keraton yogyakarta – Sejarah Lengkap Sejarahwan Mon, 04 Feb 2019 04:17:56 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.5.3 Sejarah Museum Keraton Yogyakarta dan Bagian-Bagiannya /bangunan/sejarah-museum-keraton-yogyakarta Mon, 04 Feb 2019 04:17:35 +0000 /?p=2555 Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejuta pesona. Ada pesona wisata, sejarah, adat, hingga pendidikan. Nah, bagi anda yang tertarik dengan Kesultanan Yogyakarta beserta sejarahnya, silahkan mengunjungi Sejarah Museum Keraton Yogyakarta.…

The post Sejarah Museum Keraton Yogyakarta dan Bagian-Bagiannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejuta pesona. Ada pesona wisata, sejarah, adat, hingga pendidikan. Nah, bagi anda yang tertarik dengan Kesultanan Yogyakarta beserta sejarahnya, silahkan mengunjungi Sejarah Museum Keraton Yogyakarta. Di sini, anda akan menemukan insight menarik serta pengetahuan baru seputar kehidupan kerajaan di Kesultanan Yogyakarta.

Museum Keraton Yogyakarta terletak di Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini tidak jauh dari alun-alun dan Jalan Malioboro. Sesuai dengan namanya, museum ini berada di area salah satu kerajaan di Indonesia yang masih eksis, yakni Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Nah, wilayah yang dapat dimasuki oleh masyarakat umum itulah yang dimaksud dengan Museum Keraton. Sejarah Museum Keraton Yogyakarta terbagi menjadi 4 sub bagian museum. Ada apa saja?

1. Museum Sri Hamengku Buwono IX

Apakah anda mengenal dengan baik sosok Sri Hamengku Buwono IX? Beliau pernah menjabat sebagai sultan di Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1940 sampai 1988. Sang sultan sangat dicintai oleh rakyatnya karena sifatnya yang sederhana dan tidak ingin diistimewakan. Ya, dengan jabatan, kekayaan, dan kecerdasan yang beliau miliki, tidak sedikit pun membuatnya sombong. Bahkan, pada saat pelantikannya, Sri Hamengku Buwono IX menyampaikan kata-kata indah ini di pidatonya.

“Al heb ik een uitgesproken westerse opvoeding gehad, toch ben en blijf ik in de allereeste plaats javaan”

“Walaupun saya sebenarnya telah mengenyam pendidikan Barat, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.”

Rendah hati sekali, kan? Untuk mengenal sosok Sultan yang mengagumkan ini, anda dapat mengunjungi museum Sri Hamengku Buwono IX yang berada di kompleks museum Keraton Yogyakarta. Banyak koleksi-koleksi menarik yang berfungsi sebagai memorabilia Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Pengunjung akan merasa sangat betah berada di museum ini. Pasalnya, museum ini dipasangi AC sehingga pengunjung tidak akan kegerahan. Selain itu, pengunjung juga dapat merasakan sensasi berada di rumah joglo karena museum ini memiliki konsep seperti itu. Wah, instagramable sekali, nih.  Berikut ini berbagai koleksi di museum yang didirikan pada awal 1990-an ini, yaitu :

  • Meja kerja pribadi dan alat tulis Sultan Hamengku Buwono IX
  • Piagam penghargaan Sultan Hamengku Buwono IX
  • Tanda Jasa Sultan Hamengku Buwono IX
  • Foto Sultan Hamengku Buwono IX
  • Dampar kencana Sultan Hamengku Buwono IX
  • Pakaian Sultan Hamengku Buwono IX
  • Dan masih banyak lagi

Di museum ini, pengunjung dapat mengetahui pribadi Sultan lebih dekat. Dari sini, pengunjung memperoleh info bahwa Sultan sangat hobi fotografi dan memasak, lho. Sultan yang dikenal juga sebagai bapak pramuka Indonesia ini benar-benar memiliki kepribadian menarik. Pantas saja banyak masyarakat yang mencintai salah satu orang yang menjadi sejarah berdirinya gerakan Pramuka di Indonesia ini.

2. Museum Kristal

Bagi anda yang menyukai kristal, silahkan ke Museum Kristal di Kompleks Museum Keraton Yogyakarta. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi barang-barang yang terbuat dari kristal. Penting untuk diketahui bahwa benda-benda kristal tersebut milik Sultan Hamengku Buwono VIII. Nah, di lantai 1, pengunjung dapat menjumpai keramik, guci dan pot bunga milik Sultan, sedangkan peralatan makan, gelas-gelas, dan perlengkapan mandi dari kristal diletakkan di lantai 2. Sebenarnya, masih ada banyak koleksi kristal lainnya di sini. Jadi, silahkan kunjungi Museum Kristal yang terbuka setiap hari, kecuali hari raya acara keraton. Serunya, museum ini memperbolehkan para pengunjung untuk berfoto, lho. Kalau ingin berfoto ria, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 1.000 saja.

3. Museum Batik

Pecinta batik wajib mengetahui sejarah museum batik Yogyakarta ini. Museum yang diresmikan oleh Sultan Hamengku Buwono X pada 31 Oktober 2005 ini memiliki ribuan koleksi batik. Beberapa jenis batik yang ada di sini di antaranya, yaitu kawung, semen, gringsing, batik nitik, cuwiri, parang,barong, grompol dan lain-lain. Batik-batik ini berasal dari zaman-zaman berbeda lho, mulai dari era Sultan Hamengku Buwono VIII hingga Sultan Hamengku Buwono X. Ya, batik-batik di sini berasal dari pemberian para sultan, pengusaha batik, dan kolektor batik. Tidak hanya kain batik, pengunjung juga dapat melihat peralatan untuk membuat batik, bahan baku, dan setrika.

Berbeda dengan museum-museum lainnya di kompleks Keraton Yogyakarta, pengurus Museum Batik tidak memperbolehkan pengunjung membawa masuk kamera. Hal ini demi menjaga batik agar tidak dipotret oleh orang yang tidak bertanggung jawab, untuk kemudian ditiru motifnya. Ya, itu artinya pengunjung tidak dapat berfoto ria di dalam museum ini. Tapi, demi menjaga warisan bangsa Indonesia, sekali-kali tidak ngeksis, tentu tidak masalah dong.

4. Museum Pameran Lukisan dan Foto

Tahukah kamu pada sosok Raden Saleh? Beliau merupakan pelukis hebat asal Jawa di era kolonial Belanda. Meskipun seorang pribumi, Raden Saleh diberi beasiswa sekolah lukis di Eropa oleh pemerintah Belanda. Ya, bakat melukisnya yang mumpuni membuat siapapun jatuh cinta, termasuk orang-orang Belanda. Untungnya, anda dapat melihat karya lukis Raden Saleh di museum ini. Ada 3 karya milik beliau di sini, yakni lukisan Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan permaisurinya, Gusti KR Hageng, serta lukisan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Lukisan-lukisan tersebut dibuat dengan cat minyak pada tahun 1868.

Pada bulan Januari hingga Februari tahun 2019 ini, lukisan Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Hageng akan direstorasi. Michaela Anselmini, seorang restorator dari Italia akan merestorasi lukisan karya Raden Saleh tanpa menghilangkan goresan kuas dari pelukis hebat tersebut. Hal ini dilakukan karena lukisan ini mengalami kerusakan. Penyebabnya ialah umur lukisan yang sudah tua dan perawatan yang tidak tepat.

Tidak hanya lukisan Raden Saleh, di sini pengunjung juga dapat menjumpai koleksi-koleksi lainnya, seperti lukisan Sultan Hamengku Buwono IV hingga Sultan Hamengku Buwono X, foto-foto para sultan, hingga silsilah keluarga di Keraton Yogyakarta. Kalau anda ingin melihat karya pelukis lain seperti Affandi di yogyakarta, silahkan kunjungi dan nikmati sejarah Museum Affandi Yogyakarta.

Itulah beberapa hal menarik yang dapat anda temukan di Museum Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, jika anda mengunjungi Yogyakarta, jangan lupa ke museum yang sangat bersejarah ini, ya ! Anda akan dimanjakan dengan berbagai kisah di Kesultanan Yogyakarta yang dituturkan oleh benda-benda bersejarah di museum ini. Ada juga sejarah museum kereta keraton Yogyakarta di sini.

Nah, untuk memasuki Sejarah Museum Keraton Yogyakarta, anda hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 5.000 saja. Harga yang sangat murah untuk memasuki 4 museum di dalamnya, kan? Selain itu, anda juga akan dikenakan biaya hanya sebesar Rp 1000 saja untuk izin berfoto di museum, kecuali di museum batik yang tidak memberikan izin sama sekali. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk kunjungi Museum Keraton Yogyakarta !

The post Sejarah Museum Keraton Yogyakarta dan Bagian-Bagiannya appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta Terlengkap /bangunan/sejarah-museum-kereta-keraton-yogyakarta Thu, 10 Jan 2019 05:02:36 +0000 /?p=2196 Museum kereta keraton Yogyakarta, sebuah museum yang berisi peninggalan bersejarah dari ratusan tahun silam ini terletak masih di dalam komplek keraton Yogyakarta itu sendiri, yakni disisi barat di sisi barat…

The post Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Museum kereta keraton Yogyakarta, sebuah museum yang berisi peninggalan bersejarah dari ratusan tahun silam ini terletak masih di dalam komplek keraton Yogyakarta itu sendiri, yakni disisi barat di sisi barat jalan Rotowijayan tepatnya di depan Bangsal Pagelaran. Museum ini telah ada sejak kesultanan Sri Sultan Hamengku buwono VII. Keraton Yogyakarta ini termasuk pada peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.

Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta

Sejarah Museum Kereta Keraton YogyakartaSesuai namanya, museum ini hanya berisi koleksi dari alat transportasi yang pernah digunakan oleh kesultanan di masa lampau yakni kereta kuda. Usia dari kendaraan kereta kuda yang dimuseumkan ini ada yang puluhan tahun hingga ratusan tahun. Saat ini, sebagian kereta kuda yang ada masih dipergunakan dalam keraton pada saat acara dan upacara kebesaran keraton. Tiap-tiap kereta yang ada di museum keraton memiliki nama sesuai dengan kegunaan khususnya, jasanya sebagai benda pusaka keraton hingga kekuatan atau roh yang dipercayai sebagian besar masyarakat Jawa ada dalam benda pusaka tersebut. Bentuk dari kereta kuda yang menjadi koleksi di museum kereta keraton yogyakarta terbagi dalam 3 bentuk, yakni :

  • Kereta kuda dengan atap terbuka dan beroda dua

Kereta ini digunakan oleh sultan sebagai kendaraan rekreasi, yakni Kereta Kapolitan namanya.

  • Kereta kuda dengan atap terbuka dan beroda empat

Digunakan oleh beberapa kelompok terpandang seperti para komandan prajurit Keraton, rombongan penari keraton dan rombongan para pengawal sultan. Contoh keretanya adalah seperti Kereta Kyai Jongwiyat dan semua kereta dengan nama Landower.

  • Kereta kuda dengan atap tertutup dan beroda empat

Sedangkan jenis kereta yang atanya tertutup ini khusus untuk digunakan oleh sultan dan keluarganya. Jenis keretanya adalah seperti Kereta Nyai Jimad, kereta Kyai Garudayaksa dan kereta Kyai Wimanaputra.

Koleksi Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta

Berikut adalah koleksi dari kereta kuda museum keraton Yogyakarta ini berdasarkan tahun pembuatan dan pembeliannya beserta fungsi dan kegunaannya.

  1. Kereta Kanjeng Nyai Jimad

Kereta Nyai Jimad merupakan kereta paling tua dari pada kereta lainnya yang merupakan buatan Belanda tahun 1750-an yang merupakan kereta pemberian dari gubernur Jendral Jacob Mossel berkat adanya hubungan dagang. Sebagai kereta kebesaran sultan Hamengku buwono I sampai Hamengku buwono IV, kereta Nyai Jimat ini wajib dijamasi setiap tahun. Kereta ini adalah kendaraan sultan sehari-hari yang ditarik oleh delapan ekor kuda. Saat ini, kondisi dari keseluruhan kereta masih sangat asli.

  1. Kereta Mandra Juwala

Kereta kuda ini merupakan buatan Inggris pada tahun 1800, namun ada pula sumber yang mengatakan bahwa kereta ini adalah buatan Belanda. Kereta ini ditarik oleh enam ekor kuda yang pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro dari Tegalrejo untuk menghadap ke Keraton. Pada Festival Keraton Nusantara, cat untuk kereta kuda ini kembali diperbaharui.

  1. Kereta Kyai Manik Retna

Kereta ini adalah buatan Belanda yang ditarik oleh empat ekor kuda yang dibeli pada tahun 1815 di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Kereta ini digunakan sebagai kendaraan untuk pesiar oleh Sultan bersama permaisurinya.

  1. Kereta Kyai Jaladara

Ini adalah kereta buatan Perancis (Labourddette) pada tahun 1818 yang merupakan kereta peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Ini juga merupakan kereta pesiar yang ditarik oleh empat ekor kuda dengan pengendalinya (sais) berdiri dibelakang.

  1. Kereta Kyai Wimana Putra

Dibeli pada tahun 1860 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI yang mana kondisi kereta ini pun masih asli. Kereta ini ditarik oleh enam ekor kuda yang digunakan pada upacara pengangkatan putra mahkota.

  1. Kereta Garuda Yeksa

Kereta yang dibuat oleh Belanda pada tahun  1861 dimasa Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Kereta ini ditarik oleh delapan ekor kuda dengan kesamaan warna dan jenis kelaminnya. Kereta ini digunakan sebagai kereta untuk penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono VI sampai Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Kereta ini dinamakan juga dengan kereta Kencana atau kereta emas. Pada kereta ini juga terdapat lambang burung garuda yang terbuat dari emas 18 karat seberat 20 kg. Mahkota pada kereta ini puncaknya berbentuk tugu monas yang terbuat dari kuningan, sedangkan desain dari kereta kencana ini datang dari masa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pada kereta ini juga sudah ada teknologi dimana terdapat tangga turun otomatis saat pintu kereta terbuka layaknya pintu pesawat terbang. Kereta kencana atau kereta Garuda Yeksa ini masih digunakan hingga sekarang.

  1. Kereta Kyai Harsunaba

Dibeli pada tahun 1870 yang ditarik oleh empat ekor kuda. Kereta ini digunakan sebagai transportasi sehari-hari dan juga merupakan kendaraan untuk menonton pacuan kuda oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI sampai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

  1. Kereta Kyai Jongwiyat

Dibuat pada tahun 1880 di Den Haag, Belanda yang tarik oleh enam ekor kuda. Ini merupakan kereta peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII yang digunakan untuk kendaraan manggala yuda, pertempuran atau memeriksa barisan prajurit. Kereta ini jua ernah digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam upacara pernikahan putrinya.

  1. Kereta Rata Biru

Dibuat di Belanda pada tahun 1901 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono XIII. Kereta ini digunakan untuk manggala yuda oleh panglima perang. Kereta ini didominasi oleh warna biru hingga kebagian rodanya.

  1. Kereta Landower

Merupakan kereta buatan Belanda tahun 1901 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Ada juga kereta Landower Wisman buatan Inggris tahun 1938 yang digunakan oleh buati keraton.

  1. Kereta Premili

Merupakan kereta yang dirakit di Semarang pada tahun 1925 dengan suku cadang yang di datangkan dari Belanda yang digunakan untuk menjemput para penari keraton.

  1. Kereta Kyai Kutha Kaharja

Kereta ini dibuat di Berlin pada tahun 1927 dan dibeli pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono XI yang digunakan untuk pengiring acara-acara dikeraton.

  1. Kereta Kyai Jetayu

Kereta ini dibeli pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono XIII yang merupakan kendaraan untuk putra putri sultan yang masih remaja.

  1. Kereta Rata Pralaya

Kereta ini dibeli pada tahun 1938 pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang merupakan kereta yang membawa jenazah Sri Sultan Hamengku Buwono XI ke Imogiri.

Tradisi yang Sering Dilakukan Di Keraton Yogyakarta

  • Upacara Jamasan kereta pusaka keraton

Sebagai benda pusaka keraton, kereta-kereta ini juga diberikan ritual khusus, yaitu Jamasan. Merupakan ritual memandikan, memberi sesaji dan mendoakan semua kereta pusaka. Jamasan untuk kereta pusaka keraton ini dilaksanakan pada hari selasa kliwon atau jumat kliwon pertama dibulan Sura. Sedangkan upacara Jamasan untuk benda pusaka keraton ini diadakan di Gedong Pusaka dan Museum Kereta Keraton Yogyakarta.

Pemimpin upacara Jamasan kereta pusakan keraton ini di pimpin oleh sesepuh abdi dalem keraton sendiri yang bertugas menjaga museum kereta ini. Pelaksaan Jamasan untuk kereta Nyai Jimad harus ditemani oleh kereta lainnya yang dipilih bergantian di setiap tahunnya. Petugas dalam upacara Jamasan ini hanyalah laki-laki dengan mengenakan pakaian adat Yogyakarta lengkap dengan blangkon dan surjan.

  • Tradisi ngalap berkah dalam upacara Jamasan

Dalam upacara ini ada juga tradisi yang dinamakan ngalap berkah, merupakan sebuah tradisi yang dipercaya oleh masyarakat dimana air bekas cucian kereta akan membawa berkah yang dapat berkhasiat membawa kesuburan untuk sawah dan ladang mereka. Oleh karena itu, setiap kali upacara Jamasan ini dilakukan akan dihadiri oleh banyak penonton menunggu perolehan air bekas cucian kereta ini.

Demikianlah sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta beserta koleksinya yang menjadi bukti sejarah dari Keraton Yogyakarta yang jelas sangat berbeda dengan sejarah museum Biologi Yogyakarta. Jika berkunjung ke Yogyakarta tidak lengkap rasanya jika tidak ikut menyusuri bangunan candi di Yogyakarta ini, seperti Candi Peninggalan Agama Hindu, Candi Peninggalan Budha atau tempat bersejarah lainnya.

The post Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta Terlengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>