidang datar utama monolit yang arahnya menghadap ke bagian timur.

  1. Museum Tanah

Museum Tanah adalah salah satu museum di Bogor yang menjadi tempat untuk menyimpan model atau berbagai jenis tanah. Koleksi tanah yang terdapat di museum ini diambil dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai sumberdaya tanah yang berfungsi sebagai pendukung pembangunan dalam bidang pertanian. Baca juga Sejarah museum gedung arca medan dan Sejarah museum brawijaya.

  1. Museum Pembela Tanah Air (Peta)

Museum Pembela Tanah Air atau juga dikenal sebagai Museum Peta merupakan museum di daerah Bogor yang proses pembangunannya dimulai pada tanggal 14 November 1993. Peletakan batu pertama bangunan museum ini dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Umar Wirahadikusuma, yang juga adalah sesepuh dari YAPETA sendiri.

Lama waktu pembangunan museum ini menghabiskan sekitar 2 tahun dan peresmian bangunannya kemudian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, H.M. Soeharto, tepat pada tanggal 18 Desember 1995. Keunikan dari kompleks Museum dan Monumen PETA adalah keberadaan monumen pada bagian belakangnya dan pada monumen tersebut terdapat patung Jenderal Sudirman – Perwira PETA.

  1. Museum Perjuangan Bogor

Museum Perjuangan Bogor adalah museum di Bogor yang menyimpan berbagai jenis koleksi mata uang, aneka batik dari zaman tradisional hingga modern yang pernah dipakai untuk bertempur melawan penjajah, dan senjata dari berbagai ukuran. Semua koleksi ini disimpan dengan rapi dan menjadi benda museum yang bersifat khusus.

Selain itu museum yang diresmikan oleh Komandan Korem 061/Suryakancana Letkol Isak Juarsa pada tanggal 10 November 1957 ini juga masih memiliki koleksi lain. Benda tersebut adalah berbagai jenis replika keheroikan dari pertempuran yang pernah terjadi di wilayah Bogor. Pertempuran yang dibuatkan replika tersebut berasal dari kisaran tahun 1945 hingga 1950. Baca juga Sejarah museum pos indonesiaSejarah museum louvreSejarah museum la galigo.

  1. Museum Zoologi

Sejarah Museum Zoologi BogorSejarah Museum Zoologi bogor atau juga disebut sebagai Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) adalah museum di daerah Bogor yang didirikan pada tahun 1894. Museum ini sebenarnya adalah bagian dari Land’s Plantentium. Ketika pertama kali didirikan, Museum Zoologi ini difungsikan sebagai laboratorium zoologi. Dengan bergitu museum ini dapat dimafaatkan menjadi fasilitas yang mewadahi penelitian tentang zoologi ataupun pertanian.

Beberapa penelitian di sini meliputi kegiatan inventarisasi fauna Indonesia. Seiring perkembangannya aktivitas dalam bidang zoologi di museum ini terus diperluas. Kini museum ini sudah mengembangkan berbagai jenis koleksi binatang yang telah diawetkan, sementara binatang yang masih hidup digunakan untuk penelitian ilmiah.

  1. Museum Kepresidenan Balai Kirti

Museum Kepresidenan Balai Kirti adalah salah satu museum di Bogor yang memiliki daya tarik tersendiri. Lokasi tepat dari museum ini berada di dalam Kompleks Istana Kepresidenan Bogor yang memiliki luas kurang lebih 3.211,6 meter persegi. Kelebihan dari museum ini adalah koleksi buku yang disumbangkan oleh pihak dari Perpustakaan Nasional, sehingga jumlah buku yang berada di museum ini semakin bertambah. Diketahui terdapat sekitar 3.250 judul buku di dalam Museum Bali Kirti ini.

Bangunan museum ini sendiri didirikan oleh pihak Kementerian Pekerjaan Umum. Proses pembangunan museum dimulai dengan melakukan sayembara mengenai rancangan bangunan yaitu pada tahun 2012 lalu. Selanjutnya proses pembangunan dilanjutkan dengan membangun fisik museum yang dilaksanakan dari tahun 2013 sampai dengan 2014.

Selain Perpusatakaan Nasional dan Kementerian Pekerjaan Umum, pihak yang juga ikut memberi kontribusi terhapa museum ini adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bentuk sumbangsih dari pihak ini adalah berupa pemberian fasilitas ruang art shop. Adapula Badan Informasi Geospasial yang memberikan bantuan berupa informasi peta digital.

  1. Museum Mobil dan Keramik

Museum Mobil dan Keramik berlokasi di Kompleks Sirkuit Sentul, kecamatan Babakan Madang, kabupaten Bogor. Sesuai dengan namanya museum ini memamerkan berbagai macam koleksi motor dan mobil serta aneka jenis kerami antik. Salah satu koleksi mobil yang paling menarik di dalam museum ini adalah mobil merek Pacard Custom 2206 yang merupakan buatan Amerika pada tahun 1948 dan pernah digunakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Itulah museum di Bogor menyimpan berbagai jenis koleksi dengan keunikan masing-masing. Selain sebagai penyimpanan benda bersejarah, museum tersebut juga dijadikan sebagai destinasi favorit oleh pengunjung dan masyarakat sekitar. Semoga bermanfaat!

The post 7 Museum Di Bogor dan Koleksinya Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
7 Museum di Medan dan Koleksinya Lengkap /bangunan/museum-di-medan Mon, 08 Jul 2019 07:36:02 +0000 /?p=4630 Salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi adalah museum. Pasalnya kegiatan ini bukan hanya bermanfaat untuk mengisi waktu luang, melainkan juga dapat menambah pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan sejarah.…

The post 7 Museum di Medan dan Koleksinya Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi adalah museum. Pasalnya kegiatan ini bukan hanya bermanfaat untuk mengisi waktu luang, melainkan juga dapat menambah pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan sejarah. Bahkan beberapa lembaga menyebutkan bahwa museum merupakan tempat paling asyik.

Mengapa seperti itu? karena museum tidak pernah mencari keuntungan dari pengunjungnya, terbuka untuk siapapun, dan mampu menjadi penghubung antara manusia dengan lingkungan sekitar, baik dari masa sekarang hingga masa lampau. Sama seperti di kota lainnya, Medan juga mempunyai sederet museum yang dapat dijadikan sebagai destinasi dan tujuan studi saat berada di kota ini. Baca juga Sejarah museumSejarah museum nasional dan sejarah museum banten.

  1. Museum Negeri Sumatera Utara

Pada daftar pertama ada Museum Negeri Sumatera Utara yang terletak di Jalan HM Joni No. 15. Keunikan yang terpancar saat pertama melihat museum ini adalah bangunannya yang menggambarkan bentuk rumah tradisional dari provinsi Sumatera Utara. Di dalam bangunan museum ini terdapat beberapa ruangan yang masing-masing diantaranya memamerkan koleksi berbeda. Beberapa ruangan tersebut adalah ruang megalith, ruang prasejarah, ruang kebudayaan kuno Sumatera Utara, ruang pengaruh Islam, ruang klasik pengaruh Hindu Buddha, ruang masa kolonialisme, ruang perjuangan kemerdekaan, ruang gubernur, ruang pahlawan nasional dari Sumatera Utara, dan ruang kebudayaan suku-suku di Sumatera Utara.

  1. Museum Deli Serdang

Museum di Medan yang kedua adalah Museum Deli Serdang yang terletak di Lubuk Pakam, Kompleks Perkantoran Pemda Deli Serdang, Sumatera Utara. Diresmikan pada tahun 2003, museum ini mempunyai status sebagai Unit Pelaksana Teknis Seni dan Budaya. Koleksi yang terdapat di dalam museum ini antara lain pakaian adat Melayu, simalungun, karo, mata uang asing, dan alat musik.

  1. Museum Perjuangan TNI

Lokasi dari Museum Perjuangan TNI adalah Jalan Zainul Arifin No. 8, Kelurahan Petisah, kecamatan Petisah, kota Medan. Melihat nama museumnya saja sudah jelas kalau museum ini menggambarkan bagaimana perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) demi mencapai kemerdekaan Indonesia tanpa takut mati dan pantang menyerah.

Ada banyak sekali koleksi yang dapat dijumpai di dalam museum berlantai dua ini. Beberapa diantaranya adalah bambu runcing, bendera merah putih yang pertama di kota Medan, beragam koleksi foto tua kota Medan, lukisan-lukisan yang menggambarkan perjuangan, serta berbagai jenis senjata yang pernah digunakan oleh para pejuang ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Baca juga Sejarah museum lampungSejarah msueum la galigo, dan sejarah museum louvre.

  1. Tjong A Fie Mansion

Museum di Medan selanjutnya adalah Tjong A Fie Mansion. Sebenarnya Tjong A Fie Mansion adalah salah satu museum yang berada di kota Medan. Sebelum resmi berfungsi menjadi museum, bangunan ini dulunya adalah rumah yang dimiliki oleh seorang saudagar Tionghoa terkemuka. Saudagar tersebut bernama Tjong A Fie, sama dengan nama museumnya. Barulah pada tahun 2009 rumah ini resmi menjadi museum dan yang menjadi pengelolanya adalah keturunan dari Tjong A Fie sendiri.

Menurut sejarah rumah Tjong A Fie ini pembangunannya dimulai pada tahun 1895 dan baru selesai pada tahun 1900. Ukuran total dari banguna ini mencapai 8.000 meter peresegi dengan jumlah ruangan di dalamnya sebanyak 35 ruangan. Desain rumah ini juga begitu unik dan menarik dengan memadukan antara unsur art deco, Melayu, dan Tiongkok. Dengan begitu kombinasinya menjadi sangat memukau. Bahkan banyak yang menyebutkan kalau rumah ini dibangun berdasarkan dari desain Cheong Fatt Tze Mancion yang berlokasi di Penang, Malaysia.

  1. Museum Situs Kota China

Museum Situs Kota China terletak di Jalan Kota China No. 65, Kelurahan Paya Pasir, kecamatan Medan Marelan, kota Medan. Tidak jauh berbeda dengan namanya museum ini sengaja dibangun untuk menjadi tempat menyimpan berbagai jenis benda arkeologi yang berasal dari situs kota China. Situs ini berada di tepi Danau Siombak, kelurahan Paya Pasir.

Berbagai macam artefak yang mempunyai nilai sejarah tinggi disimpan di museum ini. Misalnya pecahan gerabah dan keramik, uang koin, berbagai jenis arca dewa sampai bebatuan candi, dan juga emas. Di kawasan museum ini pengunjung dapat menyaksikan diorama aktivitas dari masyarakat kota China pada abad ke-12. Ada juga pajangan mengenai komoditas ekspor yang ada di kota China seperti barus, rotan, madu, belerang, kemenyan, damar, gading, lada, gambir, damar, dan juga kayu manis.

  1. Museum Zoologi Pematang Siantar

Museum Zoologi Pematang Siantar berada di dalam kawasan Taman Hewan Pematang Siantar, tepatnya di Jalan Kapt. MH. Storis No. 10, kota Pematang Siantar, provinsi Sumatera Utara. Taman Hewan ini sendiri mengalami sejarah yang cukup panjang dan menghadapi berbagai masalah. pada awalnya taman ini berstatus sebagai Taman Zoologi dan Botani pada tahun 1936, lalu pada tahun 1956 Museum Zoologi juga dibangun.

Tidak lama kemudian nama kawasan ini berubah menjadi Kebun Bintang Pematang Siantar. Hanya saja ketika itu kondisinya cukup memprihatinkan, karena tidak terurus dan terjadi masalah dalam lingkup internalnya. Oleh sebab itu kawasan ini kemudian diambil alih oleh seorang pengusaha dan juga pecinta lingkungan hidup. Sejak saat itu namanya juga berubah menjadi Taman Hewan Pematang Siantar (THPS).

Beberapa jenis koleksi hewan di Museum Zoologi Pematang Siantar antara lain jerapah, kambing kutub, domba hitam tanduk empat, beruang hitam yang tingginya mencapai 2,5 meter, wildebest yang menyerupai kuda bertanduk, berbagai jenis reptil, mamalia, pisces, serta aves. Koleksi yang berada di museum ini diambil  langsung dari Kebun Binatang Pematang Siantar.

  1. Museum dan Galeri Rahmad

Lokasi Museum dan Galeri Rahmad berada di Jalan Letjen S Parman No. 309, kota Medan. Museum ini memiliki keunikan tersendiri, karena tidak seperti museum pada umumnya yang menyimpan koleksi benda bersejarah. Justru museum ini mengoleksi berbagai jenis satwa dari berbagai belahan dunia yang telah diawetkan. Bahkan total keseluruhan satwa yang dimuseumkan mencapai seribu.

Beberapa jenis satwa yang diawetkan di dalam Museum dan Galeri Rahmad antara lain mamalia, serangga, burung, hewan laut, komodo, kambing gunung, hewan khas Arika, hewan khas Indonesia, dan masih banyak lagi jenis yang lainnya. Kelebihannya meski diawetkan semua jenis satwa tersebut tampak seperti aslinya, tidak ada perbedaan dengan ketika masih hidup.

Itulah beberapa Museum di Medan, Sumatera Utara. Sebenarnya ada masih banyak museum lagi, tetapi tidak setenar museum tersebut. Semoga bermanfaat!

The post 7 Museum di Medan dan Koleksinya Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
13 Museum di Surabaya dan Koleksinya Terlengkap /bangunan/museum-di-surabaya Sat, 06 Jul 2019 02:36:41 +0000 /?p=4622 Surabaya sebagai Kota Pahlawan memiliki berbagai bangunan bersejarah di Surabaya yang menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesi melawan penjajah. Salah satunya adalah bangunan museum yang ada di Surabaya. Pada pembahasan kali…

The post 13 Museum di Surabaya dan Koleksinya Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Surabaya sebagai Kota Pahlawan memiliki berbagai bangunan bersejarah di Surabaya yang menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesi melawan penjajah. Salah satunya adalah bangunan museum yang ada di Surabaya. Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai 11 museum di Surabaya yang wajib dikunjungi agar memperluas wawasan dan pengetahuan Anda. Sebelas museum yang wajib dikunjungi adalah:

  1. Museum Sepuluh Nopember

Museum Sepuluh November berada di Jalan Pahlawan, Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Museum ini diresmikan tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden ke-4 Republik Indonesia, yakni KH. Abdurahman Wahid. Museum ini didirikan untuk memperjelas keberadaan Monumen Tugu Pahlawan. Hal ini sebagai media untuk mempelajari rangkaian peristiwa Pertempuran Sepuluh November 1945 di Surabaya.

Museum Sepuluh Nopember terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama digunakan untuk pameran 10 gugus patung yang melambangkan semangat juang arek-arek Suroboyo, sosiodrama pidato Bung Tomo, ruang pemutaran film Pertempuran 10 Nopember 1945, dan ruang auditorium. Lanti kedua difungsikan sebagai ruang pamer senjata, reproduksi foto-foto documenter, dan pameran koleki peninggalan Bung Tomo. Terdapat pula dua ruang diorma statis yang menampilkan delapan peristiwa yang terjadi di seputar pertempuran 10 Nopember di Surabaya dilengkapi dengan narasinya. Baca juga sejarah Monumen Tugu Pahlawan dan penyebab Pertempuran Surabaya.

  1. Museum W. R. Soepratman

Museum di Surabaya selanjutnya Museum W. R. Soepratman bertempat di Jalan Mangga 21, Tambaksari, Surabaya. Museum ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya, yakni Tri Rismaharini. Peresmian tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, yakni tanggal 10 November 2018. Museum W. R. Soepratman diresmikan sebagai bentuk penghormatan serta penghargaan atasa jasa Wage Rudolf Supratman kepada Bangsa Indonesia. Museum ini memperlihatkan tulisan asli W. R. Soepratman saat beliau membuat lagu Indonesia raya pada saat pertama. Selain itu, terdapat pula biola historis yang menemaninya saat membuat beberapa lagu kebangsaan.

  1. Museum Surabaya Siola

Museum Surabaya Siola beralamat di Jalan Tunjungan atau Eks Gedung Siola. Museum ini dibuka pada 3 Mei 2015 dan memiliki lebih dari seribu koleksi.  Museum ini dirancang untuk memberikan informasi mengenai sejarah Kota Surabaya dan pelayanan publik di Kota Surabaya. Ada berbagai macam koleksi yang dimiliki museum ini, diantaranya adalah peta-peta Surabaya dari sejak masa Majapahit sampai masa kemerdekaan Indonesia. Selain itu, terdapat juga benda bersejarah milik tokoh-tokoh asal Surabaya seperto replika biola milik pencipta lagu Indonesia Raya (Wage Rudolf Supratman), biola srimulat, dan piano kuno milik penyanyi Gombloh yang terkenal di masa 1980an. Museum ini ini juga memamerkan dua becak khas Surabaya di masa lalu, yakni becak khusus siang hari yang berwarna putih dan becak malam yang berwarna biru.

  1. Museum Dr. Soetomo

Museum Dr. Soetomo berada di Komplek Gedung Nasional Indonesi (GNI) di Jalan Bubutan No. 85, Surabaya. Museum ini diresmikan oleh Tri Rismaharini selaku Wali Kota Surabaya pada 29 November 2017.  Museum ini memperlihatkan jejak perjuangan Dr. Soetomo yang merupakah tokoh pendiri Budi Oetomo. Museum ini memiliki dua lantai dan menyimpan barang-barang pribadi peninggalan Dr. Soetomo, yakni koleksi semasa menjadi dokter di Rumah Sakit CBZ (Central Burgelijke Ziekeninrichting) yang kemudian berubah nama menjadi Rumah Sakit Simpang (saat ini menjadi gedung Plaza Surabaya). Selain itu, museum ini juga menggambarkan cerita mengenai perjuangan Dr. Soetomo semasa hidup hingga pernikahannya dengan Everdina J. Broering, yakni sang istri yang berkebangsaan Belanda. Baca juga sejarah Budi Utomo dan organisasi pemuda di Indonesia.

  1. House of Sampoerna

House of Samporena berada di Taman Sampoerna No. 6, Krembangan Utara, Pabean Cantian, Surabaya. Bangunan ini adalah museum tembakau dan markas besar Sampoerna yang terletak di Surabaya. Bangunan tua ini dibangun pada 1864 dan berisikan sejarah mengenai perkembangan industri rokok yang dirintis Liem Seeng Tee dan Siem Tjiang Nio. Koleksi yang dipamerkan diantaranya adalah replika warung rokok Sampoerna yang antik, berbagai bahan-bahan membuat rokok seperti tembakau, cengkeh, hingga mesin pembuat rokok.

Bangunan utama dari House of Sampoerna dipengaruhi oleh gaya kolonial Belanda. Sebelumnya, bangunan ini digunakan sebagai panti asuhan yang diurus oleh Belanda. Tempat tersebut kemudian dibeli pada 932 oleh Liem Seeng Tee (pendiri Sampoerna) untuk dipakai sebagai fasilitas produksi rokok besar pertama Sampoerna.

  1. Museum Kesehatan

Museum di Surabaya selanjutnya Museum Kesehatan berlokasi di Jalan Indrapura Jaya No. 17, Kemayoran, Krembangan, Surabaya. Museum ini juga dikenal dengan nama Museum Kesehatan Dr. Adhyatma. Pendirian museum ini dipelopori oleh dokter  Haryadi Soeparto pada tahun 1990. Museum Kesehatan Surabaya menyimpan koleksi berbagai macam alat kesehatan yang pernah digunakan untuk mengobati pasien baik alat peraga kesehatan kuno maupun modern. Museum ini juga merekam sejarah kesehatan, baik itu dari segi medis, tradisi, dan adat. Koleksi unik dari museum ini misalnya boneka jelangkung yang pada zaman dahulu dipercaya untuk mendiagnosa penyakit dan boneka Nini Towok yang dulunya digunakan untuk ritual menjaga keselamatan desa dan menolak bala.

  1. Museum Bank Indonesia Surabaya

Museum Bank Indonesia secara khusus didirikan oleh Bank Indonesia pada 27 Januari 2012 setelah direstorasikan. Museum ini dikenal sebagai De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) sebagai Bank Sentral Hindia Belanda yang bermarkas di Batavia. Pasca Indonesia merdeka, gedung ini kemudian berfungsi sebagai cabang Bank Indonesia di Surabaya hingga tahun 1973. Museum bertiga lantai ini menampilkan sejarah sistem perbankan di Indonesia, foto-foto lama dari Surabaya, dan koleksi mata uang kuno. Ruangan di museum ini terbagi menjadi tiga, yakni Ruangan Koleksi Mata Uang Lama, Ruangan Koleksi dan Konservasi, dan Ruangan Koleksi Harta Budaya.

  1. Museum Kanker Indonesia

Museum Kanker Indonesia didirikan oleh Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW). Museum ini telah dibuka sejak tahun 2013 dan merupakan museum kanker pertama di Indonesia. Museum ini didirikan untuk mengedukasi masyarakat agar mengenal dan mengetahui informasi mengenai penanganan kanker.

Museum Kanker Indonesia menyajikan beberappa koleksi pendukung. Koleksi-koleksi yang ditampilkan berupa organ tubuh yang terserang kanker, mulai dari yang telah dipotong, dioperasi, hingga diawetkan dalam toples yang berisi formalin. Sementara itu, organ tubuh atau alat peraga yang diawetkan tersebut terdiri dari sel kanker payudara, sel kanker getah bening, sel kanker tulang, sel kanker paru-paru, dan sel kanker lainnya.

  1. Rumah H.O.S Tjokroaminoto

Rumah H.O.S Tjokroaminoto diresmikan oleh Wali Kota Surabaya pada tanggal 27 November 2017 sebagai salah satu museum sejarah yang ada di Surabaya. Museum rumah yang bersejarah ini sudah dilengkapi dengan buku-buku tentang tokoh pergerakan nasional, seperti H.O.S Tjokroaminoto, Ir. Soekarno, dan Douwes Dekker. Museum ini memberikan banyak informasi mengenai sang pemimpin Sarekat Islam selama hidupnya.

Rumah ini berlokasi di Jalan Peneleh VII/ 29 – 31, Surabaya. Rumah yang bersejarah ini tidak hanya dihuni oleh H.O.S Tjokroaminoto dan keluarganya, tetapi juga para tokoh-tokoh bangsa lainnya. Rumah ini juga dihuni oleh Soekarno, Alimin, Musso, Soherman, Kartosoewirjo, Samoen, dan pemuda lainnya. H.O.S Tjokroaminoto adalah sosok guru bangsa yang melahirkan tokoh-tokoh bangsa. Baca juga tujuan organisasi Sarekat Islam dan sejarah organisasi Islam di Indonesia.

  1. Museum Nahdlatul Ulama

Museum Nahdlatul Ulama berlokasi di Jalan Gayungsari Timur No. 35, Kelurahan Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya. Museum ini merupakan pusat informasi kebudayaan dan sejarah pertumbuhan serta perkembangan NU. Museum ini dibuka pertama kali oleh KH. Abdurrahman Wahid pada 25 November 2004. Peresmiannnya dilakukan pada Muktamar NU ke-31 di Boyolali, Jawa Tengah pad 28 November 2004 oleh Rais ‘Am PB NU, KH. MA. Sahal Mahfudh.

Museum tiga lanta ini berkubah hijau dan dibangun dengan arsitektur khas perpaduan Islam-Mediteranian dan bernuansa klasik. Museum ini menyimpan dan memamerkan berbagai dokumen bersejarah NU, benda-benda seni, dan pusaka bersejarah maupun karya tulis para ulama NU. Selain itu, museum ini juga menyimpan karya-karya ilmiah dari berbagai kalangan tentan NU, Ulama dan Pesantren, dan memamerkan berbagai produk kreatif dari warga Nahdlatul Ulama.

  1. Museum TNI AL Loka Jala Crana

Museum TNI AL Loka Jala Crana awalnya bernama Museum Akabri Laut. Sejarah Museum Loka Jala Crana Surabaya berawal dari didirikannya Museum Akbari Laut pada tanggal 19 September 1969 oleh Ibu R. Mulyadi (istri panglima Angkatan Laut Laksamana R. Moeljadi). Selanjutnya, pada tanggal 10 Juli 1973 maka statusnya ditingkatkan menjadi Museum TNI Angkatan Laut.

Museum ini kembali berubah nama menjadi Museum TNI Angkatan Laut Loka Jala Crana pada 6 Oktober 1979. Museum ini memiliki koleksi peralatan pertempuran Angkatan Laut dan satu koleksi berupa planetarium dan astronavigasi. Selain itu, museum ini juga menyuguhkan dan menyelamatkan objek benda-benda bersejarah yang pernah dimiliki dan diapakai prajurit TNI AL dari zaman revolusi fisik hingga kini, seperto meriam kapal perang, pesawat, artileri medan, dan replika KRI Dewaruci. Baca juga beberapa museum lain seperti :

  1. sejarah Museum Kapal Selam Surabaya
  2. sejarah Museum Jalesveva Jayamahe

Inilah penjelasan mengenai sebelas museum di Surabaya yang wajib dikunjungi. Semoga penjelasan ini meningkatkan minat Anda untuk mengunjungi museum-museum di Surabaya maupun di wilayah lainnya, seperti museum di Bali dan museum di Jakarta. Semoga bermanfaat.

The post 13 Museum di Surabaya dan Koleksinya Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
11 Museum di Bali dan Koleksinya Terlengkap /bangunan/museum-di-bali Fri, 05 Jul 2019 07:32:57 +0000 /?p=4605 Terkenal sebagai Pulau Seribu Pura, Bali memang memiliki budaya dan tradisi yang masih begitu kental hingga sekarang. Salah satu bukti hal tersebut adalah keberadaan sederet museum yang terkenal di pulau…

The post 11 Museum di Bali dan Koleksinya Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Terkenal sebagai Pulau Seribu Pura, Bali memang memiliki budaya dan tradisi yang masih begitu kental hingga sekarang. Salah satu bukti hal tersebut adalah keberadaan sederet museum yang terkenal di pulau yang populer dengan pesona pantainya. Museum-museum ini selain menambah wawasan, juga mempunyai keunikan tersendiri yang menjadi daya tariknya.

Koleksi di dalam berbagai museum di Bali ini pun sangat bervariasi, mulai dari benda peninggalan sejarah hingga karya seni yang memiliki nilai tinggi. Salah satu keunikan dari daftar panjang museum di pulau ini adalah tersedianya fasilitas berupa restoran dan juga pemandangan yang begitu memukau. Baca juga Sejarah museumSejarah museum bantenSejarah museum nasional.

Daftar 11 Museum Di Bali

Sebagaiana telah disebutkan bahwa Bali memiliki kekayaan budaya dan tradisi. Sehingga hal wajar jika terdapat begitu banyak museum yang tersebar di pulau ini. Berikut adalah daftar 12 museum yang ada di Bali dan paling terkenal di antara yang lainnya.

1. Bali Shell Museum

Bali Shell Museum atau juga dikenal sebagai Museum Kerang merupakan surga bagi para pecinta kerang. Museum di Bali ini sendiri dibangun pertama kali pada tahun 2009 silam dan menjadi satu-satunya museum dengan koleksi kerang yang ada di Indonesia. Lokasi dari museum seluas 1.500 meter persegi ini ada di Jalan Sunset Road, Kuta. Museum berlantai tiga ini mengoleksi sekitar 10 ribu kerang serta fosilnya yang dikumpulkan dari berbagai negara di dunia. Tidak jarang ada koleksi yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Koleksi tersebut dikreasikan sedemikian rupa, sehingga pengunjung dapat menikmatinya dalam bentuk pajangan dinding, aksesoris, pernak-pernik, dan fosil biota laut.

2. Dream Museum Zone

Dream Museum Zone adalah Korean 3D Trick Art Museum dengan koleksi sekitar 120 lukisan hasil karya dari seniman Korea yang menerapkan konsep ilusi tiga dimensi. Museum ini berada di Jalan Nakula 33x, Kuta, dan beroperasi dari pukul 9 pagi sampai 10 malam. Beberapa tema lukisan yang dapat dijumpai di dalam museum ini antara lain egyptian, negeri dongeng, dan pyramid.

3. Museum Antonio Blanco

Nama dari museum ini diambil dari seorang pelukis yang terkenal berkat karyanya yang menggambarkan eksotisme dari kaum perempuan di pulau Bali. Sesuai namanya pelukis tersebut adalah Antonio Blanco yang lahir di Manila, Filipina, pada 15 September 1912 dan wafat tanggal 10 Desember 1999 di Ubud.

Museum Antonio Blanco sendiri terletak di atas bukit tepatnya di tepi Sungai Campuhan, Ubud, kabupaten Gianyar, Bali. Pembangunan museum ini dilakukan pada tanggal 28 Desember 1998 yang berisi 300 karya seni. Beberapa kolektor terkenal menyukai koleksi yang ada di museum ini seperti mantan Perna Menteri Kamboja, Norodom Sihanouk, ratu telenovela Thalia, dan penyanyi tenar Michael Jackson.

4. Museum Bali Denpasar

Koleksi dari Museum Bali Denpasar atau juga disebut Museum Negeri Propinsi Bali Denpasar adalah peradaban manusia dari setiap zaman, terutama peradaban masyarakat Bali. Beberapa koleksinya adalah peralatan zaman prasejarah, kesenian, hingga budaya. museum yang berada di Jalan Mayor Wisnu Denpasar Bali ini juga menjadi salah satu lokasi pre-wedding. Baca juga Sejarah museum la galigosejarah museum louvresejarah museum lampung.

5. Museum Le Mayeur

Museum Le Mayeur juga diambil dari nama pelukis yaitu Adrien-Jean Le Mayeur de Mapres yang merupakan keturunan bangsawan asal Belgia. Dengan kecintaannya pada seni, ia berkeliling dunia dan menetap di Bali dan menikah dengan wanita di situ. Kelebihan dari museum yang mengoleksi sekitar 88 lukisan ini adalah lokasinya yang berada di tepi Pantai Sanur. Selain itu media lukisan juga begitu menarik seperti tripleks, kanvas, kertas, hardboard, serta karung goni.

6. Neka Art Museum

Neka Art Museum yang berlokasi di Jalan Raya Campuhan, Kedewatan, Ubud, ini merupakan salah satu museum terbaik anak bangsa. Sejak dibuka pertama kali pada tahun 1982 museum ini mengoleksi lebih dari 300 lukisan yang merupakan karya dari seniman negeri dan luar negeri. beberapa karya pelukis Indonesia terkenal yang dimuseumkan di sini antara lain Bagong Kussudiardjo dan Affandi.

7. Museum Puri Lukisan

Koleksi dari Museum Puri Lukisan tidak hanya lukisan saja, melainkan juga berbagai karya seni ukiran kayu. Lokasi dari museum ini adalah Jalan Raya Ubud, Gianyar, Bali dan merupakan museum lukis paling tua yang berada di Bali. Koleksi lukisan yang dimiliki kemudian diletakkan pada empat bangunan yang berbeda dengan berbagai ornamen khas Bali di setiap ruangan. Sepanjang menikmati koleksi lukisan, pengunjung akan dimanjakan dengan alunan musik gamelan Bali. Sementara itu beberapa gaya lukisan yang dijumpai antara lain gaya lukis Sanur, gaya lukis Batuan, gaya lukis Ubud, dan berbagai jenis pahatan.

8. Museum Subak

Museum di Bali selanjutnya adalah Museum Sabak berlokasi di Desa Banjar Anyar, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan. Koleksi di dalam museum ini adalah berbagai peralatan pertanian tradisonal yang digunakan masyarakat Bali untuk bertani dan disebut sebagai subak. Bangunan museum ini bagi menjadi dua bagian yaitu kompleks museum tertutup dan kompleks museum terbuka. Baca juga Sejarah museum pos indonesia dan Sejarah museum brawijaya.

9. ARMA (Agung Rai Museum of Art)

Dibuka secara resmi pada 9 Juni 1996, Agung Rai Museum of Art berada di Jalan Pengosekan, Ubud, Gianyar, dan digadang-gadang sebagai museum terfavorit. Koleksi museum seluas 4 hektar ini adalah karya lukisan dari pelukis Indonesia dan mancanegara. Teman lukisan yang terdapat di museum ini juga beragam mulai dari tradisional hingga kontemporer.

10. Museum Pasifika

Museum di Bali yang tercatat sebagai The Largest Asia Pasific Art Museum in the Heart of Bali ini pernah meraih Wonderful Indonesia Award 2011 dalam kategori museum. Koleksi yang tersimpan di dalam Musem Pasifika ini berjumlah sekitar 600 karya seni yang merupakan hasil tangan dari 200 seniman dan Indonesia, beberapa negara Asia, Melanesia Pasifik, dan Polinesia Indochina Peninsula. Beberapa pelukis yang karyanya diabadikan di dalam 8 gedung paviliun museum antara lain Raden Saleh, Nyoman Gunarsa, dan Affandi. Selain lukisan di dalam museum yang berlokasi di BTDC Area Blok P, Nusa Dua Bali, ada juga tekstil, patung, dan berbagai benda antik lainnya.

11. Museum Gunung Batur

Berlokasi di Taman Wisata Alam Penelokan, kecamatan Kintamani, kabupaten Bangil, Museum Gunung Batur menyajikan keindahan dari gunung api aktif. Di dalam museum ini terdapat berbagai jenis batuan yang diambil dari gunung berapi dan juga dilengkapi dengan penjelasan. Selain itu ada juga peralatan yang dipakai oleh para ilmuwan untuk meneliti gunung berapi, termasuk Gunung Batur. Baca juga Sejarah museum gedung arca medan dan Sejarah museum sri baduga.

itulah sebelas museum di Bali yang patut untuk diketahui, karena termasuk destinasi wisata yang populer dan terkenal. semoga bermanfaat!

The post 11 Museum di Bali dan Koleksinya Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Fatahillah Jakarta Singkat dan Lengkap /bangunan/sejarah-museum-fatahillah Tue, 19 Feb 2019 08:53:43 +0000 /?p=2678 Museum Fatahillah atau biasa disebut dengan Sejarah Museum Jakarta merupakan sebuah museum yang berada di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat Atau berada di Kota Tua. Museum Fatahillah berdiri…

The post Sejarah Museum Fatahillah Jakarta Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Fatahillah atau biasa disebut dengan Sejarah Museum Jakarta merupakan sebuah museum yang berada di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat Atau berada di Kota Tua. Museum Fatahillah berdiri di tanah dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Dulu bangunan yang digunakan sebagai Museum Fatahillah ini adalah balai kota Batavia atau dalam Bahasa Belandanya Stadhuis van Batavia. Dibangun pada tahun 1707 dan selesai pada tahun 1712 atas perintah Gubernur-Jendral Belanda waktu itu yang bernama Joan van Hoorn. Harga masuknya cukup murah. Untuk dewasa Rp 5000, untuk pelajar Rp 3000 dan untuk anak-anak Rp 2000.

Model bangunan ini bergaya neo klasik yang didesain mirip dengan Istana Dam di Amsterdam. Perancangnya adalah W.J. van de Velde dan J. Kremmer. Susunannya yaitu bangunan utama yang memiliki dua sayap ruang lagi di bagian barat dan timur. Kemudian juga dilengkapi dengan bangunan sanding yang digunakan untuk ruang pengadilan, kantor dan beberapa ruang bawah tanah yang biasanya dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan dengan nama Museum Fatahillah. Berikut akan dibahas sejarah Museum Fatahillah yang dimulai dari era Batavia.

Sejarah Museum Fatahillah

Sejarah Museum JakartaDulu ketika era penjajahan Belanda, balai kota Batavia yang pertama dibangun di tahun 1620 yang terletak di sisi timur Kali Besar. Namun, gedung balai kota ini hanya bertahan selama enam tahun karena harus dibongkar untuk menghadapi serangan dari pasukan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram pada tahun 1626. Sebagai ganti dari peristiwa ini, Gubernur-Jenderal Jan Pieterszoon Coen memerintahkan pembangunan kembali balai kota di tahun 1627. Tempat pembangunannya terletak di daerah Nieuwe Markt yang sekarang disebut dengan Taman Fatahillah atau Sejarah Museum Kota Tua. Menurut tulisan sejarah, balai kota Batavia yang baru ini hanya memiliki satu tingkat dan pembangunan tingkat kedua dilakukan beberapa saat kemudian. Di tahun 1648, kondisi balai kota cukup memprihatinkan. Tanah di kota Batavia yang sangat tidak stabil dan beratnya bangunan menyebabkan balai kota perlahan-lahan turun dari permukaan tanah.

Hingga akhirnya di tahun 1707, atas perintah Gubernur-Jenderal yang baru yaitu Joan van Hoorn, bangunan yang tenggelam ke tanah ini dibongkar lalu dibangun ulang dengan menggunakan pondasi yang tidak jauh beda dari sebelumnya. Ini adalah kali ketiga pembangunan balai kota. Balai kota baru ini diresmikan oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck di tanggal 10 Juli 1710, meskipun belum selesai sepenuhnya. Bangunan ini selesai total setelah dua tahun diresmikan. Setelah selesai, selama dua abad, balai kota Batavia yang baru ini digunakan sebagai kantor urusan administrasi kota Batavia. Tidak hanya administrasi, tapi juga digunakan sebagai tempat College van Schepenen atau Dewan Kotapraja dan Raad van Justitie atau Dewan Pengadilan. Dulunya tempat sidang Dewan Pengadilan dilakukan di dalam Kastil Batavia. Lalu dipindahkan ke bagian timur balai kota. Kemudian dipindahkan lagi pada tahun 1870 ke gedung pengadilan yang baru.

Tata Ruang Museum Fatahillah

Tata Ruang Museum FatahillahBalai kota Batavia juga memiliki ruang tahanan yang ketika masa VOC pernah menjadi penjara utama di kota Batavia. Di belakang balai kota ada gedung penjara yang bertingkat satu. Penjara ini khusus untuk tahanan yang bisa membayar kamar tahanan secara mandiri. Tapi, di bawah gedung utama, ada penjara yang sangat buruk karena tidak memiliki ventilasi dan kurangnya cahaya penerangan. Di tempat inilah cukup banyak tahanan yang mati sebelum sempat diadili di Dewan Pengadilan. Kondisi tahanan yang buruk ini membuat para tahanan meninggal karena menderita penyakit tifus, kolera dan kehabisan oksigen. Penjara ini kemudian di tutup di tahun 1846 lalu dipindah ke sisi timur Molenvliet Oost. Beberapa tokoh terkenal yang pernah dipenjara di penjara balai kota adalah Untung Suropati, Pangeran Diponegoro dan Gubernur Jenderal Belanda di Sri Lanka yang bernama Petrus Vuyst.

Kota Batavia mengalami perluasan ke wilayah selatan di akhir abab ke-19. Sehingga di waktu ini kota Batavia naik tingkat menjadi Gemeente Batavia. Karena perluasan kota Batavia, sebuah kesibukan di balai kota Batavia kemudian dipindahkan pada tahun 1913 ke Tanah Abang West yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Abdul Muis No. 35, Jakarta Pusat. Lalu di tahun 1919 dipindahkan lagi ke Koningsplein Zuid yang sekarang dikenal dengan Jalan Medan Merdeka Selatan No. 8-9 di Jakarta Pusat hingga saat ini. Lalu bekas gedung balai kota kemudian menjadi Kantor Pemerintah Jawa Barat hingga tahun 1942.

Ketika Kekaisaran Jepang datang dan mengambil alih kekuasaan dari Belanda, gedung ini digunakan untuk tempat pengumpulan logistik tentara Kekaisaran Jepang. Saat Indonesia merdeka, gedung ini lalu digunakan lagi menjadi Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan juga ditempati sebagai markas Komando Militer Kota I hingga tahun 1961. Setelah tahun 1961, gedung ini digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi DCI Djakarta. Baru di tahun 1970, bangunan yang dulunya digunakan sebagai balai kota Batavia ini ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya. Kemudian Gubernur DKI Jakarta pada masa itu Ali Sadikin memugar seluruh gedung ini. Setelah selesai kemudian diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.

Seperti umum bangunan di benua Eropa, balai kota memiliki lapangan yang bernama Stadhuisplein. Sebuah lukisan milik Johannes Rach menjelaskan bahwa di tengah lapangan tersebut ada sebuah air mancur yang menjadi satu-satunya sumber air untuk masyarakat sekitar. Sumber air itu berasal dari Pancoran Glodok yang disambungkan dengan pipa ke Stadhuiplein. Tetapi air mancur ini hilang di abad ke-19. Di tahun 1972, pemerintah Jakarta mengadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan hasilnya ditemukan sebuah pondasi air mancur yang dilengkap dengan pipa-pipanya.

Air mancur ini adalah bukti sejarah dan bukti sejarah ini bisa dibangun kembali sesuai lukisan Johannes Rach. Para arsitek lalu menciptakan air mancur di tengah Taman Fatahillah. Di tahun 1973 Pemda DKI Jakarta membuka kembali taman tersebut dengan nama baru yaitu Taman Fatahillah. Fatahillah diambil untuk untuk mengenang panglima Fatahillah dari Demak yang merupakan pendiri kota Jayakarta setelah beliau berhasil mengusir Portugis dari aktivitas perdagangan di Sunda Kelapa.

Di tahun 1937, Yayasan Oud Batavia membuat rencana mendirikan sebuah museum yang mengkoleksi dan menceritakan semua hal tentang sejarah Batavia. Yayasan itu lalu membeli gudang perusahaan milik Geo Wehry & Co yang berada di sisi timur Kali Besar. Tepatnya berada di Jl. Pintu Besar Utara No. 27. Kini kita mengenalnya sebagai Museum Wayang. Kemudian Yayasan Oud Batavia membangun dan merenovasinya kembali menjadi Museum Oud Batavia. Museum Batavia Lama ini mulai dibuka untuk umum di tahun 1939.

Di masa kemerdekaan Indonesia, museum ini diubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI atau Lembaga Kebudayaan Indonesia. Kemudian selanjutnya di tahun 1968 Museum Djakarta Lama diserahkan kewenangannya kepada PEMDA DKI Jakarta. Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, kemudian meresmikan gedung ini jadi Museum Sejarah Jakarta di tanggal 30 Maret 1974.

Untuk meningkatkan penampilan dan kinerjanya, sejak tahun 1999 Museum Sejarah Jakarta bertekad mengubah museum ini tidak hanya sekadar tempat untuk memamerkan dan merawat benda dan koleksi yang berasal dari zaman Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat edukasi bagi semua orang untuk menambah pengalaman dan pengetahuan serta dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi. Karena itulah Museum Sejarah Jakarta terus berusaha menyediakan informasi yang berkaitan dengan sejarah dan perjalanan panjang kota Jakarta dari masa prasejarah hingga masa kini dengan cara penyampaian yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami..

Koleksi Museum Fatahillah

Koleksi-koleksi yang bisa ditemui di Museum Fatahillah ini adalah kronologi sejarah Jakarta, beberapa replika peninggalan masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Pajajaran, hasil aktivitas penggalian arkeologis di Jakarta dan beberapa perabotan antik era penjajahan Belanda mulai dari abad ke-17 hingga abad ke-19. Perabotan yang menjadi koleksi merupakan perpaduan dari gaya Cina, Eropa dan Indonesia. Juga ada koleksi gerabah, keramik dan batu prasasti. Koleksi yang dimiliki ini terbagi di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Jayakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Sultan Agung, Ruang Fatahillah, dan Ruang Muhammad Husni Thamrin.

Selain benda-benda bersejarah, museum ini juga mengkoleksi banyak hal dari numismatik, kebudayaan Betawi, numismatik dan berbagai model becak. Bahkan kini juga ada patung Dewa Hermes yang merupakan dewa dari mitologi Yunani. Dewa Hermes merupakan dewa yang melambangkan keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang. Dewa Hermes terletak di perempatan Harmoni.

Tata Letak Koleksi

Agar Museum Fatahillah menjadi museum menarik dan bersifat menarik, pengelola Museum Fatahillah membuat tata letak khusus untuk koleksi-koleksinya. Selain itu juga karena mengikuti dinamika masyarakat yang selalu ingin perubahan agar tidak tenggelam dalam suasana museum yang membosankan. Tata letak koleksi Museum Fatahillah diurutkan berdasarkan urutan waktu sejarah Jakarta serta Jakarta sebagai pusat pertemuan budaya dari berbagai kelompok suku bangsa baik orang Indonesia asli maupun luar Indonesia.

Pertunjukkan koleksi berwujud dalam bentuk display. Sehingga perlu banyak koleksi yang berkaitan dengan sejarah Jakarta yang didukung secara grafis dengan menggunakan foto, sketsa, gambar, peta dan label deskripsi supaya lebih mudah dipahami. Sejarah Museum Fatahillah perlu anda ketahui agar anda lebih mengetahui koleksi apa saja yang ada di Museum Fatahillah berkaitan dengan sejarah perkembangan Jakarta. Cukup banyak museum yang layak dikunjungi di Indonesia. Contohnya seperti sejarah Museum Kapal Selam Surabaya, sejarah Museum Kalimantan Barat, sejarah Museum Kambang Putih Tuban, sejarah Museum Keraton Yogyakarta dan sejarah Museum Kota Makassar.

The post Sejarah Museum Fatahillah Jakarta Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Le Mayeur Bali Secara Singkat dan Lengkap /bangunan/sejarah-museum-le-mayeur-bali Fri, 01 Feb 2019 09:50:40 +0000 /?p=2489 Museum Le Mayeur yang berlokasi di Sanur, Bali ini menjadi salah satu objek wisata yang ikut mewarnai daerah wisata Bali. Museum ini kini dikelola oleh pemerintah setempat, khususnya oleh departemen…

The post Sejarah Museum Le Mayeur Bali Secara Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Le Mayeur yang berlokasi di Sanur, Bali ini menjadi salah satu objek wisata yang ikut mewarnai daerah wisata Bali. Museum ini kini dikelola oleh pemerintah setempat, khususnya oleh departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sejarah Museum Le Mayeur Bali ini dibangun dengan desain yang sederhana dan sangat tradisional yang sangat kental dengan nuansa Bali, namun tetap apik dan indah.

Tepatnya, museum ini terletak di tepi pantai Sanur sendiri, yang merupakan rumah kediaman sang pelukis bersama istrinya. Pada saat bangunan ini didirikan, pantai Sanur masih merupakan desa nelayan yang sepi dan sunyi. Museum Le Mayeur ini juga dikatakan sebagai bukti cinta seorang seniman asal Belgia terhadap pulau Bali, yang juga merupakan langkah awal bagi Bali untuk dikenal dunia dan menjadi salah satu destinasi wisata bagi dunia. Kecintaannya terhadap pulau Bali tidak hanya memberikan ide dan inspirasi terhadap lukisan, namun juga menahannya untuk menetap di Bali setelah berencana hanya menetap selama 8 bulan di Bali.

Sejarah Museum Le Mayeur Bali

Sejarah museum Bali, Le Mayeur ini merupakan museum pertama yang didirikan di Bali dan dibangun pada tahun 1953. Yang melatarbelakangi berdirinya museum ini adalah seorang seniman pelukis bernama Andrien Jean Le Mayeur De Merpres yang juga merupakan pendiri museum ini. Sehingga nama museum ini juga diambil dari nama sang pendirinya. Konon, katanya sang pelukis sendiri masih merupakan keturunan bangsawan di negara asalnya, Belgia.

Sebagai seorang pelukis, Andrien Jean Le Mayeur De Merpres menghasilkan dan menjual banyak lukisan. Lukisan terbaiknya menjadi  koleksi pribadi dirumahnya saat itu yang kini telah menjadi museum Le Mayeur ini. Namun, pada tahun 1956 Bapak Bahder Djohan dari Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang berkunjung ke rumahnya, terkesan dengan hasil lukisan-lukisan dari pria Belgia tersebut. Hingga akhirnya muncullah ide untuk menjadikan rumah pelukis ini sebagai museum, dimana ide tersebut juga disetujui oleh pemilik rumah. Sejak saat itulah Le Mayeur juga semakin semangat untuk semakin mendalami dan memperindah hasil lukisannya.

Sebelum meninggal dunia, istri dari pelukis ini, Ni Nyoman Pollok mewariskan museum ini kepada pemerintah Indonesia dan masih berdiri dan dikelola hingga sekarang dan dijadikan sebagai museum seni lukis.

Kisah dari Pendiri Museum Le Mayeur

Pertama kali Le Mayeur datang ke tanah Bali pada tahun 1932 yang pada saat itu ia tengah berusia 52 tahun. Andrien Jean Le Mayeur De Merpres sebagai pemilik awal dan pendiri museum ini menikah dengan Ni Nyoman Pollok pada tahun 1937. Sebelum memutuskan untuk menikah dengan Le Mayeur, Ni Nyoman Pollok sendiri dulunya merupakan seorang penari Lenggong dari desa Kelandis yang saat itu masih berusia 17 tahun. Sempat juga menjadi model lukis selama 2 tahun.

Sang istrinya ini jugalah yang ikut berperan membuat sang seniman ini memutuskan untuk menetap di Bali setelah menikah. Sebelumnya, pelukis legendaris A.J. Le Mayeur juga sempat menuai sukses saat ikut pameran lukisan di Singapura dimana Ni Nyoman Pollok sendiri yang menjadi sang model saat itu. Pasangan ini tidak memiliki anak karena memang tidak diizinkan oleh A.J. Le Mayeur. Ia mengkhawatirkan hilangnya bentuk keindahan sang istri yang merupakan model utama dari lukisannya jika memiliki anak. Sehingga mereka tidak memiliki ahli waris untuk museum ini. Sang pelukis sendiri meninggal pada tanggal 31 Maret 1958 di tanah kelahirannya, Belgia di karenakan beliau harus mendapatkan perawatan intensif akibat menderita kanker.

Koleksi  Museum Le Mayeur

Koleksi dari museum ini adalah lukisan-lukisan Le Mayeur sendiri yang bertema keindahan alam, ekspresi budaya dan impresionis yang sebagian besar menampilkan lukisan wanita bali bertelanjang dada. Karena itu pula pelukis legendaris ini mendapat julukan sebagai Gaugin-nya Indonesia. Model utama untuk lukisanya sendiri adalah Ni Nyoman Pollok, istri dari pelukis sendiri. Dan sebagian besar lukisan dari Le Mayeur ini menggambarkan kehidupan rakyat Bali.

Di museum ini terdapat sekitar 88 buah lukisan yang dibuat dengan berbagai media berbeda. Ada yang terbuat dari media kanvas (28 lukisan), bagor (22 lukisan), triplek (6 lukisan), kertas (7 lukisan), dan hardboard (25 lukisan). Dimana penggunaan media lukis selain kanvas juga menunjukkan saat itu tengah berada pada masa-masa dimana sulitnya menemukan alat lukis di masa penjajahan Jepang di Indonesia. Sementara alat lukis yang digunakan bisa berupa pensil, cat minyak dan cat air.

Dari semua lukisan tersebut, ada yang memang dibuat selama ia tinggal di Bali, namun ada juga lukisan dari negara lain saat ia melakukan perjalanan ke berbagai negara. Lukisan-lukisan tersebut ada yang dibuat sewaktu ia masih di Eropa, India, Afrika, Italia dan Perancis. Beberapa lukisan dari perjalanannya tersebut adalah lukisan yang bernama “Jaipur, India” “Early Morning in the Harbour of Marseille” “Canal of Gindecca” dan “Istambul (Turkey)”.

Lukisan tertua yang terdapat di museum ini dilukis pada tahun 1921, sedangkan lukisan terakhir dari sang pelukis dibuat pada tahun 1957, yakni lukisan yang berjudul “Di Sekitar Rumah Pollok”. Furnitur dan perabotan yang terdapat di museum ini juga merupakan peninggalan dari Le Mayeur bersama istrinya. Seperti ranjang tidur, lemari, aneka patung dan guci, kasur, meja berukir, keramik-keramik, buku-buku koleksi Le Mayeur dan juga jambangan bunga.

Pollok, Lukisan Le Mayeur yang paling terkenal

Banyak lukisan dari Le Mayeur ini yang terkenal, salah satunya adalah lukisan Pollok dan dibuat pada tahun 1957. Lukisan ini menampilkan gambar Ni Nyoman Pollok yang sedang memetik bunga dengan latar belakang yang bertempat masih disekitar rumah mereka sendiri. Dimana sang model harus berjemur dibawah terik matahari tanpa harus bergerak dan banyak mengeluh. Lukisan tersebut terkenal memberikan kesan yang indah dan juga berani.

Tidak hanya memamerkan hasil karya seni sang pelukis di siang hari, namun pada malam harinya museum ini juga membuka pertunjukkan tari-tarian guna menarik minat para pembeli. Saat-saat itu adalah masa-masa kejayaan bagi sang pelukis atas karya-karyanya dan membuat Le Mayeur mempu menjadi pelukis legendaris yang handal dan produktif hingga karyanya masih bisa dinikmati hingga saat ini bagi para pecinta seniman lukisan.

Demikianlah sejarah museum Le Mayeur Bali yang kini patut dijadikan salah satu destinasi wisata jika ingin berkunjung ke Bali selain menikmati candi di Bali yang merupakan candi Hindu di Indonesia dan candi peninggalan agama Hindu, sejarah Museum Braja Shandi Bali dan sejarah museum Geopark batur yang juga terkenal di Bali.

The post Sejarah Museum Le Mayeur Bali Secara Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Kayu Tenggarong Kalimantan Timur /bangunan/sejarah-museum-kayu-tenggarong Mon, 28 Jan 2019 04:34:26 +0000 /?p=2464 Museum Kayu Tenggarong merupakan museum yang terletak di Tenggarong, Kalimantan Timur. Namun, museum ini memiliki nama lain, yakni museum Kayu Tuah Himba. Nama tersebut juga diambil dari nama semboyan yang…

The post Sejarah Museum Kayu Tenggarong Kalimantan Timur appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum Kayu Tenggarong merupakan museum yang terletak di Tenggarong, Kalimantan Timur. Namun, museum ini memiliki nama lain, yakni museum Kayu Tuah Himba. Nama tersebut juga diambil dari nama semboyan yang berbunyi Tuah Himba Untung Langgong, yang berartikan menjaga dan melestarikan kekayaan alam atau hutan, maka manfaat yang bisa diperoleh juga akan lama atau langgeng. Sesuai dengan namanya sebagai museum kayu, bangunan museum ini terbuat dari bahan dasar kayu dengan rupa bangunan berbentuk rumah panggung khas Kalimantan yang berukuran 20x20M². Koleksinya pun juga sebagian besar mengoleksi beragam jenis-jenis kayu, dedaunan, rotan, biji-bijian yang terdapat di hutan pulau Kalimantan dan beberapa kerajinan dan perkakas yang masih berhubungan dengan perkayuan.

Museum kayu ini tidak banyak memiliki koleksi bersejarah berupa peninggalan-peninggalan dari kerajaan atau masa prasejarah seperti alat pada zaman batu, sejarah manusia purba, peninggalan zaman neolitikum atau peninggalan zaman praaksara atau pun peninggalan dari masa penjajahan Belanda di Indonesia. Karena memang tujuan museum ini dibangun di khususkan untuk mengumpulkan koleksi dan informasi yang khusus pada jenis-jenis kayu di pulau ini agar tidak hilang ditelan sejarah karena eksploitasi pada masa itu.

Kini museum ini menjadi objek wisata sejarah yang tidak pernah sepi pengunjung karena memiliki daya tariknya sendiri. Yakni berupa koleksi buaya muara ukuran raksasa yang disebut juga dengan monster buaya. Buaya yang telah diawetkan ini menjadi sejarah di museum ini karena telah menyerang dan memakan warga setempat.

Sejarah Museum Kayu Tenggarong atau Museum Tuah Himba

Sejarah Museum Kayu Tenggarong ini berdiri dilatarbelakangi oleh kekhawatiran musnahnya jenis-jenis kayu yang ada di Kalimantan karena penebangan hutan sehingga generasi penerus tidak mengenali berbagai jenis kayu asli pulau Kalimantan ini. Bangunan dari museum ini berdiri pada tahun 1990-an dan diresmikan secara simbolis pada 1991.

Tujuan dari dibangunnya museum ini juga untuk memperkenalkan kekayaan hutan kepada masyarakat yang diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran dan kecintaan untuk melestarikan alam serta menjaganya. Khususnya mengenalkan dan menyimpan berbagai jenis kayu asli dari pulau ini yang tersebar di pulau Kalimantan sebagai bahan edukasi. Lantaran pada saat itu sedang terjadi pembabatan hutan secara besar-besaran untuk kepentingan industri.

Hampir semua hutan hujan ini di pulau Kalimantan ini ditebang habis yang pada awal mulanya penebangan hutan ini semata dikarenakan tanah yang tidak subur, iklim tidak menguntungkan, dan kehadiran penyakit. Sehingga beberapa hutan di tebang untuk menurunkan kadar kelembabannya. Namun makin lama makin terus berlanjut dan semakin meningkat dari tahun ke tahun yang pada akhirnya tujuannya beralih menjadi pemenuhan kebutuhan industri. Begitulah awal mula sejarah Museum Kayu Tenggarong ini.

Koleksi Museum Kayu Tenggarong atau Museum Tuah Himba

Semua benda dari kekayuan dipamerkan di museum ini. Mulai dari berbagai jenis kayu, kerajinan dari bahan kayu dan rotan serta berbagai perabotan rumah tangga yang tentunya juga terbuat dari bahan kayu dan rotan yang menjadi ciri khas museum kayu ini. Berikut adalah koleksi dari Museum Kayu Tenggarong ini yang terbagi dari beberapa ruang pameran:

  1. Koleksi kayu

Batangan kayu atau fosil kayu yang terdapat di museum ini diambil dari berbagai macam jenis kayu yang terdapat dan tumbuh di hutan pulau Kalimantan. Koleksi dari berbagai jenis kayu yang terdapat di museum ini ada sekitar 220 buah. Ditambah juga dengan koleksi bermacam jenis daun kayu (herbarium) yang telah dikeringkan yang jumlahnya juga sekitar 220 buah hingga alat-alat pengolah kayu. Salah satu koleksi dari kekayuan ini adalah kayu ulin yang hanya tumbuh dan ada di Pulau Kalimantan. Fosil kayu yang menjadi koleksi museum ini juga ada yang berasal dari ratusan tahun silam, sehingga ada yang telah berubah menjadi batu. Di ruang ini juga bisa ditemukan lempengan kayu kapur dengan diameter 60 centimeter. Saat tumbuh di hutan, pohon kayu ini tingginya bisa mencapai 60 meter.

Tidak hanya itu, berbagai tanama hias dan tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan bahan herbal baik untuk obat-obatan hingga makanan untuk hewan ternak pun juga dilestarikan di museum ini. Terdapat juga berbagai jenis biji-bijian yang juga menjadi koleksi dari museum ini. Sehingga membuat lingkungan museum ini menjadi asri dan sejuk.

  1. Ruang ukiran atau kerajinan

Berbagai kerajinan dari bahan kayu dan rotan khas Kalimantan bisa ditemukan disini. Tentunya memamerkan berbagai jenis kerajinan dan ukiran seperti ukiran Dayak, Patung khas Dayak Kenyah, mandau, miniatur rumah betang yang merupakan rumah panjang khas Dayak, beberapa kerajinan dari penginggalan kerajaan Kutai yang pernah menjadi salah satu kerajaan di Indonesia, dan berbagai perabotan rumah tangga lainnya. Meski terdapat beberapa peninggalan dari zaman kemakmuran kerajaan Kutai, tapi museum ini tidak memberikan pengetahuan tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara lengkap.

  1. Buaya dan kepiting

Tidak hanya kayu, tapi juga ada yang namanya muara buaya yang memamerkan dua ekor buaya muara (Crocodelus porosus) jantan dan betina. Tentu saja buaya ini telah diawetkan dan menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung museum ini. Panjang dari buaya jantan mencapai 6,6 meter dengan berat hingga 350 kg dan lingkar perut 1,8 meter. Sedangkan buaya betina memiliki panjang 5,5 meter dengan berat 200 kg dan lingkar perut 1 meter.

Buaya jantan ditangkap pada 8 Maret 1996 karena telah memangsa manusia di sungai kenyamukan. Ada juga koleksi kepiting pemakan sari kelapa yang juga diawetkan. Sedangkan buaya betinanya di tangkap pada 10 April 1996 di daerah Tanjung Limau juga karena telah memangsa manusia. Kedua buaya raksasa pemangsa manusia ini ditangkap dan dibunuh untuk mengeluarkan jasad manusia dari dalam perutnya. Yang pada akhirnya kedua buaya ini diawetkan dan menjadi bagian dari koleksi museum Kayu Tenggarong karena telah menorehkan sejarah di bumi Borneo ini.

Demikianlah sejarah Museum Kayu Tenggarong di Kalimantan Timur ini. Masih ada juga museum lain di Kalimantan Timur ini yang menyajikan edukasi sejarah lainnya seperti sejarah Museum Lambung Mangkurat yang banyak memberikan informasi sejarah tentang peninggalan bersejarah di Indonesia.

Berbicara tentang tanah Borneo atau pulau kalimantan, masih kurang rasanya jika tidak mengetahui lebih banyak tentang pulau ini. Masih banyak sejarah yang terjadi di pulau ini yang mungkin belum Anda ketahui. Di antaranya seperti sejarah perang Banjar dan penyebab perang banjarmasin yang juga masih berhubungan dengan sejarah VOC Belanda, serta ada juga sejarah kota Pontianak dengan tugu khatulistiwanya.

The post Sejarah Museum Kayu Tenggarong Kalimantan Timur appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum La Galigo Makasar Terlengkap /bangunan/sejarah-museum-la-galigo Thu, 24 Jan 2019 08:40:28 +0000 /?p=2233 Museum La Galigo merupakan salah satu museum yang terdapat di jalan Ujung Pandang No.1 kota Makassar, Sulawesi Selatan. Museum ini juga berisi peninggalan bersejarah di Indonesia terutama yang berasal dari…

The post Sejarah Museum La Galigo Makasar Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum La Galigo merupakan salah satu museum yang terdapat di jalan Ujung Pandang No.1 kota Makassar, Sulawesi Selatan. Museum ini juga berisi peninggalan bersejarah di Indonesia terutama yang berasal dari daerah Sulawesi ini. Dari tanah Sulawesi ini juga terdapat tokoh pahlawan nasional wanita, yakni Opu Daeng Risaju.

Sejarah Museum La Galigo

Sejarah Museum La GaligoAwalnya museum ini didirikan pada tahun 1938 oleh pemerintah Hindia Belanda yang dikepalai oleh Tuan Ness. Pada saat itu kota Makassar berstatus sebagai Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden (Pemerintahan Sulawesi dan Daerah Taklukannya) dengan nama Celebes Museum. Celebes museum ini dulu terletak di benteng Fort Rotterdam yang dikenal sebagai benteng Ujung Pandang, tepatnya di gedung bekas kediaman Laksamana Cornelis Speelman yang saat itu masih memimpin beberapa ekspedisi militer sebelum kembali ke Batavia.

Sebelum ia menduduki jabatan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1681-1684, ia juga pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Kotapraja du tahun 1678 dan bersidang tiga kali seminggu di Balai Kota Batavia yang sekarang ini telah menjadi Museum Sejarah Jakarta. Pada masa itu museum menempati 3 gedung dari benteng tersebut, yakni gedung No. 2, Gedung No. 5 dan gedung No.8. Saat Jepang mulai ke Indonesia, kegiatan di museum ini sempat terhenti untuk sementara waktu. Namun setelah pembubaran Negara Indonesia Timur (NIT) museum ini kembali di rintis oleh para budayawan.

Sejarah Penamaan Museum La Galigo

Penamaan La Galigo untuk meseum ini disarankan oleh seorang seniman yang diambil dari nama salah satu putra Sawerigading Opunna Ware yang merupakan tokoh masyhur dalam mitologi Bugis. Ia juga dinobatkan menjadi Pajung Lolo atau raja muda di Kerajaan Luwu, pada abad ke-14. Nama La Galigo juga merupakan nama sebuah karya sastra klasik dalam bentuk naskah tertulis bahasa Bugis yang dikenal sebagai Surek La Galigo yang terdiri dari 9.000 halaman yang berhubungan dengan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Isi dari Surek La Galigo ini mengandung cerita-cerita, tatanan, dan tuntunan hidup orang Sulawesi Selatan dulu, seperti sistem religi, ajaran kosmos, adat-istiadat, bentuk dan tatanan masyarakat atau pemerintahan tradisional, pertumbuhan kerajaan, sistem ekonomi dan perdagangan, keadaan geografis, dan peristiwa penting yang pernah terjadi.

  • Museum La Galigo Tahun 1966

Museum ini kembali didirikan dengan status tidak resmi dan koleksi museum pun kembali bertambah yakni berupa gelang perak, pakaian adat pengantin, keris, badik dan mata uang kuno yang semua koleksi itu diperoleh dari sumbangan Inspeksi Kebudayaan Daerah Sulawesi Selatan, para budayawan, Yayasan Matthes, dan Yayasan Pusat Kebudayaan Indonesia Timur.

  • Museum La Galigo Tahun 1970

Akhirnya museum ini resmi dibuka kembali dan didirikan lagi dengan nama Museum La Galigo dengan surat keputusan Gubernur.

  • Museum La Galigo Tahun 1979

Namun beberapa tahun kemudian, melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nama museum ini kembali berubah menjadi Museum La Galigo Propinsi Sulawesi Selatan.

  • Museum La Galigo Tahun 1988

Direktur Jenderal Kebudayaan mengeluarkan keputusan tentang penyeragaman nama museum negeri tingkat provinsi seluruh Indonesia melalui Direktur Permuseuman Jakarta. Keputusan tersebut mengharuskan mendahulukan nama provinsinya masing-masing kemudian diikuti nama lokal daerahnya. Dan kemudian meseum ini berganti nama lagi dengan Museum Negeri Propinsi Sulawesi Selatan La Galigo.

  • Museum La Galigo Tahun 2001

Memasuki era Otonomi, untuk kelima kalinya museum kembali berganti nama dengan nama menjadi UPTD Museum La Galigo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan karena adanya surat keputusan Gubernur.

Koleksi Sejarah Museum La Galigo

Koleksi Museum La GaligoKoleksi yang ada di dalam museum ini tersebar di beberapa gedung dengan pembagian koleksi yang berbeda di tiap gedung serta ruangannya. Berikut adalah beberapa gedung yang terdapat di museum La Galigo beserta koleksinya.

  1. Koleksi Gedung No.2

Koleksi-koleksi yang terdapat di gedung No.2 dari museum ini di dapat dari hasil sumbangan dan hasil dari penggalian dimana benda-benda koleksi tersebut berupa mata uang, berbagai macam jenis keramik, piring emas dan beberapa buah destar tradisional Sulawesi Selatan. Berikut adalah ruang pameran Museum La Galigo yang terdiri dari 12 ruang dengan koleksinya masing-masing.

  • Ruang 1, terdiri dari koleksi benda-benda atau bahan bangunan benteng, peta lokasi benteng Kerajaan Gowa, maket Benteng Ujung Pandang dan foto-foto gedung yang dipugar.
  • Ruang 2, terdapat koleksi alat batu prasejarah, koleksi arkeologi dan lukisan prasejarah.
  • Ruang 3, ada koleksi lukisan, sistem penguburan megalitik dan koleksi benda dari masa prasejarah.
  • Ruang 4, merupakan gudang Museum La galigo.
  • Ruang 5, tempat koleksi dari numismatika dan arkeologi.
  • Ruang 6, memamerkan berbagai koleksi etnografi.
  • Ruang 7, terdapat foto-foto pahlawan nasional dan Sulawei Selatan, serta koleksi Kerajaan Sawitto, Kerajaan Wajo, Mandar, dan Tana Toraja.
  • Ruang 8, berisi koleksi kerajaan di Indonesia, yakni Kerajaan Luwu.
  • Ruang 9, khusus untuk koleksi benda dari Kerajaan Bone.
  • Ruang 10, tempat koleksi Kerajaan Gowa yang termasuk dalam sejarah kerajaan Islam di Indonesia.
  • Ruang 11 dan 12, terdapat peta lokasi penemuan keramik asing di Sulawesi Selatan dan koleksi keramik asing.
  1. Koleksi Gedung No. 5

Sementara ada gedung No. 5 memiliki koleksi berupa berbagai jenis perahu, alat-alat pertanian, alat-alat pertukangan kayu, dan koleksi etnografi dari emas.

  1. Koleksi Gedung No. 10

Berikutnya pemeran museum ini juga terdapat di gedung no.10 ini yang memiliki 6 ruang untuk memamerkan koleksi dengan penataan dan koleksi sebagai berikut.

  • Ruang 1, berisi koleksi Kebaharian seperti miniatur perahu pinisi, patorani, palari, bahan pembuatan perahu, peta topografi, dan suku bangsa Sulawesi Selatan.
  • Ruang 2, memamerkan benda koleksi berupa alat penangkap ikan, perahu lambo, palari, bendi, bagang, dan roppong.
  • Ruang 3, memamerkan koleksi tradisional seperti lesung dari Raja Tolo Jeneponto, alat pengolahan sagu, alat pengolahan gula merah, alat rumah tangga, musik tradisional anjong bola, dan alat pertanian tradisional.
  • Ruang 4, khusus untuk koleksi tenun tradisional seperti alat proses pembuatan benang, lungsi, perangkat tenun tradisional, berbagai hasil tenunan, pakaian adat Sulawesi dan alat penempaan besi beserta hasil-hasilnya.
  • Ruang 5, khusus untuk memamerkan pakaian pengantin dan pelaminan berupa pakaian pengantin adat suku bangsa di Sulawesi Selatan beserta pelaminannnya.
  • Ruang 6, Koleksi ini memamerkan koleksi yang bersifat wawasan nusantara seperti pakaian adat Jawa dan Bali, lukisan Syekh Yusuf, tasbih, pakaian adat Sulawesi Utara, pakaian adat Sulawesi Tengah, pakaian adat Kalimantan Timur, Sumatera Barat, dan pakaian adat daerah lainnya, panah dan juga patung dari Papua.
  1. Koleksi Gedung No.8

Dan pada gedung No. 8 terdapat koleksi dari berbagai jenis tombak, alat musik, alat-alat permainan tradisional periuk, belanga, dan berbagai alat dapur lainnya.

Demikianlah informasi mengenai sejarah museum La Galigo dari Sulawesi Selatan. Ada juga sejarah museum Balla Lompoa yang juga terdapat dikota Makassar yang sayang untuk dilewatkan.

The post Sejarah Museum La Galigo Makasar Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Balaputradewa Palembang Paling Lengkap /bangunan/sejarah-museum-balaputradewa-palembang Mon, 17 Dec 2018 02:36:40 +0000 /?p=1716 Palembang adalah kota di Indonesia yang penuh dengan nilai – nilai sejarah dan tidak hanya terkenal dengan sejarah makanan khas palembang saja yaitu pempek palembang. Kota Palembang pun memiliki salah…

The post Sejarah Museum Balaputradewa Palembang Paling Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Palembang adalah kota di Indonesia yang penuh dengan nilai – nilai sejarah dan tidak hanya terkenal dengan sejarah makanan khas palembang saja yaitu pempek palembang. Kota Palembang pun memiliki salah satu museum negeri, yang terdapat di masing – masing propinsi di Indonesia. Keberadaan propinsi Sumatera Selatan memiliki sejarah yang panjang. Di masa lampau, propinsi Sumsel dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya dan merupakan lokasi keberadaan kerajaan maritim terkenal yaitu Kerajaan Sriwijaya hingga pada abad ke 15 berdiri Kesultanan Palembang yang kekuasaannya bertahan sampai kedatangan penjajah Belanda ke Indonesia.

Dengan riwayat bersejarah yang panjang, tidak ayal Sumsel merupakan propinsi yang kaya akan peninggalan bersejarah. Seorang peneliti Belanda bernama Van der Hoop bahkan menyatakan bahwa Palembang adalah salah satu wilayah di nusantara yang banyak ditemukan bukti – bukti peninggalan zaman Megalitikum. Untuk itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel memiliki ide untuk memulai sejarah museum Balaputradewa Palembang.

Sejarah Museum Balaputradewa Palembang

Sejarah Museum Balaputradewa PalembangNama museum diambil dari Raja Balaputradewa, yaitu seorang raja yang terkemuka dari sejarah kerajaan Sriwijaya pada abad ke 8 – 9 M yang merupakan keturunan Wangsa Syailendra. Dalam prasasti Nalanda disebutkan bahwa ia adalah cucu Dharanandra, dan ayahnya bernama Samaragrawira dan ibu bernama Dewi Tara dari Wangsa Soma. Saat memerintah, pengaruh Balaputradewa sangat luas mencapai Asia Tenggara dan meluas sampai ke India. Ia adalah Raja yang memberikan landasan politik dan diplomasi bagi dunia internasional sehingga nama kerajaan yang dipimpinnya menjadi lebih besar. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan sebagai sebuah kerajaan maritim yang kekuasaannya meliputi seluruh Indonesia hingga Thailand, India, Filipina dan Cina. Ketahui juga mengenai asal usul nusantara, sejarah bahasa indonesia, dan sejarah jembatan ampera .

Pada tahun 1976 Gubernur Sumsel membeli lokasi seluas 23.565 meter persegi  ini untuk dijadikan museum. Proses pembangunannya dimulai pada tahun 1978 dan diresmikan sebagai museum pada tanggal 5 Novemver 1984. Pada awalnya museum ini diberi nama sebagai Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan, namun setelah keluarnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 1223/1999 tertanggal 4 April 1990, museum ini berubah nama menjadi Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan Balaputradewa. Pada 4 April 2012 museum ini selesai direnovasi sehingga tampak lebih elegan dan modern dengan AC di setiap ruang pamer dan penjelasan koleksi menggunakan monitor.

Di lokasi berdirinya museum juga terdapat Rumah Limas yang pernah menjadi salah satu ilustrasi di uang kertas pecahan 10 ribu rupiah. Rumah tersebut hingga sekarang masih digunakan untuk mempelajari sejarah kebudayaan Palembang. Rumah Limas ini dibangun pada 1836 milik Sario Abdulrahman Al Habsi yang diangkat sebagai kapten oleh Belanda. Rumah yang kemudian dijual kepada Pangeran Betung ini terdiri dari 4 lantai, dan sudah dipindahkan sebanyak tiga kali, berlokasi di halaman belakang museum. Bangunannya tidak menggunakan paku atau semen, namun dibangun dengan metode bongkar pasang kayu. Di dalam rumah yang bebas dikunjungi ini terdapat perabotan atau furnitur klasik bekas peninggalan dari Cina, Belanda dan Jerman.

Tidak jauh dari situ, ada juga bangunan yang dinamai Rumah Bergajah, Rumah Anti Gempa atau juga dikenal dengan nama Rumah Ulu sebagai rumah tradisional masyarakat Ogan Komering Ulu. Keunikan rumah panggung ini adalah pondasi kaki kayunya yang dapat menahan seberapa berat beban rumah tersebut. Tiang kayunya tidak ditanam namun cukup menggunakan batu sebagai penyangga dan lantai terbuat dari bambu. Rumah Ulu tidak dapat dimasuki oleh para pengunjung museum.

Koleksi Museum Balaputradewa Palembang

Koleksi Museum Balaputradewa PalembangSejarah museum Balaputradewa Palembang mencakup peninggalan bersejarah yang dimulai dari zaman pra sejarah sampai masa kolonial Belanda sejumlah sekitar 3580 buah. Sebelum memasuki ruang – ruang pamer, pengunjung museum akan melewati Galeri Melaka yang memungkinkan diisi sejak Propinsi Sumsel dan pemerintah. Ada beberapa bagian yang diperuntukkan menyimpan koleksi museum yaitu:

  • Bagian Megalit

Kebudayaan megalitikum di Sumsel berpusat di dataran tinggi Pagaralam yang letaknya di Barisan pegunungan tinggi  di sisi barat Sumsel. Selain itu juga ditemukan di Bengkulu, Muara Enim, Lahat. Pada dataran tinggi, 22 situs budaya megalitikum ditemukan. Menceritakan masa pra sejarah melalui berbagai lukisan dan situs peninggalan hewan – hewan purba, mengisahkan Pithecantropus Erectus dan aneka binatang yang diawetkan, kerangka manusia purba yang ditemukan di gua harimau, batu – batu raksasa zaman megalitikum.

  • Bagian Sriwijaya

Sejarah kerajaan Sriwijaya bisa Anda saksikan di bagian ini berupa kerajinan gerabah, manik – manik, logam dan prasasti yang sebagian besarnya adakah replika karena yang asli kebanyakan disimpan di Museum Nasional Jakarta atau Monas, dan juga di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. Disini ada contoh prasasti ditampilkan sebagai replika. Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya tersebut antara lain Prasasti Kedukan Bukit, Telaga Batu, Kota Kapur, Talang Tuwo, Boom Baru, Kambang Unglen I, Kambang Unglen II dan prasasti Siddha yatra. Selain itu ada patung Hindu Buddha dari berbagai periode masa. Ada pula ruang pamer yang mencakup koleksi di zaman Kesultanan Palembang Darussalam berupa tenun songket, kerajinan seni ukir hingga naskah islam.

  • Bagian Kesultanan Palembang

Area ini berisi koleksi peninggalan dari abad ke 18 Kesultanan Palembang seperti tenun songket dan pakaian. Kain songket yang paling menonjol sebagai bagian dari koleksi museum adalah kain sepanjang enam meter dan lebar 25 cm dengan motif Naga Besaung. Ada pula beberapa koleksi lain berupa kerajinan seni ukit khas Palembang yang diaplikasikan pada dipan, kursi, hiasan pintu rumah dan lainnya.

  • Ruang Pameran Malaka

Ruang pameran ini termasuk sangat baru karena baru dibuka pada tahun tersebut ketika Sultan Malaka datang ke Palembang. Pada saat itu dilakukan pertukaran budaya antara Palembang dan Kesultanan Malaka. Hal ini berdasarkan catatan sejarah yang menyatakan ketika Kerajaan Sriwijaya berhasil diduduki oleh Majapahit, Parameswara kemudian lari ke Semenanjung Malaka. Ia lalu menikah dengan wanita lokal dan masuk agama Islam sehingga berganti nama menjadi Iskandar Syah dan mendirikan Kesultanan Malaka.

Cara Mencapai Museum

Untuk turut menyaksikan sejarah museum Balaputradewa Palembang, pengunjung perlu mengetahui bagaimana cara mencapainya. Kendaraan pribadi mengarah dari jalan jendral sudirman sampai ke kilometer 5 lalu carilah petunjuk museum di sisi kiri. Kemudian belok kiri masuk ke jalan Srijaya I, sekitar 500 meter kemudian akan terlihat gedung museum di sisi kanan jalan.

Angkutan kota bisa dinaiki dari kawasan Ampera menggunakan angkutan berwarna merah yang jurusannya melewati kilometer 5. Jika sampai di pertigaan jalan Srijaya, pengunjung dapat naik ojek atau berjalan kaki. Alternatif transportasi ada juga berupa bus trans musi atau bus kota.

Museum Balaputradewa terletak di kilometer 5,5 tepatnya di jalan Srijaya Negara I no. 288, Palembang Sumatera Selatan. Museum tutup hari Senin dan buka hari Selasa – Jumat dari pukul 08.30 sampai 15.00. Sedangkan akhir pekan pengunjung harus mengikuti jam buka 08.30 – 14.30 saja. Harga tiket pun sangat terjangkau, berkisar antara seribu atau dua ribu. Sejarah museum Balaputradewa di Palembang sangat penting untuk Anda diketahui karena  agar dapat lebih menghargai kekayaan peninggalan sejarah di Indonesia dan juga cerita di baliknya sehingga menumbuhkan minat untuk mengetahui dan melestarikan peninggalan sejarah bangsa kita.

The post Sejarah Museum Balaputradewa Palembang Paling Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>