masa kerajaan – Sejarah Lengkap Sejarahwan Tue, 06 Jun 2017 07:15:00 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.5.6 Sejarah Minangkabau -Asal Usul, Menurut Tambo dan Ahli /indonesia/kerajaan/sejarah-minangkabau Sat, 26 Nov 2016 02:59:06 +0000 /?p=382 Berbicara tentang Minangkabau, maka kita akan dihadapkan pada sejarahnya yang begitu kompleks. Ini disebabkan karena beberapa hal yaitu: Adanya perbedaan versi tentang sejarah Minangkabau itu sendiri Masyarakat Minang zaman dulu…

The post Sejarah Minangkabau -Asal Usul, Menurut Tambo dan Ahli appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Berbicara tentang Minangkabau, maka kita akan dihadapkan pada sejarahnya yang begitu kompleks. Ini disebabkan karena beberapa hal yaitu:

  • Adanya perbedaan versi tentang sejarah Minangkabau itu sendiri
  • Masyarakat Minang zaman dulu tidak memiliki budaya tulis-menulis, sehingga kisah tentang Minangkabau selalu diturunkan melalui foktor. Upaya penulisan sejarah Minangkabau dalam bentuk Tambo (Hikayat, Babad) baru dimulai setelah Islam masuk pada kawasan tersebut
  • Berbagai Tambo tentang sejarah Minangkabau yang ditulis menggunakan abjad Arab sebagian besar masih tercampur dengan mitos, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan para ahli.

Namun demikian, bukan berarti kita menjadi tutup mata dengan sejarah Minangkabau. Walau bagaimanapun, kawasan Minangkabau memiliki sejarah yang juga penting untuk diketahui. Melalui tulisan ini, kita akan mengkaji sedikit tentang sejarah Minangkabau yang tertuang dalam beberapa literatur.

Asal-usul Penamaan

Kata Minangkabau mengandung banyak pengertian. Kata tersebut tidak hanya merujuk pada nama desa yang terletak di kec. Sungayang kab. Tanah Datar, Sumatera Barat, tapi juga merujuk pada entitas suatu suku, bahasa dan budaya. Secara geografis, Minangkabau terdiri dari daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian barat Jambi, bagian utara Bengkulu, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.

Nama Minangkabau sendiri berasal dari kata manang yang berarti menang dan kabau yang berarti kerbau. Nama itu diketahui dari sejarah yang ditulis di dalam Tambo. Kisahnya berawal pada saat kerajaan Pagaruyung yang dipimpin raja Adityawarman, akan ditaklukan oleh pasukan Majapahit.

Untuk mencegah pertempuran, penasehat raja mengusulkan adu kerbau sebagai pengganti peperangan. Jika kerbau dari pihak raja yang kalah, maka kerajaan akan diserahkan pada pasukan Majapahit. Sebaliknya, jika menang, pasukan Majapahit diminta untuk kembali ke Jawa. Akhirnya, usulan tersebut juga disetujui oleh pasukan Majapahit.

Singkat cerita, adu kerbau dimenangkan kerajaan Pagaruyung. Kemenangan tersebut pada akhirnya menginspirasikan masyarakat memakai nama Minangkabau, kata yang berasal dari ujaran “manangkabau” yang artinya kerbau yang menang.

artikel lainnya:

Untuk mengenang kemenangan tersebut, masyarakat membuat sebuah rangkiang (Rumah Gadang) yang atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau. Kisah mengenai Minangkabau ini juga bisa ditemukan dalam Hikayat Raja-raja Pasai. Dalam hikayat itu tertulis bahwa kemenangan adu kerbau tersebut menjadikan kawasan yang sebelumnya bernama Pariangan menjadi Minangkabau.

Selain dari Tambo, nama Minangkabau juga bisa ditelusuri dari beberapa pendapat ahli sejarah, yaitu sebagai berikut:

  1. NG. Poerbacaraka menyebut bahwa nama Minangkabau berasal dari kerajaan Minanga di Sumatra Barat. Hal ini didasarkan atas penemuan Prasasti Kedukan Bukit (683 Masehi) yang berada di Palembang. Dalam prasasti itu tertulis sepuluh baris kalimat yang diantaranya ada kata Minanga.
  2. Ia mengatakan bahwa nama Minangkabau berasal dari kata “Menon Khabu” yang berarti Tanah Permai atau Tanah Pangkal.
  3. Berbeda dengan Hussein Nainar, Vander Tuuk menganggap bahwa nama Minangkabau berasal dari kata “Pinang Khabu” yang berarti Tanah Asal.
  4. Muhammad Zain berpendapat bahwa nama Minangkabau berasal dari kata “Binanga Kanvar” yang berarti Muara Kampar.

Nenek Moyang

Tidak hanya asal-usul nama Minangkabau, sejarah yang menyoal tentang nenek moyang masyarakat Minangkabau juga memiliki beragam versi, diantaranya ialah:

  • Menurut Tambo

Jika merujuk Pada Tambo, nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Kisah di dalam Tambo ini juga terdapat pada hikayat Sulalatus Salatin. Dalam hikayat itu tertulis bahwa masyarakat Minangkabau pernah mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba (seorang keturunan Iskandar Zulkarnain) untuk menjadi raja mereka.

Kisah ini diragukan kebenarannya oleh para ahli karena terdapat kontradiksi. Maksudnya, kalaupun benar Sang Sapurba datang untuk menjadi raja, kenyataannya kawasan tersebut telah membentuk kelompok masyarakat yang sudah pasti memiliki nenek moyang.

  • Keterangan Beberapa Ahli

Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari bangsa Austronesia yang dulu bermukim di daerah Yunan, Cina Selatan. Mereka datang ke Nusantara ini dalam dua gelombang;

  1. Gelombang pertama datang pada zaman Neolitikum ( Zaman Batu Baru) sekitar 2000 SM. Gelombang pertama ini oleh para ahli disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Dari bangsa Melayu Tua ini berkembang menjadi suku Barak, Toraja, Dayak, Nias, Mentawai, Kubu dan lain-lain.
  2. Gelombang kedua datang pada tahun 500 – 100 SM. Mereka yang datang pada gelombang kedua ini disebut Deutero Melayu (Melayu Muda). Dari bangsa Melayu Tua ini berkembang menjadi suku Minangkabau, Jawa, Makasar, Bugis dan lain-lain.

Artikel lainnya:

Agama

Saat ini, mayoratis agama masyarakat Minangkabau adalah Islam. Sebelum itu, mereka diyakini memeluk agama Budha karena pengaruh dari kerajaan Sriwijaya. Masuknya agama Islam ke kawasan tersebut diperkirakan melalui pesisir timur, bergerak dari daerah Inderagiri dan Arcat (Aru dan Rokan) yang saat itu telah menjadi pelabuhan Minangkabau ke arah pedalaman Minangkabau.

Dalam Sejarahnya, masyarakat Minang pernah mengalami perang saudara. Hal ini dipicu oleh konflik antara ulama dan pengikutnya yang bersikeras menerapkan hukum Islam dengan para kaum adat. Perang tersebut kemudian dikenal dengan Perang Padri. Perang Padri adalah perang saudara pertama di Asia Tenggara yang dipicu oleh konflik Agama.

Bahasa

Menurut sejarah yang  satu, masyarakat Minangkabau memiliki bahasa sendiri, bahkan bahasanya disebut-sebut termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Sedangkan sejarah yang lain menyebut bahwa bahasa Minangkabau termasuk ke dalam bahasa Melayu, karena banyaknya kesamaan bentuk ujaran dan kosakata di dalamnya. Namun yang perlu diketahui, masyarakat penutur bahasa Minang itu sendiri juga telah memiliki berbagai macam dialek. Hal ini bergantung kepada daerahnya masing-masing.

Selain itu, bahasa lain seperti Sanskerta, Tamil, Arab dan Persia juga terserap ke dalam bahasa Minang. Ini bisa dilihat dari beberapa prasasti di Minangkabau yang ditulis menggunakan kosakata Sanskerta dan Tamil. Kemudian aksara Arab yang dahulu sering digunakan masyarakat Minang sebelum berganti menjadi Alfabet Latin.

Baca juga:

Budaya Matrilineal

Budaya Matrilineal adalah identitas penting dari masyarakat Minang. Matrilineal adalah suatu kebudayaan yang menarik garis keturunan (nasab) dari pihak ibu, bukan bapak. Kuatnya budaya matrilineal di daerah tersebut tidak terlepas dari pandangan masyarakatnya tentang kaum perempuan.

Di Minangkabau, kaum perempuan memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang. Di sana, perempuan memainkan peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum laki-laki dalam posisinya sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu) atau penghulu (kepala suku). Keistimewaan dan pengaruh yang besar tersebutlah yang membuat perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama rumah).

Selain Matrilineal, budaya lain yang menjadi identitas masyarakat Minang adalah Kesenian tari pasambahan, tari piring, silek (silat Minangkabau), Rumah Gadang, dan makanan khasnya yang paling terkenal yaitu rendang dan masakan Padang. Hingga saat ini, makanan khas Minangkabau diyakini masih mendominasi kuliner Nusantara.

The post Sejarah Minangkabau -Asal Usul, Menurut Tambo dan Ahli appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno -Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-mataram-kuno Sat, 05 Nov 2016 04:38:55 +0000 /?p=300 Letak kerajaan Mataram Kuno ada di sekitar Yogyakarta yang merupakan Jawa bagian tengah. Daerah ini sangat subur karena tanahnya dikelilingi oleh gunung berapi dan aliran sungai yang tidak tersumbat. Sejarah…

The post Sejarah Kerajaan Mataram Kuno -Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Letak kerajaan Mataram Kuno ada di sekitar Yogyakarta yang merupakan Jawa bagian tengah. Daerah ini sangat subur karena tanahnya dikelilingi oleh gunung berapi dan aliran sungai yang tidak tersumbat. Sejarah kerajaan Mataram Kuno berhubungan erat dengan sejarah kerajaan besar lain di bumi nusantara. Seperti halnya sejarah kerajaan sriwijaya yang menjadi cikal bakal Mataram Kuno.

Posisi persisnya, kerajaan Mataram Kuno sempat mengalami beberapa kali pergantian istana yang disebabkan oleh bencana alam. Namun, bagaimana pun juga di mata orang-orang awam, sejarah Mataram Kuno sering rancu dengan sejarah Mataram Islam. Padahal kedua kerajaan ini terpaut ratusan tahun dengan banyak perbedaan.

Mataram Kuno sama dengan kerajaan Medang. Pusat pemerintahannya ada di Jawa Tengah lalu pindah ke Jawa Timur. Agama yang dianut dari Hindu Syiwa menjadi Buddha Mahayana. Sistem pemerintahannya di politik istana sedikit berbeda dengan yang diterapkan pendahulunya dalam sejarah kerajaan Majapahit. Mataram Kuno juga menjadi kerajaan agraris yang meneruskan tahta kerajaan Kalingga atau Ho-Ling.

Awal Berdiri

Rajya Medang I Bhumi Mataram menjadi ungkapan petunjuk bagi kita bahwa dahulu pernah ada suatu kerajaan di bumi Mataram. Mataram sendiri diyakini sebagai nama daerah penting yang dijadikan pusat kerajaan. Alasan inilah yang kiranya membuat kerajaan Medang lebih dikenal sebagai kerajaan Mataram. Untuk lebih mengenal spesifiknya, Mataram yang dimaksud adalah Mataram Hindu atau Mataram Kuno.

Kerajaan Mataram Kuno ini berdiri di atas sebuah prasasti tertulis berangka tahun 907 yang dikenal masyarakat dengan prasasti Mantyasih. Prasasti ini mengatasnamakan Dyah Balitung dan menjelaskan secara eksplisit bahwa penguasa pertama kerajaan Medang ini adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Menyandang gelar ratu bukan berarti penguasa pertama kerajaan Mataram merupakan seorang perempuan. Ratu, Rakai, dan Bhre adalah istilah asli nusantara untuk menyebut seorang penguasa. Jadi Sanjaya memiliki jenis kelamin laki-laki namun memakai gelar ratu karena pada saat itu tidak ada perbedaan yang berarti atas tafsir ratu dan raja.

Ibu Sanjaya bernama Sannaha. Sannaha ini memiliki seorang saudara bernama Sanna yang menguasai sebuah kerajaan tanpa nama. Tepat di tahun 732 Masehi, Ratu Sanjaya mengeluarkan sebuah prasasti yang menerangkan posisinya sebagai seorang raja. Ia memiliki seorang pendahulu bernama Sanna. Beliau gagal memerintah kerajaan tak bernama hingga kondisi di dalam kerajaan kacau, lalu Sanjaya datang untuk membereskan kekacauan.

Artikel Terkait :

Diketahui bahwa ternyata Sanna memiliki beberapa nama. Antara lain Senna dan Bratasenawa. Proses turunnya ia dari tahta kerajaan Galuh setelah memerintah sejak 706 – 716 Masehi dipicu oleh sebuah pemberontakan yang gagal diredam. Pemberontakan tersebut memang berniat mengkudeta Raja Sanna. Pelaku di balik kudeta itu adalah Purbasora, paman dari Sanjaya.

Setelah diturunkan paksa oleh Purbasora, Raja Sanna merasa berhak menduduki tahtanya lagi. Ia pun berlari ke sahabatnya, Raja Sunda pertama bernama Tarusbawa. Sebenarnya Kerajaan Galuh dengan Kerajaan Sunda masih memiliki ikatan batin yang lebih dari persahabatan biasa. Kedua kerajaan ini adalah bagian dari sejarah kerajaan Tarumanegara yang kemudian pecah menjadi dua bagian.

Selanjutnya, di kerajaan Galuh, Sanna beserta keluarganya diperlakukan dengan sangat baik. Setiap tingkah dari keluarga Sanna diperhatikan betul oleh Raja Tarusbawa hingga ia merasa sangat simpati dengan keponakan sahabatnya itu. Raja Tarusbawa pun memutuskan menikahkan putrinya dengan Sanjaya, anak Sannaha –adik kandung Sanna.

Setelah menikah dengan putri Raja Tarusbawa, otomatis Sanjaya lebih leluasa bermain politik antar kerajaan. Ia bermaksud membalaskan sakit hati keluarganya atas kudeta yang dilakukan keluarga Purbasora. Sanjaya menyampaikan maksudnya ini kepada mertuanya dengan tujuan mendapatkan restu sekaligus bantuan perang merebut kembali hak milik kerajaan.

Sanjaya memulai pembalasan dendamnya dengan naik menjadi raja di kerajaan Sunda terlebih dahulu. Ia memerintah di Sunda bukan atas nama besarnya langsung. Sanjaya hanya berusaha menjalankan pemerintahan di Sunda menggantikan mertuanya yang sudah berumur. Seharusnya tampuk kekuasaan jatuh ke tangan istrinya. Sayangnya sang istri kurang cakap dan lebih percaya pada kemampuan suaminya. Sehingga nantinya Sanjaya menggenggam kekuasaan 3 kerajaan sekaligus.

Baca juga :

Karena ia menjadi raja yang cakap di kerajaan Sunda yang termasuk wilayah Jawa Barat, Sanjaya ikut terlibat dalam sejarah kerajaan Kalingga. Ia menggantikan Ratu Sima yang terkenal super adil untuk menduduki tahta kerajaan Kalingga. Di abad ke-7 itu pulalah Sanjaya mengakhiri kekuasaannya di Jawa Barat dengan membagi wilayah kerajaan kepada kedua putranya.

Sanjaya kemudian pergi ke Mataram lagi sesuai dengan keinginan awalnya. Di sana ia mengambil alih kekuasaan dan menjadi raja di Mataram Kuno. Karena memulai segalanya lagi dari awal, sejarah lebih mengenal Sanjaya sebagai pendiri wangsa Sanjaya yang menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Masa Kejayaan

  • Wangsa Sanjaya

Kejayaan Mataram Kuno sudah tampak sejak awal. Semua ini berkat jiwa kepemimpinan Sanjaya yang memang layak menjadi raja. Sanjaya bukan sembarang raja yang hanya menginginkan kekuasaan semata. Sanjaya adalah seorang raja yang juga memahami isi dari kitab sucinya. Ia adalah seorang penganut Hindu Syiwa yang sangat taat.

Selama pemerintahan Sanjaya, penduduk Mataram Kuno menghasilkan komoditi pertanian berupa olahan padi yang digunakan sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat di dalam maupun luar kerajaan. Sanjaya sendiri tida pernah menunggu disuruh para Brahmana untuk membangun pura-pura sebagai tempat suci peribadahan orang Hindu.

Meskipun sangat mendukung perkembangan agama Hindu, namun Sanjaya merupakan raja yang bijak. Beliau ini bercermin pada sejarah kerajaan Majapahit yang sukses menerapkan sejarah bhinneka tunggal ika sesuai yang tercantum di kitab Negarakertagama. Sanjaya menjembatani penduduk di Mataram Kuno yang ingin memeluk agama lain. Waktu itu, hanya ada 2 agama besar yang memiliki banyak pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hanya ada Hindu dan Buddha.

  • Rakai Panangkaran

Sifat Rakai Panangkaran yang paling menonjol adalah pemberani. Ia telah melakukan banyak penaklukan terhadap raja-raja kecil di sekitar wilayah Mataram Kuno. Rakai Panangkaran menggantikan Ratu Sanjaya sebagai penguasa kerajaan Mataram Kuno. Di masa pemerintahannya, kaum Hindu bertempat tinggal di Mataram Kuno bagian utara. Sementara para pemeluk Buddha lebih nyaman menempati wilayah Jawa Tengah sebelah selatan.

Perbedaan tempat ini sengaja dilakukan agar kedua agama dapat hidup berdampingan, menjalankan ibadahnya masing-masing, dan berinteraksi dengan orang-orang yang sama. Keimanan akan semakin kuat karena seringnya bergaul dengan orang seagama. Namun di luar urusan agama, setiap penduduk Mataram Kuno tetap menjalin hubungan dagang dan pekerjaan lain seperti biasanya.

Rakai Panangkaran merubah agamanya sendiri menjadi Buddha Mahayana. Sejak Rakai –sebutan Raja- Panangkaran beralih agama, ia mendirikan wangsa baru yang dinamai Syailendra. Dengan itu berarti ada wangsa kedua yang menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Uniknya, para penganut Hindu dan Buddha di Mataram Kuno selalu hidup aman dan nyaman. Para penganut Hindu mendirikan candi peninggalan agama hindu seperti candi Dieng dan Gedong Songo. Di belahan Mataram Kuno bagian selatan juga membangun candi peninggalan buddha semacam Mendut, Prambanan dan Borobudur yang pernah masuk ke dalam 7 keajaiban dunia.

Baca juga :

Memang pada perkembangannya, kedua wangsa dan agama yang berbeda tersebut sempat berkelahi. Permasalahannya ada pada hak meneruskan kekuasaan raja. Namun konflik klasik ini dapat diatasi dengan keberanian Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya yang memeluk Hindu menikahi Pramodhawardhani, putri Samarattungga yang memulai pembangunan Borobudur dari Dinasti Syailendra. Akhirnya otomatis pula kedua wangsa ini sama-sama kembali duduk di istana kerajaan. Kedua agama yang sempat tak akur akhirnya kembali berbaikan.

Mataram Kuno terus berkembang maju hingga kekuasaannya jatuh ke tangan Dyah Balitung. Dyah Balitung bahkan mampu membalikkan keadaan yang semula tidak stabil menjadi lebih baik. Ialah raja Mataram Kuno yang kembali mempersatukan Jawa di bawah tundukan satu kerajaan. Kekuasaannya pun menyentuh hingga pulau Bali.

Masa Keruntuhan

Keruntuhan Mataram Kuno dipicu oleh perseteruan anggota keluarga. Semuanya bermula sejak Samarattungga meninggal dunia. Istrinya yang bernama Dewi Tara memiliki anak, Balaputeradewa. Balaputeradewa sebenarnya tidak terima atas kepemimpinana Rakai Pikatan sebagai Raja Mataram Kuno.

Balaputeradewa yang memang tidak berada di posisi bagus nekad menunjukkan sikap perlawanan kepada kepemimpinan Rakai Pikatan. Kontan saja Rakai Pikatan mengusir Balaputeradewa. Lelaki tersebut mencoba bertahan di dekat Candi Prambanan dengan mendirikan Candi Boko. Sayangnya pertahanan tersebut tidak dapat bertahan lama. Keadaan memaksanya melarikan diri ke luar pulau Jawa. Ia memilih pulau Sumatera sebagai tempat pelariannya. Pada waktunya nanti, Balaputeradewa malah menjadi raja di kerajaan Sriwijaya.

Lewat ketangguhan kerajaan Sriwijaya, Balaputeradewa mencoba membalaskan sakit hatinya dulu. Di masa pemerintahan sesudah Dyah Balitung, Mataram Kuno berkembang ke bawah. Serangan dari kerajaan Sriwijaya semakin memperparah keadaan yang sebenarnya sudah keteteran dengan adanya bencana alam yang menimpa kerajaan Mataram Kuno.

Mpu Daksa yang merasa keturunan asli Sanjaya mengkudeta Dyah Balitung. Selanjutnya Mataram Kuno semakin goyah dari dalam maupun luar. Peristiwa Mahapralaya yang memporak-porandakan istana Mataram Kuno memaksa Mpu Sindok yang saat itu berperan sebagai Rakryan I Hino memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur. Diperkirakan kota tepatnya adalah Jombang dan Madiun.

Setelah perpindahan pusat kerajaan itu, Sriwijaya semakin parah menginjak-injak kekuasaan Mataram Kuno. Melalui sekutunya di Jawa, Sriwijaya mengakhiri kekuasaan Mataram Kuno di tahun 1016 Masehi sebagaimana yang disebutkan prasasti Pucangan.

The post Sejarah Kerajaan Mataram Kuno -Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Masa Keruntuhan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Samudera Pasai – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-samudera-pasai Tue, 18 Oct 2016 03:35:07 +0000 /?p=240 Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerjaan Islam pertama di Indonesia. Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan tentang kerajaan ini. Satu-satunya yang diperoleh oleh para arkeolog berdasarkat literature Hikayat Raja-Raja…

The post Sejarah Kerajaan Samudera Pasai – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerjaan Islam pertama di Indonesia. Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan tentang kerajaan ini. Satu-satunya yang diperoleh oleh para arkeolog berdasarkat literature Hikayat Raja-Raja Pasai dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya

Kerajaan Samudera Pasai dikenal juga dengan nama Kerajaan Samudera Darussalam atau Kesultanan Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir utara pulau Sumatera atau persisnya di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Provinsi Aceh.

Awal Berdiri

Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Nazimuddin Al Kamil pada abad ke-13. Nazimuddin Al Kamil adalah seorang laksamana laut dari Mesir. Beliau diperintahkan pada tahun 1238 M untuk merebut pelabuhan kambayat di Gujarat yang tujuannya untuk  dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur. Nazimuddin al-Kamil juga mendirikan satu kerajaan di Pulau Sumatera bagian utara. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah-rempah dan lada.

Beliau mengangkat Marah Silu sebagai Raja Pasai pertama. Setelah naik tahta Marah Silu berganti nama dan bergelar Sultan Malik As-Saleh. Masa akhir pemerintahan Sultan Malik As-Saleh sampai beliau wafat pada tahun 696 Hijriah atau 1297 Masehi.

Berdasarkan cerita-cerita kunjungan negara lain. Ada perbedaan pendapat mengenai kerajaan ini. Hal ini disebabkan karena ada yang memisahkan antara nama Pasai dan Samudera. Tapi catatan Tiongkok tidak memisahkan nama kerajaan ini dan meyakini ini adalah satu kerajaan. Sedangkan Marco Polo dalam catatan perjalanannya menulis daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).

Selama masa pemerintahan Sultan Malik As-Saleh. Sultan menikah dengan putri dari Kerajaan Perlak yaitu Gangang Sari. Dari pernikahan tersebut lahirlah Sultan Malik Az-Zahir I. Pada Masa Pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir ini Kerajaan mengalami masa keemasan.

Sultan Malik Az-Zahir I memperkenalkan pertama kali penggunaan emas di lingkungan kerajaan. Hal inilah yang mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan terbesar di Sumatera pada saat itu. Kerajaan juga menjadi terkenal sebagai tempat penyebaran agama Islam.

Setelah masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir I digantikan oleh anaknya Sultan Ahmad I. Namun tidak berlangsung lama karena suatu hal maka digantikan oleh anak dari Sultan Ahmad I yaitu Sultan Malik Az-Zahir II. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir II, Kerajaan Samudera Pasai di datangi oleh musafir Maroko terkenal dunia yaitu Ibn Batuthah. Ibn Batuthah menulis dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) sekembalinya ke jazirah arab menceritakan bahwa salah satu Raja di daerah Samatrah (Sumatera) menyambutnya dengan ramah. Beliau juga mengungkapkan bahwa pengikutnya bermazhab Syafii.

Sayangnya pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir II pada tahun 1345. Kerajaan Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit kemudian serangan kedua pada tahun 1350 sehingga membuat keluarga Kerajaan  harus mengungsi.

Masa Kejayaan

Masa kebangkitan kembali kerajaan Samudera Pasai adalah dibawah masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir. Tepatnya pada tahun 1383 sampai tahun 1405. Menurut catatan dari negeri Cina dalam bentuk kronik cina Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dalam catatan tersebut dengan nama cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Namun saya masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir harus berakhir ditandai dengan tewasnya beliau di tangan Raja Nakur dalam sebuah pertempuran. Sejak itu Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yaitu Sultanah Nahrasiyah. Raja Perempuan pertama Kerajaan Samudera Pasai.

Dibawah tampuk kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.

Cheng ho dalam laporannya yang ditulis oleh pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin. Dalam catatannya menuliskan bahwa batas wilayah Kerajaan Samudera Pasai adalah sebelah selatan dan timur terdapat pegunungan tinggi. Sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Aru. Utara dengan laut dan dua kerajaan disebelah barat yaitu Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat ada kerajaan Lamuri yang jika kesana perjalannya menempuh jarak 3 hari dan 3 malam dari pasai.

Kemajuan Kerajaan Pasai

  1. Perdagangan

Pada saat itu Bandar-bandar di Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan Internasional dan merupakan pintu masuk ke Nusantara. Hubungan baik dengan Kerajaan Malaka yang saat itu ramai sebagai pusat perdagangan dunia membuat Kerajaan Samudera Pasai sebagai pelabuhan yang maju.

  1. Pelayaran

Berada dekat dengan pesisir pantai. Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan maritime yang kuat. Pelayaran keluar masuk di Kerajaan Samudera Pasai menjadi ramai. Hal ini ditunjang juga dengan mayoritas penduduk kerajaan berprofesi sebagai nelayan.

  1. Perekonomian

Di bidang ekonomi Kerajaan Samudera Pasai mendapatkan kemajuan yang pesat. Koin emas sebagai alat pertukaran. Ditambah pelayaran dan perdagangan yang pesat membuat kerajaan ini terkenal kaya dan makmur. Saat itu kerajaan menjadi pemasok lada yang terkenal untuk dunia. Rakyat kerajaan menanam Lada dan memanennya setiap 2 kali setahun. Masyarakat juga memiliki sapi perah untuk menghasilkan susu yang dijadikan keju untuk perdagangan ke negara eropa. Hal itulah menjadikan salah satu kerajaan yang terletak di Selat Melaka menjadi makmur.

  1. Hubungan Internasional

Kerajaan Samudera Pasai memiliki hubungan baik dengan beberapa kerajaan disekitarnya. Seperti Kerajaan Malaka dimana sering terjadi pernikahan antar kedua sultan. Kerajaan juga telah menjalin hubungan baik dengan Cina dengan dikirimnya adik sultan kesana untuk menimba ilmu. Namun hubungan tidak baik juga terjalin dengan Raja Nakur yang mengakibatkan Kerajaan Nakur menyerang Kerajaan Samudera Pasai yang mengakibatkan Raja Pasai tewas.

Masa Keruntuhan

Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai ini diakibatkan beberapa pengaruh internal dan eksternal. Internal kerajaan sebelum masa keruntuhan sering terlibat pertikaian antar keluarga kerajaan. Perebutan kekuasaan dan jabatan kerap terjadi. Perang Saudara dan pemberontakan tidak bisa dihindari. Bahkan Raja saat itu meminta bantuan kepada Raja Melaka untuk meredam pemberontakan. Namun tidak urung terjadi karena pada tahun 1511 Kerajaan Melaka jatuh ketangan Portugal. Sepuluh tahun kemudia tepatnya 1521 Portugal menyerang Kerajaan Samudera Pasai dan runtuhlah kerajaan itu. Tetapi bibit kerajaan masih ada sehingga tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Samudera Pasai – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Tarumanegara -Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhan /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-tarumanegara Mon, 17 Oct 2016 04:05:16 +0000 /?p=241 Sejarah Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu dari kerajaan tertua di Indonesia atau kedua tertua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini berdiri dari abad ke-4 sampai abad ke-7. Menurut catatan sejarah Kerajaan…

The post Sejarah Kerajaan Tarumanegara -Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu dari kerajaan tertua di Indonesia atau kedua tertua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini berdiri dari abad ke-4 sampai abad ke-7. Menurut catatan sejarah Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan beraliran agama Hindu.

Masa Awal

Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Kerajaan ini adalah kelanjutan sejarah Kerajaan Salakanegara yang berdiri antara tahun 130 M sampai 362 M. Pada saat Kerajaan Tarumanegara berdiri diawali dengan pemindahan ibukota negara dari Salakanegara ke Tarumanegara. Sedangkan Salakanegara menjadi kerajaan daerah dibawah Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Salakanegara. Lebih detailnya berada di daerah Banten dan Bogor. Ibukotanya Sundapura. Menurut prasasti Tugu pada tahun 417 M daerah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara meliputi Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon

Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara

  • Jayasingawarman

Jayasingawarman berkuasa dari tahun 358 sampai 382 M. Beliau adalah salah satu dari pendiri Kerajaan Tarumanegara. Jayasingawarman adalah seorang maharesi dari India. Tepatnya Salankayana yang mengungsi ke nusantara yang daerahnya diserang dan ditaklukkan Kerajaan Magada yang dipimpin oleh Maharaja Samudragupta. Dirinya wafat dan dimakamkan di tepi sungai di bekasi tepatnya kali Gomati.

Pada saat Jayasingawarman berkuasa beliau memindahkan pusat kerajaan dari Rajatapura ke Tarumanegara. Rajatapura adalah nama lain dari Salankayana atau Kota Perak.

  • Dharmayawarman

Darmayawarman adalah anak dari Jayasingawarman yang menggantikan ayahnya. Beliau naik tahta pada tahun 382 M sampai 395 M. Tidak banyak catatan sejarah yang bisa didaptkan tentang Raja kedua Kerajaan Tarumanegara. Namanya hanya tercantum di Naskah Wangsakerta.

  • Purnawarman

Raja Purnawarman adalah raja yang terkenal di Kerjaan Tarumanegara. Namanya banyak tertulis di Prasasti pada abad ke-5.  Namanya tertulis juga di Naskah Wangsakerta dan ditulis dirinya memerintah dari tahun 395 M sampai 434 M.

Raja Purnawarman yang memindahkan ibukota kerajaan pada tahun397 M ke Sundapura. Inilah awal nama Sunda tercipta. Beliau menamakan ibukota Kerajaannya dengan Sunda unntuk menyebut ibukota kerajaannya sendiri.

Berkat Raja Purnawarman kekuasaan Kerajaan Tarumanegara menjadi besar karena menguasai 48 kerajaan kecil dibawah kekuasaannya. Kekuasaannya membentang dari Salakanegara atau Rajapura yang diperkirakan berada di daerah Teluk Lada, Pandeglang sampai Purbalingga, Jawa Tengah. Batas Kerajaan Tarumanegara dulunya dianggap sampai Kali Brebes.

Setelah Kekuasaan Maharaja Purnawarman ada beberapa nama raja lain yaitu Wisnuwarman yang berkuasa pada tahun 434 M sampai 455 M. Kemudia digantikan anak beliau Indrawarman pada tahun 455 M sampai 515 M. Kemudian Maharaja Candrawarman pada tahun 515 M -535 M lalu dilanjutkan Suryawarman pada tahun 535 M dan berakhir pada 561 M.

  • Suryawarman

Suryawarman adalah raja Kerajaan tarumanegara yang ketujuh. Setelah ayahnya Maharaja Candrawarman meninggal. Beliau memerintah selama 26 tahun.

Suryawarman memiliki kebijakan yang berbeda dibandingkan ayahnya, raja terdahulu. Dulu Raja Candrawrman memberikan otonomi kepada raja-raja didaerah untuk mengurus kerajaannya sendiri. Tetapi Suryawarman mengalihkan pikirannya untuk perkembangan bagian timu kerajaan. Hal itu ditunjukkan dengan didirikannya kerjaan oleh menantunya yaitu Manikmaya sebuah kerajaan di Kendan. Daerah Bandung dan Limbangan Garut.

Daerah timur saat itu berkembang sangat pesat dikarenakan didirikannya Kerajaan Galuh oleh cicit Manikmaya pada tahun 612 M.

Setelah Suryawarman raja-raja Kerajaan Tarumanegara berturut-turut adalah Kertawarman (561-628 M), Sudhawarman (628-639 M), Hariwangsawarman (639-640 M) Nagajayawarman (640-666 M)

  • Linggawarman

Raja Linggawarman adalah raja terakhir Kerajaan Tarumanegara. Linggawarman berkuasa dari tahun 666 M sampai 669 M. Saat itu Raja Linggawarman tidak mempunyai putera. Dia hanya mempunyai dua orang puteri. Puteri sulung bernama Manasih. Manasih menikah dengan Tarusbawa yang kelak menggantikan Linggawarman menjadi raja. Puteri bungsu bernama Sobakancana yang menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang kelak menjadi pendiri kerajaan terbesar di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya.

Masa Runtuhnya

Keruntuhan Kerajaan tarumanegara jarang diketahui. Bahkan dalam berbagai prasasti hanya menyebutkan nama Maharaja Purnawarman. Hal yang paling memungkinkan adalah ketika Raja Linggawarman turun tahta. Beliau digantikan oleh menantunya Tarusbawa. Tarusbawa yang saat itu naik tahta ketika pamor Kerajaan Tarumanegara sudag turun berniat untuk membangkitkan nama besar kerajaan mertuanya. Namun Langkah yang diambil justru menghilangkan Kerajaan Tarumanegara.

Dalam tahun 670 M. Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa, merubah nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa itu membuat Wretikandayun, cicit Manikmaya yang saat itu menjadi Raja Kerajaan Galuh memisahkan negaranya dari Tarusbawa.

Pemisahan ini juga mendapat dukungan dari Kerajaan Kalingga. Karena saat itu putera mahkota Kerajaan Galuh Sanna menikah dengan Sanaha Puteri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga, Jepara Jawa Tengah. Dukungan tersebut membuat Wretikandayun meminta untuk wilayah Kerajaan Tarumanegara dibagi dua. Karena ingin menghindari perang saudara, maka Raja Tarusbawa memecah wilayah Kerajaan Tarumanegara menjadi wilayah Kerajaan Sunda dan wilayah Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batasnya.

Jadi disimpulkan Kerajaan Tarumanegara hanya memiliki 12 Raja sampai Kerajaan Tarumanegara berubah menjadi Kerajaan Sunda.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Walaupun hanya sedikit yang dapat diketahu tentang Kerajaan Tarumanegara, tetapi banyak peninggalan-peninggalan Kerajaan ini yang bisa disaksikan sampai sekarang. Sumber-sumber sejarah dari dalam negeri adalah penemuan prasasti diberbagai tempat yang diperkirakan  wilayah Kerajaan Tarumanegara. Dari luar negeri catatan sumber Kerajaan Tarumanegara berasal dari catatan negeri cina.

  1. Prasasti Ciateureun

Prasasti ini ditemukan di sungai Ciateureun salah satu muara sungai Cisadane Bogor. Prasasti ini juga dikenal dengan sebutan Prasasti Ciampea yang ditemukan dengan huruf pallawa dan sansekerta. Terdiri dari 4 baris dalam bentuk sloka dengan metrun anustubh. DI prasasti ini juga ditemukan gambar seekor laba-laba dan telapak kaki Maharaja Purnawarman.

  1. Prasasti Jambu

Prasasti ini juga disebut Prasasti Pasir Koleangkak karena di temukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu. Tepatnya 30 km sebelah barat kota Bogor. Isinya tertulis memuji kebesaran Raja Purnawarman beserta gambar telapak kaki.

  1. Prasasti Kebon Kopi

Ditemukan di Kampung Cibungbulan Bogor tepatnya di Kampung Muara Hilir. Istimewanya prasasti ini karena terdapat sepasang tapak kaki gajah. Tapak kaki gajah ini digambarkan sebagai tapak kaki Maharaj Purnawarman. Gajah adalah hewan yang disakralkan dan dekat dengan Dewa Wisnu yang konon diibaratkan adalah pencitraan Maharaj Purnawarman

  1. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

  1. Prasasti Pasir Alwi

Prasasti ini ditemukan diperbukitan Pasir Alwi Bojong Honje Sukamakmur Bogor

  1. Prasasti Cidanghayang

Prasastini ini juga dikenal oleh masyarakat lokal sebagai prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

  1. Prasasti Tugu

Prasasti ini adalah prasasti terpanjang sepanjang ditemukan mengenai Kerajaan Tarumanegara. Prasasti ini ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Dioahat pada batu bulat panjang melingkar.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Tarumanegara -Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhan appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Sriwijaya –Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-sriwijaya Mon, 17 Oct 2016 03:58:18 +0000 /?p=239 Mendengar nama Sriwijaya pastinya bukan hal yang asing di telinga anda. Salah satu kerajaan paling besar di Asia Tenggara yang berhasil menjadi negara maritim pertama sebelum berdirinya Indonesia. Kejayaan Sriwijaya…

The post Sejarah Kerajaan Sriwijaya –Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Mendengar nama Sriwijaya pastinya bukan hal yang asing di telinga anda. Salah satu kerajaan paling besar di Asia Tenggara yang berhasil menjadi negara maritim pertama sebelum berdirinya Indonesia.

Kejayaan Sriwijaya menginspirasi banyak orang. Bahkan di dunia persepakbolaan nasional, namanya digunakan sebagai nama klub bola asal pulau Sumatera, Sriwijaya FC. Dalam catatan-catatan dan kronik Cina, Sriwijaya dikenal dengan nama Che-li-fo-che.

Sejarah kerajaan sriwijaya menjadi satu diantara 3 kerajaan yang berada di Sumatera dan dikenal oleh Cina alias Tiongkok. Kerajaan lain yang juga menduduki kepulauan Sumatera adalah Tulangbawang dan Kerajaan Melayu. Namun berdasarkan prasasti asli Sumatera, tidak ada yang mengisahkan cerita kerajaan Tulangbawang dan Melayu.

Kerajaan ini masih jauh lebih dulu besar dibanding sejarah Kerajaan Majapahit yang menjadi penghancurnya. Sejarahnya dapat diteladani dan menjadi inspirasi pemersatu Indonesia. Mengingat Sriwijayalah kerajaan yang menjadi kerajaan nasional dan maritim pertama sebelum ada ide menyatukan nusantara.

Latar Belakang

Sriwijaya didirikan pertama kali pada abad ke-7 dengan raja pertama bernama Dapunta Hyang. Bukti fisik berupa kronik berita Cina memberitahu bahwa pada tahun 682 Masehi atau abad ke-6 ada seorang pendeta Budha dari Tiongkok yang ingin memperdalam agamanya di tanah India.

Sebelum keberangkatan resminya, ia harus sudah menguasai bahasa Sansekerta, karena itulah pendeta bernama I-Tsing tersebut mempelajarinya dulu selama setengah tahun di Sriwijaya. Kronik ini sekaligus memberi sinyal bahwa ternyata pada zaman dulu, Sriwijaya sudah menjadi pusat keagamaan yang mumpuni di kawasan Asia Tenggara. Bahkan I-Tsing juga berhasil menerjemahkan kitab-kitab agama Budha ke bahasa nenek moyangnya setelah mempelajari secara mendalam agama Budha di Sriwijaya.

Bukti yang kedua ini memperkuat teori awal pendirian Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7. Sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dinamai Kedukan Bukit memiliki angka 683 Masehi. Di tahun tersebut Sriwijaya sedang dipimpin oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang yang sedang berusaha memperluas wilayah. Ia menyiapkan bala tentara sampai jumlah 20.000 orang. Penaklukan ini membuahkan hasil setelah 8 hari bertempur di medan perang. Pada akhirnya beberapa wilayah yang kekuatan militernya tak sebanding bersedia menyerahkan upeti ke Sriwijaya sebagai tanda takluk.

Tidak ada kronik maupun prasasti lagi yang menjelaskan asal-usul keluarga Dapunta Hyang Srijayanaga sehingga ia menduduki tahta pertama kerajaan. Dalam sejarah berdirinya Sriwijaya, ada sekitar 11 raja yang silih berganti mengurusi negara internasional ini. Nantinya, nama Sriwijaya yang artinya kemenangan yang mulia benar-benar terwujud.

Setelah Dapunta Hyang berhasil meraih kesuksesan bersama 20.000 pasukannya, ada sebuah prasasti yang ditemukan di Pulau Bangka, sebuah pulau kecil di dekat Sumatera. Prasasti Kota Kapur adalah nama prasasti yang menyebutkan keinginan Dapunta Hyang meneruskan ekspedisi ke Jawa. Dan prasasti yang berangka tahun 686 Masehi itu pun menjadi bukti sejarah berhasilnya Sriwijaya menaklukkan Jawa yang saat itu dikuasai Kerajaan Tarumanegara. Prasasti-prasasti lainnya yang menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa melayu kuno dan berhuruf Pallawa.

Masa Kejayaan

Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sudah sangat jelas bisa diterangkan. Negara mana yang tidak kaya dengan menguasai selat-selat strategis dan menjadi penguasa tunggal jalur perdagangan internasional. Inilah sumber kekayaan Sriwijaya.

Selat Malaka dan Selat Sunda merupakan dua selat internasional yang tidak pernah sepi dari kapal. Hanya bermodalkan kekuatan armada militernya, Sriwijaya berani menerapkan sistem bea cukai yang sampai sekarang dipakai juga oleh Pemerintah Indonesia. Fungsi dan peran armada militer dalam perekonomian Sriwijaya sangat besar. Tanpa adanya jaminan keselamatan, para saudagar Arab dan Tiongkok pasti memilih selat lain sebagai jalur transportasinya. Apalagi sampai memutuskan menetap sementara atau selamanya. Hal ini banyak terjadi karena selain Sriwijaya elok dan berharta, kehidupan bisnisnya akan dilindungi oleh para militer Sriwijaya.

Kesuksesan tidak bisa dipandang dari banyaknya harta saja, Sriwijaya dan para petingginya menyadari benar kalimat tersebut. Sehingga kerajaan maritim ini mengembangkan juga kebesaran agama Budha. Selain dengan cara mendirikan sangga –kelompok belajar- untuk memperdalam Buddhisme, Sriwijaya juga sudah menyiapkan banyak guru spiritual Budha. Baik seorang pendeta atau hanya orang yang mendapatkan kelebihan.

Guru agama Budha yang paling tersohor di Sriwijaya yaitu Sakyakirti. Fakta yang mengejutkan lain ditemukan di daerah-daerah dekat Palembang yang menjadi titik pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Diduga ada candi yang lebih besar dari Borobudur pernah diciptakan oleh kerajaan ini. Namun sampai sekarang hanya arcanya saja yang ditemukan. Selain itu, ditemukan juga beberapa batu bertulis ‘ziarah yang berhasi’ di daerah Telaga Batu. Kenyataan ini menguatkan Sriwijaya sebagai kerajaan yang religius.

Peninggalan lain yang masih bisa dilihat langsung oleh generasi kita berupa candi. Candi-candi yang dibangun bercorak agama Budha. Misalkan candi Muaratakus yang dibangun di Riau dan Biaro Bahal di Sumatera Utara. Kedua candi ini menjadi candi yang terkenal sebagai bekas kejayaan Sriwijaya karena memang tidak banyak candi yang ditemukan di Sumatera.

Pada tahun 860 Masehi, prasasti Nalanda yang berada di India menyeret nama Sriwijaya sebagai nama kerajaan internasional yang sangat peduli dengan pendidikan. Masa keemasan ini semakin meningkatkan pamor Balaputeradewa yang saat itu menjadi Raja Sriwijaya. Dalam prasasti tersebut, Balaputeradewa disebutkan mendirikan asrama pelajar Sriwijaya yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di Nalanda, India. Tempat itu sudah banyak menghasilkan para pendeta yang dapat mengayomi orang banyak. Pada zaman itu, India dan Benggala tempat beradanya perguruan Nalanda sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa.

Puncak keemasan diperoleh Sriwijaya setelah berjuang dalam hitungan abad. Sriwijaya memperoleh kejayaan ini di abad ke-8 dan ke-9. Hingga pada akhirnya, kejayaan tersebut harus diakhiri pada abad ke-11.

Balaputeradewa yang berhasil membawa Sriwijaya mencapai kejayaan itu sebenarnya adalah anak dari Raja Samarattungga. Seorang keturunan Dinasti Syailendra dari bumi Jawa yang memberikan peninggalan berupa candi Borobudur kepada anak cucunya.

Di masa pemerintahan Balaputeradewa ini agama Budha benar-benar menunjukkan progressnya. Ada banyak orang yang bermaksud menjadi murid spiritual seorang biksu besar bernama Dharmakirti. B

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Ada banyak faktor yang menyebabkan berhenti berkibarnya nama Sriwijaya. Kebanyakan faktor tersebut melemahkan Sriwijaya perlahan-lahan. Kekuatan militer yang sudah berlapis-lapis pada ujungnya tidak berdaya juga.

Awalnya militer Sriwijaya kalah telak dengan sebuah kerajaan di India Selatan. Kerajaan ini bernama Cola dengan pemimpin Rajendra Cola I. Orang tersebut telah melepaskan kekuasaan atas kapal dan segala jenis transit yang memakan biaya dan cukai.

Keadaan diperparah dengan banyaknya kerajaan kecil yang melepaskan diri dari pengaruh Sriwijaya. Semuanya membuat Sriwijaya benar-benar kehilangan sumber pendapatan dari pelabuhan yang ditransiti kapal barang. Serangan ekspedisi pamalayu yang menjadi bagian sejarah kerajaan singasari kemudian benar-benar menghancurkan kejayaan Sriwijaya. Ditambah lagi dengan penerusnya, pembuat sejarah kerajaan majapahit yang menghilangkan beberapa bekas kejayaan Sriwijaya.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Sriwijaya –Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Demak – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-demak Mon, 17 Oct 2016 03:48:46 +0000 /?p=242 Sejarah Kerajaan Demak memiliki kisah yang sangat singkat. Kerajaan Demak merupakan akar dari Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Joko Tingkir. Letak Kerajaan Demak ini terdapat di pesisir pantai utara Jawa.…

The post Sejarah Kerajaan Demak – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Demak memiliki kisah yang sangat singkat. Kerajaan Demak merupakan akar dari Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Joko Tingkir. Letak Kerajaan Demak ini terdapat di pesisir pantai utara Jawa. Demak pada saat itu berbentuk kadipaten dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama islam di tanah Jawa. Kerajaan ini memiliki riwayat yang singkat namun telah menghasilkan kisah sejarah yang dapat dilihat dari berdirinya Mesjid Agung Demak. Karena perselisihan antar keluarga dan kerabat kerajaan dalam berbagai pemerontakan dan pembunuhan apda tahun 1568 kekuasaan dari Kerajaan Demak beralih ke Pajang oleh Joko Tingkir.

Periode Kerajaan Demak terbagi kepada dua masa. Pada masa pusat keraton berada di Bintara yang sekarang menjadi kota Demak, jawa tengah disebut Demak Bintara. Masa kedua tepatnya pada masa pemerintahan Raja Demak ke-4 ibukota dipindahkan ke daerah Prawata dan masa itu disebut Demak Prawata.

Masa Awal

Berdirinya Kerajaan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Saat itu berita runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat beberapa daerah yang berada dibawah kekuasaan Majaphit saling melepaskan diri. Salah satunya adalah Kadipaten Demak yang menjadi satu wilayah yang mandiri. Walaupun pada saat itu terjadi banyak pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta Kerajaan Majapahit.

Pendiri Kerajaan Majapahit dalam sejarah adalah Raden Patah. Raden Patah diyakini sebagai putera terakhir dari Kerajaan Majapahit. Raden Patah adalah anak Prabu Brawijaya. Pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit, Raden Patah membawa Kerajaan Demak berhasil dalam berbagai bidang seperti pertahanan dan perluasan kerajaan.  Salah satu yang menjadi keberhasilan adalah dalam memerintah Raden patah sering bermusyawarah dengan ulama.

Salah satu keberhasilan Raden Patah di Kerajaan Demak adalah perluasan wilayah ketika mengalahkan Girindra Wardhana pada tahun 1478 yang saat itu memerintah Kerajaan Majapahit dan mebuat Kerajaan Demak mengambil alih wilayah Kerajaan Majapahit.Raden Patah juga dianggap berhasil bertempur dengan Portugis yang hendak mengambil alih Kerajaan Demak.

Namun masa pemerintahan Raden Patah harus berakhir pada tahun1518 karena wafatnya beliau. Tampuk pemerintah Kerajaan Demak pun diambil alih oleh anaknya yang bernama Pati Unus. Pati Unus merupakan seorang panglima perang yang terkenal, ahli strategi yang ditakuti oleh Portugis. Oleh sebab itu Pati Unus diberi julukan Pangeran Sabrang Lor.

Dibawah pemerintahan Pati Unus memegang prinsip dan wawasan nusantara. Pati Unus menginginkan Kerajaan Demak sebagai kerajaan maritime terkuat. Hal itu ditandai dengan besarnya armada laut Kerajaan Demak. Namun portugis yang ingin memonopoli perdagangan rempah terusik dan bertempur dengan Kerajaan Demak.

Berulang kali armada Kerajaan Demak bertempur dengan Portugis di Melaka. Namun itu akan berakhir. Armada Laut telah disiapkan untuk penyerangan besar-besaran oleh Pati Unus yang telah menjadi Raja Demak II. Angkatan  armada laut itu telah di doakan oleh para wali yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati. Tetapi naas kapal yang ditumpangi oleh Pati Unus diserang dengan meriam oleh Portugis ketika hendak menurunkan perahu kecil untuk merapat ke pantai.  Armada Gabungan dari Kesultanan Banten, Demak dan Cirebon kehilangan pemimpin. Komando armada seketika diambil alih oleh Fadhlullah Khan. Orang Portugis memanggilnya Fatalehan.

Pada tahun 1527 Fatahelan berhasil merebut Sunda Kelapa. Pengambil alihan ini atas pemikiran Sunan Gunung Jati. Tak beberapa lama kemudian Sunan Gunung Jati menikahkan anaknya kepada Fatahelan yang lebih dikenal sebagai Fatahillah yang merupakan janda dari Pati Unus.

Masa Keemasan

Setelah kematian yang tak terduga dan syahidnya Raja Demak II yaitu Pati Unus. Kerajaan Demak akhirnya memutuskan mengangkat adik dari Pati Unus yang juga anak dari raja Demak I yaitu Sultan Trenggono. Sultan Trenggono menjabat dari 15211546.

Dibawah kekuasaan Sultan Trenggono kekuasaan Kerajaan Demak menjadi hebat. Sultan Trenggano berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah merebutnya dari Kerajaan Padjajaran. Raja Demak ini juga berhasil menghalau pasukan Portugis pada tahun 1527. Pada tahun yang sama berhasil menguasai Tuban, Surabaya dan Pasuruan. Pada tahun 1529 meluaskan kekuasaan dengan menaklukkan Madiun. Tahun 1545 menguasai Malang dan Blambangan.

Pada tahun 1546, Sultan Trenggono meninggal saat penaklukkan di Panarukan. Sultan Trenggono memanggil para panglima perang untuk membahas taktik. Pada saat itu pasukan Sultan Trenggono sudah mengepung Panarukan selama tiga bulan tetapi belum berhasil merebut kota. Saat itu putra Bupati Surabaya yang berusia 10 tahun ikut dalam rapat. Saat itu Sultan Trenggono tidak terlalu diperhatikan oleh anak tersebut. Sultan Trenggono pun marah dan memukulnya. Secara refleks anak tersebut mengambil pisau dan menikam Sultan Trenggono.

Sepeninggal Sultan Trenggono. Kerajaan Demak diperintah oleh Raden Mukmin. Raden Mukmin dalam memerintah tidak terlalu memiliki keahlian politik. Bahkan cenderung sebagai ahli agama. Oleh karena itu Banten, Cirebon, Surabaya dan gresik lepas dari Kerajaan Demak dan membangun kerajaan sendiri.

Raden Mukmin memiliki ambisi meluaskan kekuasaan ayahnya tapi sangat sulit karena pengetahuan politiknya yang kurang. Sehingga pada saat itu pusat kerajaan dipindahkan ke Prawata. Makanya beliau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Prawoto. Dipindahkannya pusat pemerintahan ini maka mulailah masa Demak Prawata.

Masa Keruntuhan

Masa kehancuran Kerajaan Demak bermula ketika pengangkatan Raden Mukmin sebagai sunan ditentang oleh Pangeran Sekar. Pemberontakan tidak dapat dihindari. Dalam peperangan melawan Raden Mukmin, Pangeran Sekar dibunuh oleh Raden Mukmin. Peristiwa itu terjadi di sekitar sungai selepas Pangeran Sekar melaksanakan sholat jum’at. Oleh karena peristiwa itu Pangeran Sekar disebut Sekar Sedo Lepen yang artinya Sekar yang gugur di sungai.

Pada tahun 1549 Raden Mukmin beserta istri tewas terbunuh oleh anak Pangeran Sekar yaitu P. Arya Penangsang. Arya Penangsang pun naik tahta dan menjadi Raja Demak 5 Pengikut Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri seorang adipati jepara. Akibat tindakannya itu Arya Penangsang tidak disukai oleh para adipati.

Pada tahun 1554 terjadilah Pemberontakan dilakukan oleh Adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan dari Arya Penangsang. Dalam Peristiwa ini Arya Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya Penangsang sebagai Raja Demak ke 5, maka berakhirlah era Kerajaan Demak. Joko Tingkir memindahkan Pusat Pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Demak – Latar belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Singasari -Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-singasari Sat, 15 Oct 2016 05:22:45 +0000 /?p=223 Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah Jawa Timur. Sejarah Kerajaan Singasari tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Majapahit yang pada akhirnya menjadi kerajaan terbesar…

The post Sejarah Kerajaan Singasari -Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah Jawa Timur. Sejarah Kerajaan Singasari tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Majapahit yang pada akhirnya menjadi kerajaan terbesar di sepanjang sejarah nusantara. Jadi boleh dibilang Kerajaan Singasari adalah kerajaan awal yang menurunkan banyak raja besar di bumi nusantara ini.

Kisah mengenai sejarah kerajaan Singasari diwarnai peperangan, pengkhianatan dan balas dendam. Sejarah mengenai awal mula berdirinya kerajaan ini diuraikan dalam kitab Pararaton. Meskipun berupa dongeng masyarakat Jawa, Pararaton dibuat berdasarkan apa yang telah terjadi dan dipercaya oleh masyarakat zaman itu. Sehingga masih bisa dipercaya sekalipun banyak ahli sejarah yang tidak menyukai referensi dari kitab Pararaton.

Latar Belakang

  • Keluarga Asal Ken Arok

Awal mula pendirian Kerajaan Singasari dimulai oleh seorang laki-laki titisan Dewa Wisnu bernama Ken Arok. Sehingga untuk mengetahui sejarah Singasari secara lengkap, kita harus mengetahui dulu asal usul Ken Arok. Laki-laki desa Pangkur ini tidak dilahirkan dari keluarga bangsawan.

Masa kecil Ken Arok dipenuhi oleh cerita tentang kenakalannya. Semuanya bermula dari lingkungan tempat ia dibesarkan. Ken Arok dibuang oleh Ibunya, Ken Endok di sebuah pemakaman. Bayi yang dibuang tersebut adalah bayi dari Dewa Brahma. Dewa Brahma membuat Ken Endok bercerai dengan suaminya, Gajah Para. Lima hari setelah perceraian tersebut, Gajah Para meninggal di desanya, Campara.

Setelah genap 9 bulan Ken Endok mengandung anak Dewa Brahma, ia melahirkan. Ken Endok bingung dan memutuskan membuang bayinya di pemakaman. Pada malam hari di pemakaman tempat Ken Endok membuang bayinya, seorang pejudi bernama  Lembong penasaran dengan pemakaman yang bersinar. Ternyata sinar tersebut bukan berasal dari makam, melainkan dari tubuh seorang bayi laki-laki. Ia pun mengangkat bayi tersebut sebagai anak.

Dibesarkan oleh seorang pejudi membuat Ken Arok sangat gemar berjudi. Ia berjudi hingga tumbuh remaja. Meskipun ia bekerja sebagai penggembala Kerbau, namun kebiasaan menjudinya membuat ketagihan. Ken Arok menghabiskan harta orangtua angkatnya, Lembong sekaligus menjual Kerbau gembalaannya yang sebenarnya menjadi milik kepala desa.

  • Kenakalan Ken Arok 

Akibat kebiasaannya berjudi Ken Arok diusir oleh Lembong dari rumahnya. Lembong sudah tidak sanggup lagi membiayai hobi Ken Arok yang mengakibatkan dia harus berhutang dan menanggung malu pada kepala desa. Dasar namanya sudah terkenal di perjudian, Ken Arok diajak teman berjudinya bernama Bango Samparan untuk berjudi.

Ketepatan saat Bango Samparan mengajak Ken Arok berjudi ia mendapatkan kemenangan. Bango menganggap kehadiran Ken Arok membawa keberuntungan besar. Kemudian untuk menghormati Ken Arok, Bango menyerahkannya kepada istri tuanya yang mandul agar diangkat sebagai anak.

Keanehan Ken Arok ini selalu saja misterius. Kenakalannya selalu mendapatkan perlindungan dari Dewa Brahma. Pernah suatu ketika ia mencuri buah Jambu milik gurunya. Namun karena tubuhnya yang memunculkan sinar, gurunya tersebut berubah. Dari yang mulanya marah kepada Ken Arok menjadi sangat sayang padanya.

Kenakalan Ken Arok sudah menjadi-jadi karena tanpa rasa bersalah ia melakukan tindak perampokan dan pemerkosaan. Namanya melambung akibat perbuatannya yang buruk tersebut. Semua penguasa di wilayah Tumapel selalu menempatkan namanya dalam daftar buronan paling dicari akibat saking seringnya ia membuat onar yang meresahkan masyarakat.

Pernah Ken Arok hampir dibunuh oleh warga desa yang marah dengan perbuatan Ken Arok. Saat itu ia gagal menahan amarahnya karena tidak dipercayai oleh warga bahwa ia diutus oleh gurunya untuk mengambil emas yang dibawa kepala desa. Akibatnya Ken Arok terpancing dan menusuk salah satu warga desa hingga mati. Anehnya, Dewa Brahma bersuara tanpa rupa untuk melarang warga desa membunuh Ken Arok. Akhirnya ia selamat dari maut.

  • Ken Arok Masuk ke Tumapel

Setelah Ken Arok hidup dari satu tempat ke tempat lain untuk berlindung dan menghindari kejaran dari orang-orang di Kerajaan Daha dan daerah lain yang pernah dirusuhinya, ia menetap di sebuah gunung Lejar. Di tempat itulah ia mendapatkan wangsit dari para Dewa bahwa di masa depan ia akan menggenggam kekuasan tanah Jawa.

Di saat bersamaan, Dewa Brahma yang selalu memberi perlindungan pada Ken Arok menyuruh seorang Brahmana dari tanah India untuk mencari Ken Arok. Brahmana yang bernama Lohgawe ini menemui Ken Arok setelah melakukan perjalanan spiritual panjang. Segera ia membawa anak tersebut ke hadapan Akuwu (penguasa) Tumapel.

Akuwu Tumapel pada waktu itu adalah Tunggul Ametung yang beristrikan seorang perempuan cantik bernama Ken Dedes. Lohgawe mengakui Ken Arok sebagai anak angkat dan menyuruh Tunggu Ametung mengangkatnya sebagai abdi di tempat tinggalnya. Karena merupakan perintah dari Brahmana India, Tunggul Ametung mengiyakan perintah tersebut.

Seiring waktu menjadi penghuni rumah Tunggul Ametung, Ken Arok menyukai Ken Dedes secara tidak sengaja. Semuanya berawal waktu Ken Dedes tidak sengaja menyelingkapkan roknya hingga terlihat betis dan pahanya yang bersinar. Timbulah pikiran jahat Ken Arok untuk membalas cara Tunggul Ametung memperistri Ken Dedes yang tidak terpuji.

Perlu diketahui bahwa Ken Dedes adalah anak dari Mpu Purwa yang menjadi pendeta agama Budha. Tunggul Ametung mengambil paksa Ken Dedes ketika ayahnya masih bertapa. Ia melakukan tindakan nekat tersebut karena sudah tidak sanggup menahan syahwatnya melihat kecantikan Ken Dedes. Karenanya tidak salah jika ayah Ken Dedes menyumpahi Tunggul Ametung mati tertikam keris dan menginginkan kehidupan anaknya tetap bahagia.

  • Ken Arok Membunuh Tunggul Ametung

Hasrat Ken Arok memperistri Ken Dedes semakin kuat karena ternyata siapapun laki-laki yang menjadi suaminya akan mendapatkan berkah dalam hidupnya. Akhirnya Ken Arok mengonsultasikan maksud tersebut ke ayah angkatnya, Bango Samparan. Pejudi itu merestui Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan syarat keris yang digunakan harus berasal dari keris Mpu Gandring.

Mpu Gandring adalah seorang pembuat keris yang menjadi sahabah karib Bango Samparan. Seharusnya ia menyelesaikan keris sakti untuk membunuh orang dalam sekali tusuk selama setahun. Namun karena Ken Arok sudah tidak sabar melakukan niatnya, ia kesal dan membunuh Mpu Gandring pada bulan kelima pembuatan kerisnya.  Mpu tua itu menyumpahi Ken Arok yang akan mati diakibatkan keris tersebut hingga turunan ketujuhnya.

Di Tumapel, Ken Arok memanfaatkan temannya bernama Kebo Ijo sebagai korban aksi kriminal bernilai besar ini. Kebo Ijo yang sifatnya memang suka pamer memamerkan keris baru kepada seluruh orang yang ditemuinya. Padahal pada saat Kebo Ijo tertidur, ia menggunakan keris yang dipinjamkannya sebagai alat membunuh Tunggul Ametung. Orang-orang pun tahunya Kebo Ijo yang menjadi pembunuh Akuwu Tumapel tersebut.

  • Ken Arok Menjadi Raja

Berkat wibawa yang diberikan oleh para Dewa, Ken Arok naik tahta menjadi Akuwu Tumapel dan berhasil memperistri Ken Dedes. Wilayah Tumapel saat diperintah Tunggu Ametung masuk ke dalam wilayah bagian Kerajaan Daha yang saat itu diperintah oleh Raja Kertajaya. Di tahun yang sama, Raja Kertajaya yang ingin dianggap sebagai Dewa mengalami penolakan oleh golongan brahmana dan para pendeta Hindu dan Budha.

Keadaan ini dimanfaatkan Ken Arok untuk memperbesar kekuatan. Ia berhasil menarik hati para brahmana agar bergabung ke dalam pasukannya dan mendapat jaminan perlindungan. Karena merasa sudah menjadi kerajaan sendiri, Tumapel enggan mengirimkan upeti kepada Kerajaan Daha. Akibatnya meletuslah pertempuran di Desa Ganter yang meruntuhkan kekuasaan Daha dan mengawali berdirinya kerajaan Tumapel, pada perkembangannya kerajaan ini berubah nama menjadi Singasari.

Tahun berdirinya Kerajaan Tumapel atau Singasari itu adalah 1222 Masehi. Ken Arok memilih Kutaraja sebagai ibukota kerajaannya. Setelahnya, Ken Arok memerintah kerajaan baru tersebut selama 5 tahun hingga 1227. Akhir kekuasannya berujung di tangan Anusapati, anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung.

  • Kematian Ken Arok

Anusapati yang merasa diperlakukan berbeda oleh Ken Arok yang menjadi Raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwhabumi itu mendesak ibunya untuk menceritakan penyebabnya. Ken Dedes pun memberitahu peristiwa pembunuhan yang dilakukan Ken Arok dan menunjukkan rupa keris yang digunakan ayah angkatnya membunuh ayah kandungnya.

Anusapati berhasil menghabisi pembunuh Tunggul Ametung dengan tangan pesuruhnya. Sumpah Mpu Gandring yang pertama telah menjadi kenyataan dan akan terus memakan korban. Kemudian Anusapati menjadi raja menggantikan ayah angkat yang telah dibunuhnya. Peristiwa ini terjadi di tahun 1297 Masehi. Setelah kejadian tersebut keris dari Mpu Gandring terus membunuh keturunan Ken Arok baik dari Ken Dedes maupun selirnya, Ken Umang. Semuanya beralaskan dendam dan hak milik kekuasaan.

Ada perbedaan pendapat yang diberikan oleh kitab Pararaton dan Negarakertagama. Di dalam Negarakertagama, kekuasan setelah Anusapati jatuh ke tangan Tohjaya di tahun 1249 sampai 1250 Masehi baru kemudian lanjut ke Wisnuwardhana.

Di dalam kitab Negarakertagama, kekuasaan Tohjaya tidak disebutkan. Namun hal bisa dimengerti karena kitab tersebut menganggap nenek moyang Hayam Wuruk tidak boleh disebarkan aibnya. Karena sepeninggal Ken Arok banyak terjadi huru hara di Tumapel. Prasasti Mula Malurung justru menyebutkan Tohjaya sebagai raja di Kerajaan Kadiri.

Masa Kejayaan

  • Berpindah Nama Kerajaan

Kerajaan Singasari belum dikenal saat Anusapati menjadi raja. Nama tersebut baru dikenal di tahun 1253 Masehi. Perpindahan nama kerajaan tersebut sebenarnya terjadi secara tidak resmi. Raja Wisnuwardhana yang menyerahkan tahta yuwaraja kepada Raja Kertanegara memperbolehkan Kertanegara memindahkan ibukota kerajaan. Pada awalnya Kerajaan Tumapel yang beribukota di Kutaraja dipindahkan ke Singasari yang sekarang menjadi bagian dari daerah Malang.

Orang lebih senang menyebut kerajaan yang sudah berpindah ibukota tersebut dengan nama Kerajaan Singasari. Hal ini berkaitan juga dengan Raja Kertanegara yang menjadi satu-satunya Raja Singasari yang mendapatkan tampuk kekuasaan tanpa pertumpahan darah dan peperangan. Terlebih lagi di tangan Kertanegara, Singasari berada di titik puncak kekuasaannya.

Kebenaran kekuasaan damai yang didapatkan Kertanegara dibuktikan oleh catatan sejarah di prasasti Kudadu. Ken Arok yang menjadi pendiri Kerajaan Singasari mendirikan wangsa sendiri bernama wangsa rajasa. Wangsa ini menempatkan Kertanegara sebagai raja pamungkas Singasari sekaligus raja pertama yang membuat kerajaan di Jawa Timur terlibat hubungan dengan raja luar negeri. Kekuasaannya berada di sepanjang tahun 1268 hingga 1292.

  • Singasari Mengadakan Ekspansi

Pada masa Kertanegara, Singasari mengadakan ekspedisi pamalayu yang berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan di luar pulau Jawa. Keberhasilan penaklukan ini diabadikan dengan adanya arca Amoghapasa yang menunjukkan hubungan erat antara Kertanegara di Jawa dan Dharmasraya di pulau Sumatra. Mereka bekerjasama untuk menolak masuknya Kerajaan Mongol di bumi nusantara.

Kerajaan Singasari di masa jayanya berhasil melakukan ekspansi hingga ke pulau Bali, Sumatra, Kalimantan dan wilayah Indonesia Timur sesuai sumber dari kitab Negarakertagama. Sebuah prasasti yang masih misterius berangka 1292 membeberkan bahwa ternyata Kertanegara juga berhasil menguasai pulau-pulau kecil yang ada di nusantara.

Ternyata kejayaan ini didorong oleh keengganan Raja Kertanegara untuk tunduk pada Kaisar Kubilai Khan dari Tiongkok yang haus kekuasaan. Tahun 1280 dan 1281 Kubilai Khan menyuruh Jawa tunduk di bawah panji dinastinya, namun Singasari tidak mau.

Raja Kertanegaralah yang menggagas perlawanan kepada dinasti Yuan di Cina. Ia mengajak raja-raja di luar Jawa untuk bersatu menolak tunduk pada Kubilai Khan. Ia akhirnya mengadakan hubungan internasional hingga ke Kamboja dan menyediakan wilayah kekuasaannya di Jawa sebagai tempat perlindungan bagi kerajaan yang terserang bangsa Mongol.

Keruntuhan

  • Penyebab Keruntuhan

Kerajaan besar ini runtuh karena lemahnya sistem pertahanan di dalam kerajaan. Raja Kertanegara terlalu fokus pada pertahanan di luar kerajaan yang mengirimkan pasukan dalam jumlah besar untuk terlibat dalam ekspedisi pamalayu. Kondisi lemah ini dimanfaatkan oleh pemberontak untuk mengakhiri kekuasaan Kertanegara di Kerajaan Singasari.

Jayakatwang merupakan pemberontak yang berhasil membunuh Raja Kertanegara dan memaksa tahta Singasari jatuh ke tangannya. Kertanegara kemudian dicandikan di Candi Jawi dan Candi Singasari. Selanjutnya, seorang menantu dari Kertanegara bernama Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri ke Madura saat kerusuhan masih meliputi wilayah Singasari.

  • Menjadi Cikal Bakal Majapahit

Raden Wijaya diberi perlindungan oleh seorang bupati dari Madura bernama Arya Wiraraja. Dendam yang dimiliki Raden Wijaya akhirnya membawa dia bergabung dengan pasukan Mongol yang disuruh Kubilai Khan menyerah Singasari. Ternyata Kubilai Khan merasa dihina oleh mertuanya. Namun Raden Wijaya merahasiakan kondisi mertuanya yang telah tewas akibat pemberontakan Jayakatwang.

Selanjutnya, Raden Wijaya menyerang Singasari dan Jayakatwang bersama pasukan milik Kubilai Khan. Jayakatwang tewas dalam peperangan gabungan ini dan semenjak itulah tidak ada lagi Kerajaan Singasari. Pemerintahan disana sudah berakhir dan digantikan oleh Raden Wijaya dengan cara mendirikan kekuasan baru di daerah baru dan dengan nama yang baru.

Kemenangan Pasukan Kubilai Khan membuat mereka terlalu senang hingga lupa siapa sebenarnya Raden Wijaya yang bergabung dengan pasukannya. Raden Wijaya kemudian balik menyerang pasukan Mongol dan membuat mereka kembali ke wilayah asalnya. Sementara itu, di Jawa Raden Wijaya menuliskan sejarah baru dengan memulai pendirian sejarah kerajaan majapahit yang legendaris.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Singasari -Latar Belakang, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>