G30S PKI – Sejarah Lengkap Sejarahwan Sat, 18 Jan 2020 03:13:50 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.5.1 Sejarah G30S PKI Secara Kronologis /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/sejarah-g30s-pki-secara-kronologis Sat, 18 Jan 2020 03:13:48 +0000 /?p=5480 Bangsa Indonesia masih harus menghadapi kemelut di dalam negerinya sendiri setelah selama ratusan tahun melewati era penjajahan dan berhasil merebut kemerdekaan dari para penjajah tersebut. Berlangsungnya peristiwa G30S PKI pada…

The post Sejarah G30S PKI Secara Kronologis appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Bangsa Indonesia masih harus menghadapi kemelut di dalam negerinya sendiri setelah selama ratusan tahun melewati era penjajahan dan berhasil merebut kemerdekaan dari para penjajah tersebut. Berlangsungnya peristiwa G30S PKI pada 30 September 1965 membuat bangsa Indonesia memiliki sejarah kelam setelah kemerdekaan.

Pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia tersebut memakan korban para perwira Angkatan Darat dan seorang anak tidak berdosa. Kejadian ini adalah sebuah peristiwa yang sangat memilukan karena kekejaman PKI. Pengkhianatan yang dilakukan oleh PKI terhadap pihak – pihak yang berseberangan atau bertentangan dengan pandangan mereka secara politik berlangsung dengan sangat brutal.

Peristiwa G30S PKI terjadi pada malam hari, pada saat pergantian waktu dari 30 September 1965 ke tanggal 1 Oktober 1965. D.N. Aidit memimpin pemberontakan tersebut untuk menggulingkan Soekarno dan menjadikan komunis sebagai ideologi dasar negara Indonesia menggantikan Pancasila.

Sudah sejak lama dalam sejarah PKI melakukan provokasi dan menghasut rakyat Indonesia agar mendapatkan dukungan penuh bagi tujuan organisasi PKI untuk menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Selain menghasuk rakyat, PKI juga mengecam kinerja kabinet dan tentara.

Pki bahkan menciptakan istilah NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis). DN. Aidit dinyatakan sebagai dalang atau otak dari G30S PKI oleh Pemerintah RI era Presiden Soeharto. Bibit pemberontakan sejarah G30S PKI sudah berlangsung jauh sebelum hari naas itu tiba.

Dibubarkannya Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI)

Pembubaran Masyumi dan PSI yang menjadi pesaing PKI pada Agustus 1960 oleh pemerintah membuat PKI semakin giat melakukan mobilisasi massa, menyebarkan pengaruh dan merekrut anggota lebih banyak. Kegiatan ini dalam sejarah G30S PKI bisa terjadi karena beberapa partai lain seperti NU dan PNI juga tidak berdaya.

Pada tahun 1963 dalam PKI mulai berusaha untuk duduk di dalam kabinet, berbeda dari tahun – tahun sebelumnya yang hanya memosisikan diri untuk mengkritik pemerintah khususnya para menteri yang berbeda pandangan politik. Hubungan antara PKI dan TNI AD juga semakin memanas dan tegang yang diakibatkan oleh berbagai sindiran serta kritik PKI terhadap para petinggi TNI.

PKI juga menyerang para pejabat anti PKI dengan tuduhan bahwa mereka adalah Kapitalis Birokrat Korup, mengusulkan adanya pembentukan Angkatan Kelima selain AD, AL, AU, dan Polisi. PKI mengusulkan Angkatan Kelima itu terdiri dari petani dan buruh yang diberi hak menggunakan senjata.

Isu Dewan Jenderal

Kronologi G30S PKI berlanjut kemudian dalam sejarah G30S PKI berhembus isu tentang Dewan Jenderal Angkatan Darat yang sedang menyiapkan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Menurut PKI bukti dari rencana itu terletak pada sebuah dokumen yang ditandatangani oleh Dubes Inggris di Indonesia Andrew Gilchrist, yang isinya bisa ditafsirkan sebagai adanya operasi dari pihak Inggris.

Subandrio membawa informasi ini dari Mesir pada tanggal 15 Mei 1965 dengan bukti dokumen Gilchrist. Soekarno menanggapi sangat serius dengan memanggil para Menteri Panglima AD pada tanggal 25 Mei 1965 untuk meminta kejelasan mengenai Dewan Jenderal.

Jenderal Ahmad Yani selaku Menteri Panglima AD ketika dikonfrontasi oleh Soekarno menolak dengan tegas bahwa isu tersebut tidak benar. Ia menyatakan bahwa tidak ada Dewan Jenderal, yang ada hanya Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) yang tugasnya memberi masukan atau pendapat kepada Menpangad mengenai kepangkatan dan jabatan perwira tinggi AD.

Perselisihan antara Angkatan Darat dan PKI mencapai puncaknya ketika Pelda Soejono yang hendak menghentikan penyerobotan tanah perkebunan dibunuh sekelompok orang dari BPI yang merupakan organisasi di bawah PKI. Peristiwa itu adalah Peristiwa Bandar Betsy Surabaya.

Jenderal Ahmad Yani menuntut agar mereka yang terlibat segera diadili, sementara kalangan Islam semakin marah karena di Mangpingan tanah wakaf Pondok Modern Gontor seluas 160 hektar berusaha diambil alih paksa oleh PKI dalam rangkaian peristiwa G30S PKI.

Konflik antara Angkatan Darat dan PKI semakin memanas terlebih dengan sakitnya Soekarno secara mendadak pada bulan Juli. Tim dokter dari Cina yang didatangkan DN. Aidit menyimpulkan bahwa ada kemungkinan Presiden akan mengalami kelumpuhan atau meninggal dunia. Pimpinan PKI memutuskan untuk bergerak pada rapat politik biro PKI tertanggal 28 September 1965.

Pergerakan dipimpin oleh Letkol Untung, seorang tokoh G30S PKI, perwira AD yang dekat dengan PKI. Letkol Untung menggunakan Pasukan Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal khusus Presiden Soekarno. Mereka diberi perintah untuk menangkap para Jenderal dalam keadaan hidup atau mati, dan mereka berhasil membunuh tujuh orang dalam penyerbuan tanggal 30 September tersebut yaitu:

  • Letjen Ahmad Yani (Kastaf Komando AD)
  • Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri)
  • Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri)
  • Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri)
  • Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri)
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman)
  • Lettu CZI Pierre Andreas Tendean (ajudan Jendral Nasution).

Pemberontakan tersebut juga menewaskan Bripka Karel Sasuit Tubun (pengawal di kediaman resmi Wakil PM II dr. J. Leimena) dan Ade Irma Suryani, putri dari Jendral Abdul Harris Nasution. Jendral Nasution menjadi satu – satunya petinggi TNI yang selamat karena dapat melarikan diri. Jenazah para korban dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya di Jakarta.

Setelah itu, PKI menguasai dua sarana komunikasi penting yaitu studio RRI di Jalan Merdeka Barat dan Kantor Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan. Mereka menyiarkan pengumuman mengenai sejarah G30S PKI melalui RRI. Pengumuman ditujukan kepada para perwira tinggi lainnya dari “Dewan Jenderal” yang akan mengkudeta pemerintah, PKI mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi yang diketuai Letkol Untung Sutopo.

Pembunuhan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta juga dilakukan PKI terhadap Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta) dan Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kastaf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta). Keduanya dibunuh setelah diculik PKI pada sore hari 1 Oktober 1965 karena menolak untuk bergabung dengan Dewan Revolusi PKI.

Situasi Setelah Sejarah G30S PKI

Tanggal 1 Oktober 1965 sore hari dimulai operasi penumpasan latar belakang G30S PKI dengan merebut kembali Gedung RRI Pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi. Operasi penumpasan sejarah G30S PKI dilakukan oleh kesatuan RPKAD yang pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi yang dibantu pasukan kavaleri. Basis PKI di daerah Halim Perdanakusuma diserang pada 2 Oktober 1965 atas perintah Mayjen Soeharto.

Pasukan RPKAD dipimpin Mayor C.I. Santoso pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil menguasai Lubang Buaya dan menemukan lokasi pembuangan mayat para korban yaitu dalam sebuah sumur di daerah tersebut. Sumur tersebut bergaris tengah ¾ meter dan kedalaman sekitar 12 meter. Pada tanggal 4 Oktober penggalian dilanjutkan oleh pasukan Para Amfibi KKO-AL , disaksikan oleh pimpinan sementara TNI AD Mayjen Soeharto.

Jenazah para jenderal yang berhasil diangkat dari dalam sumur kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sebelumnya jenazah disemayamkan lebih dulu di Mabes TNI AD, dan mereka diangkat sebagai Pahlawan Revolusi pada tanggal 6 Oktober dalam Sidang Kabinet Dwikora melalui surat keputusan pemerintah. Dampak G30S PKI yang terjadi saat itu sangat luas hingga menyusutnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Soekarno.

The post Sejarah G30S PKI Secara Kronologis appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
8 Dampak G30S PKI Di Bidang Politik Bangsa Indonesia /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-g30s-pki-di-bidang-politik Mon, 07 Oct 2019 02:15:21 +0000 /?p=5290 G30S PKI adalah peristiwa sejarah sangat kelam yang pernah terjadi di Indonesia berupa tujuan organisasi PKI yaitu usaha untuk mengganti ideologi negara Indonesia dari Pancasila menjadi komunis. Cara yang dilakukan…

The post 8 Dampak G30S PKI Di Bidang Politik Bangsa Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
G30S PKI adalah peristiwa sejarah sangat kelam yang pernah terjadi di Indonesia berupa tujuan organisasi PKI yaitu usaha untuk mengganti ideologi negara Indonesia dari Pancasila menjadi komunis. Cara yang dilakukan adalah dengan kudeta terhadap pemerintahan yang sah dan pembunuhan kejam terhadap para petinggi TNI pada saat itu. Tidak saja membunuh para petinggi TNI AD, namun ada banyak rakyat yang sengsara dan mempertaruhkan nyawa mereka dibawah siksaan PKI.

Padahal paham komunis sangat ditentang oleh rakyat Indonesia dan sangat tidak diterima, namun Partai Komunis Indonesia berhasil menemukan jalannya untuk tetap eksis dan pada akhirnya melakukan upaya kudeta tersebut. Setelah gagal melakukan pemberontakan pada tahun 1948, PKI masih terus bergerak diam – diam dan bahkan berhasil kembali ikut serta dalam pemilu pertama Indonesia di tahun 1955  sebagai partai politik terbesar di Indonesia.

Kondisi Politik Indonesia Sebelum G30S PKI

Setelah keluarnya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, paham Nasakom yang digaungkan oleh pemerintah tumbuh dengan subur. Hal ini mengakibatkan pengaruh PKI dalam bidang politik semakin luas termasuk dalam kebijakan pemerintah berupa kebijakan politik dalam dan luar negeri. Pada masa Demokrasi Terpimpin tersebut PKI berhasil menempatkan golongan komunis berkat paham Nasakom (Nasionalisasi, Agama dan Komunis) dan membubarkan semua organisasi anti komunis yang dituduh anti pemerintah. Pemerintah kemudian membentuk Poros Jakarta Peking dalam bidang politik luar negeri yang mencakup Jakarta – Phnom Penh – Hanoi – Beijing – Pyongyang pada Agustus 1965.

Indonesia bahkan menerapkan politik mercusuar yang hanya mengejar kemegahan diantara pergaulan antar bangsa. PKI kemudian berusaha menghancurkan lawan politiknya dengan licik, antara lain berhasil menghasut Presiden Soekarno untuk membubarkan partai Murba, Masyumi dan PSI. Indonesia juga terlibat konflik dengan Malaysia yang dianggap sebagai antek Nekolim (neokolonialisme) Inggris sehingga dapat membahayakan revolusi Indonesia. Karena konflik ini Indonesia bahkan sampai keluar dari keanggotaan PBB pada 7 Januari 1965 karena Malaysia ditunjuk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Akibat G30S PKI di Bidang Politik

Kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang menurun menjadi salah satu alasan penyebab dan latar belakang G30S PKI, sehingga para petinggi PKI memutuskan untuk segera bertindak. Isu Dewan Jenderal kemudian dihembuskan kepada para pimpinan TNI AD dan digunakan untuk alasan melakukan operasi kudeta. Peristiwa G30S PKI sudah tentu menimbulkan akibat tersendiri dalam berbagai aspek kehidupan rakyat Indonesia. Dampak G30S PKI di bidang politik setelah terjadinya kronologi G30S PKI juga tidak kalah merugikan seperti beberapa hal berikut ini.

  1. Seluruh rakyat Indonesia meragukan wibawa Presiden Soekarno yang hilang di mata mereka setelah kronologi G30S PKI pada waktu itu.
  2. Muncul pertentangan dalam lembaga – lembaga tinggi negara sehingga menyebabkan kondisi politik Indonesia yang semakin tidak stabil.
  3. Pemerintah belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan PKI sehingga mengakibatkan dampak G30S PKI di bidang politik berupa kemarahan rakyat.
  4. Dampak G30S PKI di bidang politik akhirnya membuat rakyat melakukan berbagai aksi demonstrasi besar – besaran, bergabung dengan organisasi mahasiswa dan kepemudaan seperti KAMI dan KAPPI. Demonstrasi tersebut menuntut agar PKI dan ormas – ormasnya dibubarkan. Tuntutan ini dikenal dengan istilah Tritura, yaitu pembubaran PKI dan ormas – ormasnya, pembersihan unsur – unsur PKI dari Kabinet Dwikora dan untuk menurunkan harga barang – barang.
  5. Walaupun tuntutan untuk mereshuffle Kabinet Dwikora dipenuhi oleh pemerintah dan dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri namun rakyat belum merasa puas. Penyebabnya karena ternyata di dalam kabinet masih ada menteri yang pro kepada PKI. Hal ini membuat rakyat melakukan aksi turun ke jalan dan membuat ban – ban mobil menteri yang akan dilantik menjadi kempes. Aksi ini mengakibatkan satu orang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim dan terjadilah demonstrasi yang lebih besar daripada sebelumnya sebagai dampak G30S PKI di bidang politik.
  6. KAMI dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada 25 Februari 1966 karena dianggap memicu aksi demonstrasi dan turun ke jalan tersebut oleh para pemuda Indonesia.
  7. Sidang kabinet yang membahas mengenai kemelut politik nasional sebagai dampak G30S PKI di bidang politik kemudian diadakan pada Maret 1966. Tetapi sidang tidak berlangsung hingga tuntas karena ada pasukan tidak dikenal yang berada di luar gedung yang dianggap dapat mengancam keselamatan Presiden Soekarno.
  8. Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar kemudian dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Isinya berupa perintah dan mandat kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin keamanan dan ketertiban pemerintahan, menjamin keselamatan pribadi dan wibawa Presiden.

Menumpas Komplotan G30S PKI

Mayor Jenderal Soeharto sebagai Pangkostrad pada tanggal 1 Oktober 1965 mengambil alih pimpinan Angkatan Darat karena belum diketahuinya nasib para petinggi TNI AD yang diculik PKI. Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, komandan RPKAD pada saat itu juga kemudian ditunjuk sebagai Komandan penumpasan G30S PKI di Jakarta. Tugas pertama Kolonel Sarwo Edhie adalah untuk merebut kembali RRI Stasiun Pusat Jakarta yang diduduki PKI. Pada tanggal 2 Oktober pasukan Kolonel Sarwo Edhie melakukan penyisiran di sekitar area Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma tepatnya di Lubang Buaya. Penyisiran dilakukan karena pada tanggal 1 Oktober terdengar kegaduhan dan tembakan.

Gerombolan PKI yang masih berada di Lubang Buaya melarikan diri dan meninggalkan Brigadir Polisi Sukitman yang terikat di pohon. Sukitman kemudian memberikan petunjuk kepada tentara yang menuntun pada penemuan jenazah para perwira TNI AD pada 3 Oktober 1965. Semua korban yang ditemukan di dalam sebuah sumur tua di Lubang Buaya kemudian dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 5 Oktober 1965. Operasi serupa  juga dilakukan di Jawa Tengah, dimana pimpinan penumpasan diserahkan kepada Pangdam VII Diponegoro Brigjen Suryo Sumpeno.

Operasi kemudian dikembangkan hingga daerah Blitar Selatan melalui operasi militer yang diberi nama Operasi Trisula, sedangkan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama Operasi Kikis. Melalui operasi – operasi militer ini kemudian para tokoh G30S PKI berhasil ditangkap atau ditembak. Aidit sebagai dalang pemberontakan ditembak mati pada 24 November 1965. Kolonel Sarwo Edhie kemudian membentuk operasi Komando Merapi untuk gembong pemberontak yang lari ke Jawa Tengah. Operasi ini menembak mati sejumlah gembong pemberontak tokoh G30S PKI seperti Kol. Sahirman, Kol. Maryono, Letkol Usman, Mayor Samadi, Mayor RW Sakirno dan Kapten Sukarno. Ada pula tokoh yang ditangkap hidup – hidup dan diadili seperti Letkol Untung Sutopo dalam Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) pada 14 Februari 1966.

Terbitnya Supersemar pada akhirnya memberi Jenderal Soeharto kekuasaan tidak terbatas dan membuat Soekarno menyerahkan mandatnya sebagai salah satu dampak G30S PKI di bidang politik yang terbesar. Soeharto kemudian terpilih sebagai Presiden kedua RI menggantikan Soekarno yang sudah kehilangan kepercayaan rakyat. Sejak saat itu setiap tanggal 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan G30S PKI sedangkan tanggal 1 Oktober diperingati sebagai sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang tidak terlepas dari sejarah  G30S PKI lengkap dan sejarah lubang buaya.

The post 8 Dampak G30S PKI Di Bidang Politik Bangsa Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
12 Dampak G30S PKI Bagi Bangsa Indonesia /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-g30s-pki Mon, 30 Sep 2019 06:50:09 +0000 /?p=5250 Salah satu pergolakan setelah Indonesia merdeka adalah peristiwa pemberontakan PKI. Kita biasa mengenalnya dengan G 30 S/PKI atau Gerakan 30 September/PKI. Pemberontakan ini terjadi pada tahun 1965 dimana Presiden Soekarno…

The post 12 Dampak G30S PKI Bagi Bangsa Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Tujuan organisasi PKI memang di awal belum jelas, tapi mulai terlihat di Indonesia ini ketika di awal 1963. Ini diawali sejak pertemuan antara Menteri Luar Negeri Subandrio dan tokoh komunis Cina Zhou Enlai. Zhou Enlai menawarkan seratus ribu senapan Chung. Setelah tawaran ini, PKI menginginkan agar dibentuk angkatan kelima yang terlepas dari ABRI. Tentu saja ini menimbulkan perselisahan antara PKI dan tentara. Masih di tahun 1963, PKI memprovokasi massanya melawan kalangan militer dan polisi. Selain itu mereka juga menyuruh para aktivis untuk menginfiltrasi polisi dan militer dengan slogan “Demi keamanan umum, bantu polisi.” PKI juga menghimbau ke organisasi seninya untuk membuat karya yang mendukung mereka. Kemudian berlanjut ke 1964 suasana makin panas. Para petani tiba-tiba merampas tanah orang lain karena hasutan PKI. Bentrokan antara petani melawan pemilik tanah dan polisi pun terjadi. Dalam kasus ini PKI berusaha meniru kaum komunis bolshevik rusia dimana rakyat dan kaum komunis yang dipimpin oleh Vladimir Lenin merampas properti milik Tsar dan membagikannya kepada rakyat. Pemikiran itu berdasarkan ideologi komunis bahwa petani berhak atas tiap tanah dan tidak peduli siapa pemilik tanah tersebut. Di tahun-tahun ini dihembuskan kabar bahwa Bung Karno sakit keras. Tahun 1965 pun menjadi semakin parah lagi. Tidak hanya tanah, kini para buruh menyita beberapa perusahaan minyak dan karet milik Amerika Serikat. Kemudian karena para jenderal militer berpangkat tinggi masuk ke kabinet dan jabatannya setara dengan menteri, PKI pun melakukan hal yang sama dengan memasuki pemerintahan secara resmi. Di kursi ini, PKI menggiring opini berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah bagian dari revolusi demokratis rakyat. Tidak lama kemudian, PKI semakin memantapkan untuk mempersenjatai buruh dan tani demi menyaingi kaum militer. Selain itu juga melakukan Nasakomisasi ke tubuh militer. Pada Mei 1965, ada kisah bernama tragedi bandar betsi. PKI menjarah perkebunan karet milik PTPN IX dan mencangkul Letda Sudjono hingga tewas. Semakin mendekati G 30 S/PKI, tokoh-tokoh PKI juga membunuh banyak kaum agama seperti kyai dan santri. Untuk lebih lengkapnya, kita perlu membahas kronologi G 30 S/PKI dan latar belakang G 30 S/PKI. Di bawah ini adalah para pahlawan revolusi yang beberapa di antaranya dibuang di Lubang Buaya ketika peristiwa yang direncanakan oleh tokoh G 30 S/PKI. Untuk mengenang mereka, didirikanlah sejarah museum Lubang Buaya. Dampak G30S PKI Dari uraian latar belakang yang dibahas sebelum ini, bisa dirangkum bahwa PKI ingin menguasai segala aspek kenegaraan terlebih dahulu. Mereka melakukan tekanan, manuver politik, kebohongan, fitnah, penggiringan opini bahkan pembunuhan. Hingga berlanjut ke kudeta tanggal 30 September itu. Peristiwa G 30 S/PKI merupakan peristiwa besar yang memberikan noda darah di lembaran sejarah Indonesia. Ada banyak jenderal yang dibunuh dan mayatnya dibuang ke Lubang Buaya. Kejadian ini tentu membuat masyarakat Indonesia merespon dan membalas PKI. Khususnya kalangan militer dan kaum agamis. Berikut adalah dampak G 30 S/PKI:
  1. Kekuatan politik di Indonesia sudah hancur setelah kegagalan kudeta tersebut.
  2. Kewibawaan Presiden Soekarno berkurang.
  3. Bersatunya TNI dan kaum agama untuk membalas PKI.
  4. Pembantaian orang-orang yang berhubungan dengan PKI atau dianggap pendukung PKI secara besar-besaran. Bahkan pembantaian ini dikenal di dunia sebagai anti-communist purge.
  5. Pasca pembantaian orang PKI atau yang dianggap PKI, TNI menjadi kekuatan baru.
  6. Kondisi politik bangsa menjadi tidak stabil karena adanya pertentangan di para penyelenggara dan lembaga negara.
  7. Timbulnya demonstrasi besar yang dilakukan oleh rakyat, mahasiswa, KAMI dan KAPPI. Dimana demonstrasi ini mencetuskan Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura. Tritura berisi tiga hal. Pertama permintaan agar PKI dibubarkan, kedua pembersihan kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI dan ketiga adalah turunkan harga.
  8. Reshuffle kabinet untuk memenuhi Tritura. Kabinet Dwikora perlu diperbaharui karena perlu dibersihkan dari para menteri atau pejabat yang memberikan dukungan pada PKI.
  9. Gugurnya mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim karena tertembak pada tanggal 24 Februari 1966. Arif adalah mahasiswa yang ikut melakukan demonstrasi.
  10. Presiden Soekarno membubarkan KAMI karena dianggap sebagai provokator timbulnya demonstrasi. Dengan kata lain, KAMI yang menyebabkan mahasiswa turun ke jalan.
  11. Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang sering disebut Supersemar. Supersemar ini memberikan kewenangan pada Soeharto untuk menertibkan keamanan dan kelancaran pemerintahan.
  12. Pelarangan organisasi dan partai berhaluan marxisme, leninisme dan komunisme hingga saat ini.
Jadi itulah beberapa Dampak G30S PKI yang terjadi pada 30 september di jakarta dengan menewaskan Perwira TNI.

The post 12 Dampak G30S PKI Bagi Bangsa Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta /bangunan/sejarah-monumen-pancasila-sakti Tue, 06 Aug 2019 09:11:42 +0000 /?p=4957 Dalam sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi berbagai peristiwa kelam yang menandai perjalanan Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat. Salah satunya adalah peristiwa G30S PKI yang terjadi pada tanggal 30 September…

The post Sejarah Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Dalam sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi berbagai peristiwa kelam yang menandai perjalanan Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat. Salah satunya adalah peristiwa G30S PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. Sejarah PKI atau Partai Komunis Indonesia sudah lama melakukan berbagai cara untuk membuat Indonesia menjadi negara berpaham komunis. Berbagai pemberontakan Tokoh G30S PKI lakukan hingga mencapai puncaknya pada pemberontakan 30 September ini termasuk dengan membantai para perwira tinggi TNI.

Mereka adalah Panglima AD Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman,, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Perwira TNI Lettu Pierre Tendean (ajudan AH. Nasution). Monumen Pancasila Sakti adalah suatu situs sejarah yang dibangun atas ide dan gagasan Presiden RI kedua yaitu Soeharto untuk memperingati sejarah G30S PKI lengkap dan menghargai jasa – jasa mereka.

Hari Kesaktian Pancasila

Tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai hari kesaktian Pancasila yang menandakan bahwa Pancasila serta bangsa Indonesia selamat dari upaya kudeta dan penggantian ideologi negara. Pada saat pemberontakan itu, Jenderal AH. Nasution berhasil selamat karena melarikan diri namun ajudannya Pierre Tendean dan putrinya Ade Irma Nasution yang berusia lima tahun tewas akibat kekejaman pemberontak. Para Jenderal dan Pierre Tendean dibawa ke daerah Lubang Buaya termasuk yang sudah tewas. Yang masih hidup kemudian disiksa sampai meninggal dunia disana dan jenazah mereka dibuang ke dalam satu sumur tua di kawasan Lubang Buaya tersebut. Segenap kesatuan TNI/ABRI berusaha mencari lokasi persembunyian PKI yang membawa para perwira tersebut hingga akhirnya diketahui bahwa mereka semua sudah dibunuh secara kejam dan dibuang ke dalam sumur.

Pada saat bersamaan pemberontak PKI berhasil menguasai dua sarana komunikasi penting yaitu RRI Pusat dan Pusat Telekomunikasi di Jalan Merdeka Barat dan Jalan Merdeka Selatan. Mereka menyiarkan pembentukan “Dewan Revolusi” di pusat dan daerah pada siaran pukl 07.20 dan 08.15 pagi. Dewan Revolusi kelak akan menjadi sumber dari segala kekuasaan yang ada dalam RI. Mereka juga mengumumkan Tujuan Organisasi PKI lain gerakan tersebut untuk menyasar para Jenderal yang dikatakan tergabung dalam isu Dewan Jenderal yang berniat menggulingkan pemerintah. Pada saat yang bersamaan juga diumumkan penonaktifan Kabinet Dwikora, lalu pada pukul 14.00 kembali diumumkan bahwa Dewan Revolusi akan diketuai oleh Letkol Untung dan wakil – wakilnya yaitu Brigjen Supardjo, Letkol Udara Heru, Laut Sunandi, juga Ajun Komisaris Besar Polisi.

Pendirian Monumen Pancasila Sakti

Sejarah Monumen Pancasila SaktiDalam sejarah Monumen Pancasila Sakti dibangun untuk menyatakan bahwa Pancasila tidak berhasil digoyahkan oleh usaha pemberontakan apapun dan akan tetap tegak berdiri sebagai ideologi negara yang sah. Pemberontakan PKI dapat ditumpas dalam waktu singkat yang menunjukkan bahwa Pancasila tidak dapat diganggu gugat dan siapapun yang mencobanya akan dibasmi sampai tuntas. Paham komunis adalah ideologi yang berbahaya dan bisa menyengsarakan rakyat, karena itu pendirian sejarah Monumen Pancasila Sakti dilakukan untuk memperingati momen berdarah tersebut dan sebagai pengingat akan kejamnya komunis.

Kisah pemberontakan dituangkan dalam kronologi G30S PKI yang divisualisasikan melalui relief dan diorama yang terdapat pada sejarah museum lubang buaya untuk memberi gambaran bagaimana kejamnya tindakan PKI waktu itu. diharapkan para pengunjung dapat mengetahui bagaimana sejarah G30S PKI lengkap dan tragedi berdarah yang diakibatkan oleh pemberontakan PKI sehingga lebih mewaspadai akan adanya bahaya komunis.

Monumen ini bertempat di atas tanah seluas 14,6 hektar untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para Pahlawan Revolusi yang mempertahankan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila dari serangan ideologi komunis. Monumen Pancasila Sakti mulai dibangun pada pertengahan Agustus 1967 hingga diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan sejarah hari Kesaktian Pancasila. Bersamaan dengan pembangunan monumen, juga dibangun cungkup pada sumur yang menjadi lokasi pembuangan jenazah. Pada hakekatnya tujuan pembangunan Monumen Pancasila Sakti yaitu:

  • Untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam membela negara, bangsa dan Pancasila hingga titik darah penghabisan mereka.
  • Membina semangat Korsa prajurit TNI
  • Sebagai monumen peringatan bagi perjuangan nasional Indonesia.
  • Sebagai cermin perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia pada dunia internasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka selain melestarikan sejarah Monumen Pancasila Sakti berdasarkan Surat Keputusan Menpangad no. Kep. 977/9/1966 tanggal 17 September 1966, setiap tahunnya pada tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan dilakukan dengan melaksanakan upacara kesaktian Pancasila untuk mengenang tragedi nasional yang terjadi akibat pengkhianatan kepada Pancasila.

Bangunan di Monumen Pancasila Sakti

Pemberontakan PKI tidak hanya dilakukan di Jakarta saja tetapi juga pernah dilakukan di Madiun pada tahun 1948 dan di beberapa daerah lain di Indonesia. Untuk memberi gambaran mengenai sepak terjang PKI sebagai pemberontak maka dibangun beberapa lokasi tambahan dalam sejarah Monumen Pancasila Sakti tersebut. Bangunan lainnya antara lain Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang dilakukan atas prakarsa Kepala Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, Brigjen TNI Prof. Nugroho Notosusanto yang disetujui oleh Menpangab/Pangab Jenderal TNI M. Yusuf dan Presiden Soeharto. Museum ini diresmikan pada 1 Oktober 1992 oleh Presiden Soeharto langsung dan berisi peristiwa – peristiwa kekejaman PKI dalam bentuk tiga dimensi sejumlah 34 diorama.

Selain itu juga terdapat museum Monumen Pancasila Sakti yang menampilkan 9 buah diorama mengenai rapat persiapan pemberontakan hingga tindak lanjut dilarangnya PKI oleh pemerintah. Lokasi paling mencolok dari sejarah monumen pancasila sakti adalah sumur tua berukuran lebar 75 cm dan kedalaman 12 meter yang menjadi tempat pembuangan jenazah. Bagian dalam sumur ini diberi nyala lampu merah. Dekat lubang sumur terdapat prasasti yang bunyinya sebagai berikut: “Tjita2 Perdjuangan kami untuk menegakkan kemurnian Pantja Sila tidak mungkin dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini. Lobang Buaja, 1 Oktober 1965”.

Rumah Penyiksaan yang menjadi lokasi penyiksaan para pahlawan Revolusi agar mau menanda tangani surat pernyataan mengaku sebagai anggota Dewan Jendral. Itu adalah isu yang dibuat PKI untuk memfitnah para Jendral dengan menebarkan cerita bahwa mereka berencana mengkihanati Presiden Soekarno. Tempat ini tadinya adalah sebuah sekolah rakyat yang dialihfungsikan oleh PKI menjadi tempat penyiksaan.

Terdapat juga Pos Komando milik Haji Sueb penduduk dari RW 02 Lubang Buaya yang dipakai oleh Letkol Untung pemimpin gerakan G30S PKI untuk merencanakan penculikan terhadap para Jendral TNI AD. Masih terdapat berbagai barang asli yang menjadi saksi bisu dari kekejaman PKI yaitu tiga buah lampu petromaks, mesin jahit dan lemari kaca. Juga terdapat kendaraan berjenis Panser Saracen yang digunakan membawa jenazah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, replika truk Dodge yang digunakan para anggota PKI membawa jenazah Jendral DI Pandjaitan ke Lubang Buaya, jeep Toyota Kanvas kendaraan dinas Pangkostrad, mobil sedan kendaraan dinas Jendral Ahmad Yani.

Bangunan Dapur Umum di sejarah Museum Pancasila Sakti dulunya milik Ibu Amroh yang menjadi tempat untuk menyiapkan konsumsi para anggota PKI. Ibu Amroh sehari – harinya mencari nafkah dengan berjualan pakaian keliling. Ia diperintahkan PKI untuk meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci, kemudian ia menemukan rumahnya sudah dalam kondisi berantakan dan hampir semua benda miliknya hilang.

Monumen Pancasila Sakti terletak di Jalan Raya Pondok Gede, Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Monumen buka untuk umum setiap hari kecuali Senin mulai pukul 09.00 – 16.00. Harga karcis masuk ditetapkan sebesar 4000 rupiah untuk dewasa perorangan, minimal rombongan 40 orang sebesar 3000 rupiah per orang, dan untuk anak – anak/pelajar/mahasiswa perorangan sebesar 2.500 rupiah, rombongan minimal 40 orang untuk pelajar sebesar 2000 rupiah per orang. Setiap Hari TNI tanggal 5 Oktober dan Hari Pahlawan pada 10 Nopember biaya masuk dibebaskan. Tersedia pemandu yang dapat ditanyakan kepada Bagian Penerangan di Gedung Paseban.

The post Sejarah Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Museum Lubang Buaya Jakarta – Peristiwa G30S PKI /bangunan/sejarah-museum-lubang-buaya Tue, 30 Jul 2019 04:05:08 +0000 /?p=4901 Lubang buaya adalah sebuah lokasi di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi saksi bisu akan peristiwa G30S PKI pada tanggal 30 September 1965. Nama Lubang Buaya berasal dari legenda yang…

The post Sejarah Museum Lubang Buaya Jakarta – Peristiwa G30S PKI appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Lubang buaya adalah sebuah lokasi di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi saksi bisu akan peristiwa G30S PKI pada tanggal 30 September 1965. Nama Lubang Buaya berasal dari legenda yang menceritakan mengenai buaya – buaya putih di sungai yang letaknya dekat dengan kawasan Pondok Gede. Di lokasi inilah terjadi peristiwa ketika jenazah ketujuh jendral dan perwira korban keganasan PKI dibuang begitu saja ke dalam sebuah sumur yang dikenal dengan peristiwa  sejarah lubang buaya. Sumur tersebut persisnya terletak di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Saat itu lokasi tersebut adalah pusat pelatihan yang dimiliki Partai Komunis Indonesia.

Pada saat ini di tempat tersebut berdiri Lapangan Peringatan Lubang Buaya. Disana terdapat Monumen Pancasila, sumur tempat pembuangan jenazah dan ruangan yang berisi relik, rumah yang menjadi lokasi penyiksaan beberapa korban, pos komando, dapur umum, juga mobil – mobil tua peninggalan para pahlawan revolusi, juga museum diorama yang menggambarkan kronologi G30S PKI yang sekarang dikenal sebagai Museum Lubang Buaya.

Museum Lubang Buaya

Sejarah Museum Lubang BuayaSekarang dalam sejarah museum Lubang Buaya juga dikenal dengan nama Museum Pancasila Sakti, berlokasi di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur dalam lahan seluas 14,6 hektar. Di depan museum ini ada patung tujuh pahlawan revolusi yang tewas saat pemberontakan PKI di tahun 1965 tersebut, yang dikenal dengan Monumen Pahlawan Revolusi yang dibangun pada pertengahan Agustus 1967 dan diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto. Para pahlawan revolusi tersebut adalah Jendral Ahmad Yani, Jendral Siswandono Parman, Jendral Suprapto, Jendral Sutoyo Siswomiharjo, Jendral MT. Haryono, Jenderal Donald Ifak Panjaitan, juga Kapten Pierre Tendean. Jenazah ketujuh korban ini sudah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Di bagian bawah monumen tersebut terdapat diorama yang menggambarkan kejadian atau peristiwa pada tanggal 30 September 1965 dan tulisan yang berbunyi: “Waspada.. dan mawas diri agar peristiwa semacam ini tidak terulang lagi”.

Museum Lubang Buaya juga diberi sebutan sebagai Museum Pengkhianatan PKI yang menceritakan sejarah pemberontakan PKI yang ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan tujuan organisasi PKI berupa paham komunis yang sama sekali bertentangan. Kejadian pada tanggal 30 September 1965 adalah pemberontakan besar PKI yang kedua setelah peristiwa di Madiun pada tahun 1948 yang dikenal sebagai pemberontakan Musso. Di dalam museum ini terdapat beberapa koleksi foto dari peristiwa pemberontakan PKI pada tahun 1965 tersebut, proses pengangkatan jenazah ketujuh pahlawan revolusi sebagai salah satu tokoh G30S PKI, juga beberapa diorama yang menceritakan mengenai pemberontakan PKI di berbagai daerah Indonesia.

Sebagai bagian dari sejarah museum Lubang Buaya juga terdapat Museum Paseban yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1981 bersamaan dengan sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang sudah berlangsung selama dua windu. Di dalam museum ini terdapat beberapa diorama yang menggambarkan hal – hal berikutt termasuk sejarah G30S PKI lengkap:

  • Rapat – rapat PKI yang dilakukan dalam sejarah PKI untuk persiapan pemberontakan pada bulan September 1965
  • Latihan yang dilakukan para sukarelawan di Lubang Buaya sejak tanggal 5 Juli sampai 30 September 1965
  • Peristiwa penculikan Letjen TNI Ahmad Yani
  • Peristiwa penganiayaan di Lubang Buaya
  • Proses pengambilalihan Lanud Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965
  • Proses pengangkatan jenazah para pahlawan Revolusi pada 4 Oktober 1965
  • Proses lahirnya Supersemar pada 11 Maret 1966
  • Peristiwa pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden RI pada 12 Maret 1967
  • Tindak lanjut dari peristiwa berupa pelarangan PKI pada 26 Juni 1982.

Selain itu dalam sejarah museum Lubang Buaya yang menggambarkan kronologi G30S PKI juga ada Ruang Relik yang menjadi tempat pameran barang – barang terutama pakaian yang dikenakan para korban ketika diculik, disiksa hingga dibunuh disertakan hasil visum dari dokter. Selain itu juga terdapat Aqualung, yaitu alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah para korban dari dalam sumur. Juga ada Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah proses pengangkatan jenazah para pahlawan revolusi, proses pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan lainnya yang diputar selama kurang lebih 30 menit. Lalu ada Ruang Pameran Foto yang menyajikan foto – foto proses pengangkatan jenazah dan pemakaman.

Bangunan Lain di Sekitar Museum

Lokasi yang paling mencolok dari sejarah museum Lubang Buaya ini tentu saja adalah sumur tua kering yang menjadi tempat pembuangan jenazah berukuran lebar 75 cm dan kedalaman 12 meter. Sumur ini diberi lampu merah menyala di bagian dalamnya. Selain itu disana juga masih terdapat rumah – rumah yang menjadi lokasi perencanaan pemberontakan dan masih dipamerkan dalam kondisi yang sama seperti masa itu. Di dekat lubang sumur terdapat prasasti yang berbunyi “Tjita2 Perdjuangan kami untuk menegakkan kemurnian Pantja Sila tidak mungkin dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini. Lobang Buaja, 1 Oktober 1965”.

Selain sumur juga terdapat Rumah Penyiksaan yang menjadi lokasi penyiksaan para pahlawan Revolusi yang dibuat untuk menanda tangani surat pernyataan pengakuan sebagai anggota Dewan Jendral, yang merupakan isu yang dibuat PKI untuk memfitnah para Jendral tersebut bahwa mereka berencana mengkhanati Presiden Soekarno. Di tempat ini terdapat diorama penyiksaan para korban, kisah awal pemberontakan PKI. Dulunya tempat ini adalah sebuah sekolah rakyat dan dialihfungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan.

Disana juga terdapat Pos Komando milik penduduk dari RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb yang dipakai oleh pemimpin gerakan G30S PKI bernama Letkol Untung untuk merencanakan penculikan terhadap para Jendral TNI AD. Di dalamnya masih terdapat berbagai barang asli yang menjadi saksi bisu dari kekejaman PKI seperti tiga buah lampu petromaks, mesin jahit dan lemari kaca. Juga Panser Saracen yang digunakan untuk membawa jenazah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, replika dari truk Dodge yang digunakan para anggota PKI untuk membawa jenazah Jendral DI Pandjaitan ke Lubang Buaya, jeep Toyota Kanvas yang merupakan kendaraan dinas Pangkostrad, sedan kendaraan dinas Jendral Ahmad Yani.

Juga ada Dapur Umum yang merupakan sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum. Dulunya rumah ini adalah milik Ibu Amroh yang menjadi tempat untuk menyiapkan konsumsi para anggota PKI. Ibu Amroh sehari – harinya berjualan pakaian keliling dan diperintahkan PKI untuk meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci, namun ia menemukan rumahnya sudah dalam kondisi berantakan dan hampir semua benda miliknya didalam rumah hilang.

Sejarah museum Lubang Buaya yang merupakan bagian dari kompleks Monumen Pancasila Sakti bisa disaksikan sendiri oleh para pecinta sejarah, juga oleh para pelajar yang terutama perlu mengetahui sejarah bangsanya sendiri termasuk yang kelam sekalipun agar dapat memetik pelajaran dari kisah – kisahnya seperti latar belakang G30S PKI. Kompleks monumen buka mulai hari Selasa sampai Minggu dari pukul 09.00 – 16.00 WIB dan tutup pada hari Senin. Monumen tetap buka pada hari libur nasional dan bebas biaya masuk ke kompleks tersebut setiap hari TNI pada 5 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November.

The post Sejarah Museum Lubang Buaya Jakarta – Peristiwa G30S PKI appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
4 Latar Belakang G30S PKI 1965 Singkat dan Lengkap /indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/latar-belakang-g30s-pki Wed, 24 Jul 2019 03:06:24 +0000 /?p=4855 Peristiwa G30S PKI yang dikenal juga dengan nama Gerakan 30 September, Gestapu atau Gerakan September Tiga Puluh, dan Gestok atau Gerakan Satu Oktober, adalah suatu peristiwa pemberontakan yang terjadi pada…

The post 4 Latar Belakang G30S PKI 1965 Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Peristiwa G30S PKI yang dikenal juga dengan nama Gerakan 30 September, Gestapu atau Gerakan September Tiga Puluh, dan Gestok atau Gerakan Satu Oktober, adalah suatu peristiwa pemberontakan yang terjadi pada malam hari di tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Peristiwa ini menelan korban jiwa dari tujuh perwira tinggi dari militer Indonesia dan beberapa orang lain yang juga kehilangan nyawa karena usaha kudeta terhadap pemerintahan Presiden Soekarno ini. Dalang dibalik peristiwa ini adalah Partai Komunis Indonesia yang sudah menjadi bagian dari sejarah partai politik Indonesia sejak tahun 1914.

Pemberontakan – pemberontakan sebagai Latar Belakang G30S PKI sebenarnya telah dimulai jauh sebelum ini yaitu pada peristiwa pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 dengan memproklamasikan Soviet Republik Indonesia. Kejadian ini berhasil ditumpas oleh TNI pada 30 September 1948. Selain itu, masih ada banyak kekacauan yang diakibatkan oleh pemogokan organisasi – organisasi yang berada di bawah PKI, aksi – aksi kekerasan dari ormas PKI di berbagai wilayah dengan berbagai jargon politik bernada kekerasan seperti “Ganyang Nekolim”, “ Ganyang Kabir”, “Ganyang Tujuh Setan Kota” dan lain sebagainya hingga mencapai puncaknya pada peristiwa G30S PKI.

Latar Belakang G30S PKI

Kondisi ekonomi yang merosot di masa Demokrasi Terpimpin telah menjadi lahan yang subur untuk pertumbuhan sejarah PKI dengan menyasar rakyat miskin untuk menjadi target propaganda politik mereka. Tujuan organisasi PKI adalah untuk mendirikan negara komunis di Indonesia dengan berbagai cara. Pada masa itu Angkatan Darat muncul sebagai organisasi militer pejuang yang sekaligus mengemban tugas kemasyarakatan, sehingga juga memiliki peran dalam bidang politik dan ekonomi.

Salah satunya ketika Angkatan Darat ditugaskan untuk memimpin banyak perusahaan asing yang diambil alih pemerintah untuk alasan nasionalisasi. PKI tidak menyukai kebijakan tersebut sehingga mereka menjuluki para perwira sebagai Kabir, yaitu Kapitalis Birokrat. Ketika itu ada tiga kekuatan besar dalam pemerintahan yaitu Angkatan Darat, PKI dan Presiden. Beberapa peristiwa yang menjadi latar belakang  G30S PKI adalah:

  1. Pembentukan Angkatan Kelima

PKI yang merasa kekuatan militernya masih sangat lemah ketika menghadapi Angkatan Darat sangat berkepentingan untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan para petani yang dipersenjatai. Pembentukan Angkatan Kelima ini adalah gagasan Menlu Cina Chou En-Lai ketika mengunjungi Jakarta pada tahun 1965, dan menjanjikan akan memasok 100 ribu pucuk senjata untuk Angkatan Kelima. Gagasan itu menjadi alasan bagi pemimpin PKI dalam memperkuat pertahanan dan terus mendesak pembentukan Angkatan Kelima tersebut, yang ditolak oleh Angkatan Darat. Begitu juga dengan Laksamana Muda Martadinata yang menolak atas nama Angkatan Laut. Angkatan Kelima hanya akan diterima jika berada dibawah komando ABRI.

2. Nasakom

Ideologi Nasakom adalah salah satu faktor dalam latar belakang  G 30 S PKI dan menjadi bagian dari sejarah G30S PKI lengkap. PKI atau Partai Komunis Indonesia adalah partai komunis terbesar di dunia selain Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta orang pada tahun 1965, dan 3 juta orang lagi dari organisasi pergerakan pemudanya. Selain itu, masih ada beberapa organisasi yang diawasi dan dikontrol oleh PKI seperti pergerakan Serikat Buruh yang memiliki 3,5 juta anggota serta Barisan Tani Indonesia dengan 9 juta anggota juga merupakan bagian dari PKI, begitu juga dengan organisasi pergerakan wanita bernama Gerwani, organisasi penulis, artis, dan juga pergerakan para sarjana yang membuat PKI memiliki lebih dari 20 juta anggota serta pendukung.

Ketika pada Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Soekarno mengeluarkan ketetapan konstitusi berupa dekrit Presiden, ia mendapat dukungan penuh dari PKI. Angkatan bersenjata diperkuat dengan mengangkat jendral – jendral militer ke posisi yang penting, dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Sambutan PKI untuk Demokrasi Terpimpin sangat baik dan menganggap bahwa Soekarno mempunyai mandat untuk persekutuan konsepsi antara pendukung Nasionalis, Agama dan Komunis atau NASAKOM. Angkatan Darat menolak ideologi NASAKOM tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Jenderal Ahmad Yani.

3. Konfrontasi Malaysia

Malaysia sebagai negara federasi yang beru terbentuk pada tanggal 16 September 1963 merupakan salah satu faktor penting dalam latar belakang  G 30 S PKI. Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia mendekatkan Soekarno dengan PKI sehingga dapat menjelaskan mengapa para tentara menggabungkan diri dalam gerakan 30 S/ Gestok, dan juga menjadi penyebab PKI menculik para tentara petinggi Angkatan Darat. Terjadinya demonstrasi anti Indonesia di Kuala Lumpur yang menyebabkan PM. Malaysia Tunku Abdul Rahman menginjak – injak lambang Garuda karena dipaksa para demonstran menyebabkan kemurkaan Soekarno.

Ia kemudian menyerukan pembalasan dendam dengan slogan “Ganyang Malaysia” dan memerintahkan Angkatan Darat untuk melakukannya. Letjen Ahmad Yani tidak ingin melawan Malaysia yang masih mendapat bantuan Inggris karena menganggap tentara tidak memadai untuk berperang dalam skala itu. Sedangkan Kepala Staf TNI AD A.H. Nasution menyetujuinya karena khawatir isu Malaysia akan dimanfaatkan PKI untuk memperkuat posisinya di bidang politik Indonesia.

Pada saat itu Angkatan Darat berada dalam posisi yang serba salah karena tidak yakin akan menang melawan Inggris, namun di sisi lain mereka akan menghadapi kemurkaan Soekarno jika tidak berperang. Keragu – raguan ini menghasilkan peperangan yang setengah hati di Kalimantan dan mengalami kegagalan, padahal ini adalah operasi gerilya dimana tentara Indonesia sangat mahir melakukannya. Kekecewaan Soekarno karena tidak didukung tentara membuatnya mencari dukungan kepada PKI yang memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntungannya sendiri.

Selain itu, Angkatan Darat juga menolak adanya poros Jakarta-Phnom Penh-Peking-Pyongyang yang hanya akan membantu Cina memperluas semangat revolusi komunis di kawasan Asia Tenggara sehingga dapat merusak hubungan baik dengan negara – negara tetangga. Penolakan itu diwujudkan dalam bentuk seminar di Gedung Seskoad Bandung yang dihadiri oleh delapan Jenderal yaitu Rachmat Kartakusumah, J. Mokoginta, Suwarto, Jamin Ginting, Suprapto, Sutoyo, M.T. Haryono dan S. Parman pada 1 – 5 April 1965 yang menghasilkan doktrin strategis politis Angkatan Darat yang dinamakan Tri Ubaya Cakti.

4. Pembantaian Para Perwira TNI

Pembunuhan para perwira Angkatan Darat adalah puncak dari latar belakang G30S PKI. Situasi politik Indonesia yang genting pada sekitar bulan September 1965 memunculkan isu adanya Dewan Jenderal yang mengindikasikan ada beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas kepada Soekarno dan berniat untuk menggulingkan pemerintahannya. Inilah yang memicu peristiwa G30S PKI. Soekarno disebut – sebut menanggapi isu ini dengan memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa para jenderal tersebut untuk diadili, akan tetapi dalam prosesnya konon beberapa oknum pasukan yang terbawa emosi justru melepaskan tembakan sehingga membunuh keenam petinggi TNI AD.

TNI AD tersebut yaitu Letjen Ahmad Yani (Kastaf Komando AD), Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri), Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri), Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri), Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri), Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman), juga membunuh Ade Irma Suryani putri dari Jendral Abdul Harris Nasution  yang selamat dari serangan tersebut dan menewaskan ajudannya, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean. Para korban yang dibuang ke Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta ditemukan pada tanggal 3 Oktober.

Selain itu ada beberapa orang lain yang juga menjadi korban yaitu Bripka Karel Sasuit Tubun (pengawal di kediaman resmi Wakil PM II dr. J. Leimena), Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta) dan Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kastaf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta). Ketahui juga mengenai sejarah lubang buaya, dan sejarah hari kesaktian Pancasila.

The post 4 Latar Belakang G30S PKI 1965 Singkat dan Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
6 Tujuan Organisasi PKI di Indonesia /indonesia/kemerdekaan/tujuan-organisasi-pki Thu, 11 Jul 2019 02:40:17 +0000 /?p=4595 PKI atau partai komunis Indonesia adalah sebuah partai politik di Indonesia yang telah lama bubar. PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok sebelum akhirnya PKI…

The post 6 Tujuan Organisasi PKI di Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
PKI atau partai komunis Indonesia adalah sebuah partai politik di Indonesia yang telah lama bubar. PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok sebelum akhirnya PKI di hancurkan pada tahun 1965 dan di nyatakan sebagai partai terlarang pada tahun-tahun berikutnya. Anda juga bisa lihat sejarah partai hanura yang bisa di jadikan juga sebagai referensi yang bagus untuk melihat organisasi lain. Adapun Tujuan Organisasi PKI adalah :

  • Gerakan Anti Pemerintah Hindia Belanda

Nama PKI yang menggantikan ISDV tahun 1914 menunjukkan tujuan utama dari partai yang satu ini. Seperti di awal pembentukkannya, PKI adalah partai anti pemerintah. Jadi, dari sini kita tahu tujuannya, bahwa partai ini berdiri untuk bertujuan untuk mengakhiri penjajahan belanda di indonesia yang sudah berlangsung lama. 

  • Menghapus Kapitalisme

Kapitalisme dan negara yang menganut ideologi liberalisme memusatkan pada materi dan kebebasan individu di atas segalanya. Siapa saja yang berkelebihan secara materi bisa mendapatkan segalanya. Individu bisa mendapatkan kebebasan sehingga dapat melakukan segalanya. Tapi justru, ini melanggar banyak hak asasi yang berlaku. Itu sebabnya, Tujuan Organisasi PKI ingin menghapus kapitalisme. Dan ini sesuai dengan tujuan daerah partai ini, yang menginginkan Indonesia yang merdeka, yang bebas dari kapitalisme. Karena mengingat kapitalisme yang menjadi warisan penjajah belanda dan mendarah daging karena lamanya penjajahan tersebut. 

  • Mengahpus Kelas-kelas Sosial

Kelas-kelas sosial tercipta karena kapitalisme. Ini tercipta karena, jika orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi, atau uang yang lebih banyak dari yang lain, ini menciptakan kelas sosial yang lebih tinggi daripada orang lain. Karena di indonesia, kelas sosial tercipta karena adanya penjajahan. Penjajahan inilah yang menggolongkan orang-orang lain. Namun, yang menjadi ancaman adalah, kapitalisme ada dan berkembang karena agama yang di anggap sebagai salah satu penyebab terciptanya kelas-kelas sosial. 

  • Membentuk Persatuan Buruh

Untuk yang satu ini, jelas menunjukkan tujuan awal dari partai yang satu ini, yaitu pembentukan persatuan buruh. Banyak buruh yang bekerja keras, dengan pekerja kelas bawah ini pasti menuntut banyak hak, fasilitas, dan keinginan yang sama untuk semua orang. Itu sebabnya, PKI bertujuan untuk membentuk persatuan buruh, yang menginginkan hak yang sama untuk semua orang. 

  • Mengubah Dasar Negara Pancasila

Pancasila yang di bentuk tidak menganut paham kapitalisme, liberalisme, dan juga komunis. Dan hanya Indonesia yang memiliki ideologi negara yang satu ini. Bagi mereka yang kontra dengan PKI, partai yang satu ini di anggap tetap bertujuan untuk mengganti pancasila. 

Banyak orang mulai mengetahui partai yang satu ini, karena ada kejadian yang tidak terduga yang membuat banyak orang, langsung ingat tentang partai komunis ini. Tahun 1965 dan bahkan memberi pengaruh besar terhadap Indonesia. Ada 3 juta rakyat Indonesia bergabung dengan PKI setelah kemerdekaan. Kita juga bisa lihat biodata pahlawan kemerdekaan Indonesia yang akan membantu kita mengetahui lebih jelas, tentang kemerdekaan Indonesia, yang ada hubungannya dengan partai yang satu ini. Sebelum akhirnya bubar, partai komunis ini mengalami tiga tahap. Yaitu :

  1. Penjajahan Belanda
  2. Penjajahan Jepang
  3. Kemerdekaan

Dari 3 tahap ini pun memiliki tujuan partai komunis Indonesia yang berbeda-beda. Pada penjajahan Belanda, Tujuan Organisasi PKI untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Selain itu, mereka juga bertujuan untuk membentuk persatuan buruh atau serikat buruh. Bahkan, sistem yang terlalu mengungguli satu partai atau organisasi apapun, juga akan di hapuskan pada zaman penjajahan Belanda. Selain itu, kita juga bisa lihat agresi militer Belanda 2 yang bantu kita tahu juga kaitannya dengan yang lainnya.

Selain itu, untuk pada masa penjajahan Jepang, PKI di matikan atau di bungkam. Namun, bukan berarti ini membuat partai komunis menjadi tidak lagi berjalan dengan baik. Tujuan Organisasi PKI sejak zaman Belanda masih sampai saat itu terus di perjuangkan. Dengan menggunakan cara yang sudah di ataur sejak lama, dan masih menerapkan sistem keberanian yang membuat partai ini, ingin menang. PKI berusaha untuk bebas dari penjajahan Jepang dengan cara membelakangi Jepang. Kita bisa lihat masa penjajahan Jepang di Indonesia yang juga ada kaitannya dengan pergerakan dari organisasi ini.

Jika untuk kemerdekaan, ini lebih kepada tujuan menegakkan ideologi komunis sebagai dasar negara. Tapi, rencana yang telah di buat awalnya ini, justru terhalang karena negara sudah menemukan  dan menentukkan ideologi pancasila melalui sidang BPUPKI. Kita mau bayangkan juga sejarah berdirinya BPUPKI yang bisa membantu kita juga, melihat dengan jelas sejarahnya, demi kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya itu, bahkan PKI pernah menjadi 4 partai terbesar pada tahun 1955 yang memang pasti menjadi satu kebanggaan bagi organisasi ini. Namun, ternyata keinginan ini membuat partai komunis ini, tercium sampai ke permukaan. Yang akhirnya membuat ini, tidak berhasil atau berjalan dengan lancar.

Sehingga mulai muncullah isu yang tidak benar soal partai komunis ini, bahwa PKI dan Uni Soviet berbahaya untuk Indonesia. Itu alasannya, kenapa partai yang satu ini, akhirnya di bubarkan dan tidak lagi ada. Kita juga mau lihat sejarah G30S PKI Lengkap yang bantu kita membayangkannya dengan baik dan lebih jelas juga. Di balik peristiwa G30S PKI dapat disimpulkan bahwa PKI bertujuan untuk membangkitkan perasaan revolusioner rakyat Indonesia dari kalangan buruh dan petani yang tertindas oleh kaum borjuis.

Ada beberapa tokoh PKI yang bekerjasama untuk membuat gerakan ini menjadi lebih baik. Berikut di antaranya :

  • D.N. Aidit

Tokoh yang satu ini, berhasil membawa PKI menjadi partai komunis terbesar di dunia. Partai komunis Indonesia menjadi tempat untuk belajar teori politik Marxis. Anda juga bisa lihat sejarah partai politik yang juga bisa bantu kita melihat dengan baik sejarah, maupun perjalanan yang bantu kita memberi kaitannya langsung. Aidit juga memiliki peran penting dalam organisasi ini, dia menjadi pengembang berbagai program dari PKI, yaitu pemuda rakyat, gerwani, lekra dan lain-lain. Namun sayang, usaha yang selama ini di bangun oleh Aidit adalah berujung ketika G30SPKI. Anda juga bisa lihat sejarah lubang buaya (G30S/PKI) yang bisa bantu kita membayangkan dengan lebih baik. 

  • Musso

Salah satu pemimpin PKI dari Indonesia pada awal tahun 1920-an serta menjadi anggota dari Internasional Komunis di Moskwa. Pria bernama lengkap Muso Manowar ini, ingin berkeinginan mengaktifkan Sejarah PKI kembali untuk tahun 1926. Sehingga dibuatlah rencana-rencana. Setelah itu, dibawah perintah dari Moskwa, Musso beranjak menuju Singapura dengan tujuan untuk melakukan pemberontakan kepada pemerintahan kapitalis Belanda. Namun, sayangnya perintah tersebut akhirnya dibatalkan oleh pihak Moskwa. Menariknya, meskipun pemberontakan tersebut dibatalkan, Musso justru melakukan pemberontakan di Batavia. Anda juga dapat bisa melihat Sejarah Peristiwa Merah Putih Agar Anda dapat membayangkan kaitaannya dengan PKI masa kepepimpinan Musso. 

Selain pemberontakan di Batavia, pada tanggal 11 Agustus Musso pergi ke Yogyakarta . Namun, setelah diproklamasikan, Musso dan Amir Sjarifuddin ditangkap. Dan terjadilah pemberontakan lagi. Kali ini terjadi di Madiun. Peritiswa itu sering disebut Pemberontakan Madiun 1948. Tujuan dari pemberontakan tersebut adalah Musso menyampaikan pidato bahwa ia ingin Indonesia bergabung dengan bangsa Uni Soviet, atau yang dikenal dengan sebutan, Republik Soviet Indonesia”. Namun, pada akhirnya wilayah Madiun jatuh ketangan TNI dari Divisi Siliwangi. 

Anda juga bisa menyimak kelanjutan dari bagaimana sejarah runtuhnya Uni Soviet, agar Anda bisa membayangkan kaitannya dengan organisasi PKI di Indonesia dan apa dampak keruntuhan Uni Soviet bagi Indonesia waktu itu. Musso sendiri telah terlibat dalam pembentukkan organisasi Gerindo. Juga pada masa setelah penjajahan Jepang, PKI berhasil bergabung dengan Partai Sosialis atau Pesindo.

Setelah diambil alihnya Madiun oleh TNI Divisi Siliwangi, Musso beserta ribuan kader dari partai-partai yang tadi disebutkan, dipenjarakan bahkan ada yang terbunuh. Musso sendiri tertangkap di Desa Niten Kecamatan Sumorejo, Ponorogo. Karena diduga, Musso berusaha melarikan diri dari tahanan. Akhirnya, Musso dieksekusi. Sedangkan rekan pemimpin PKI lainnya yang bersama Musso, seperti D.N. Aidit dan Muhammad Hatta Lukman, kabur ke pengasingan markas Partai Komunis Tiongkok. Namun, PKI tidak dilarang dan terus berfungsi. Rekonstruksi partai dimulai pada tahun 1949.

 Dari semua tokoh yang telah dibahas, dan dari semangat mereka untuk memperjuangkan PKI kita bisa simpulkan bahwa PKI juga bertujuan untuk membebaskan bangsa Indonesia dengan cara yang berasaskan radikal. 

Adapun organisasi yang mendukung untuk terwujudnya PKI di Indonesia, yaitu Gerakan Wanita Indonesia. Kelompok ilegal tersebut hanya bertahan kurang lebih 10 tahun mulai tahun 1950 hingga 1960. Kelompok ini, memiliki hubungan yang kuat dengan PKI. Khususnya di masa-masa dimana PKI mulai mengalami penurunan kegiatan dan aktifitasnya.  Dari bentuk kerjasama yang terlihat ini, kita bisa melihat bahwa PKI memiliki tujuan untuk menyebarkan paham Komunis-Sosialis dengan keinginan perbaikan nasib buruh pribumi. 

Sangat begitu banyak upaya yang dikerahkan para tokoh PKI demi terwujudnya lembaga kenegaraan sendiri di wilayah tertentu seperti Madiun. Selain itu, seperti yang telah dibahas, banyak dari para tokoh menyelanggarakan kongres, pemberontakan, dan membentuk suatu organisasi baru demi kelangsungan Partai Komunis Indonesia. 

The post 6 Tujuan Organisasi PKI di Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober) Singkat /indonesia/sejarah-hari-kesaktian-pancasila Tue, 11 Jun 2019 08:49:44 +0000 /?p=4287 Sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober tidak terlepas dari sebuah insiden berdarah. Insiden tersebut adalah pembantaian terhada p enam Jenderal dan seorang Kapten serta beberapa korban…

The post Sejarah Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober) Singkat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober tidak terlepas dari sebuah insiden berdarah. Insiden tersebut adalah pembantaian terhada p enam Jenderal dan seorang Kapten serta beberapa korban lain. Peristiwa berdarah tersebut dikenal sebagai upaya kudeta Partai Komunis Indonesia untuk mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.

Latar belakan Gerakan 30 September 1965

Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal dengan peristiwa G30S/PKI merupakan insiden berdarah yang menyebabkan enam perwira tinggi berpangkat jenderal, seorang kapten, dan beberapa orang lainnya terbunuh. Hal ini dianggap sebagai upaya pemberontakan yang dilakukan oleh beberapa pengawal istana yang dikenal sebagai Pasukan Cakrabirawa. Pasukan tersebut dianggap mendukung PKI (Partai Komunis Indonesia) yang saat dikomandoi oleh Letkol Untung. Baca juga sejarah PKI, sejarah partai politik, sejarah pemilu di Indonesia, dan sejarah pemilu pertama di dunia.

Korban dari peristiwa G30S/PKI tersebut diantaranya adalah:

  1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/ Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi/ Panglima Angkatan Darat)
  2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Panglima AD Bidang Administrasi/ Deputi II Menteri)
  3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan/ Deputi III Menteri)
  4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Panglima AD Bidang Intelijen/ Asisten I Menteri)
  5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Panglima AD Bidang Logistik/ Asisten IV Menteri)
  6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Oditur Jenderal Angkatan Darat/ Inspektur Kehakiman)

Korban sejarah G30S/PKI tersebut ditemukan pada 3 Oktober 1965 di sebuah lubang yang berada di sebuah wilayah di Pondok Gede. Lubang tersebut kemudian dikenal dengan nama lubang buaya. Baca juga sejarah lubang buaya, sejarah Monumen Trisula, dan monumen di Indonesia.

Sasaran utama Jenderal TNI Abdul Harris Nasution selamat dari insiden tersebut. Namun, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean dan Ade Irma Suryani Nasution terbunuh karena salah sasaran. Selain beberapa anggota perwira, terdapat juga korban lainnya yang ikut menjadi korban diantaranya adalah:

  1. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta)
  2. Kol. Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/ Pamungkas, Yogyakarta)
  3. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal Kediaman Resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena)

Pasca Insiden 30 September 1965

Setelah insiden tersebut, PKI telah melakukan pergerakan dengan menguasai dua sarana komunikasi penting, yaitu Studio RRI (Radio Republik Indonesia) di Jalan Merdeka Barat dan Kantor Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan. Melalui media RRI, PKI menyiarkan berita kepada masyarakat terkait adanya sebuah Gerakan 30 September yang dialamatkan pada anggota “Dewan Jenderal” yang akan melakukan kudeta pemerintahan. Selain itu, mereka juga mengumumkan telah dibentuknya sebuah “Dewan Revolusi” yang diketahui langsung oleh Letnan Kolonel Untung Sutopo.

Sementara itu, di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta PKI juga telah melakukan tindakan pembunuhan terhadap dua perwira tinggi Angkatan Darat. Hal ini karena kedua perwira tersebut menolak adanya pembentukan Dewan Revolusi. Kedua perwira tersebut adalah:

  1. Kolonel Katamso (Komandan Korem 072/Yogyakarta)
  2. Letnan Kolonel Sugiyono (Kepala Staf Korem 072/Yogyakarta)

Kedua perwira tersebut diculik oleh PKI pada sore hari tanggal 1 Oktober 1965. Pada 1 Oktober 1945, Presiden Soekarno dan Sekretaris Jenderal PKI Aidit menganggap pembentukan Dewan Revolusioner sebagai sebuah upaya pemberontakan oleh PKI. Hal  ini menyebabkan pemerintah memutuskan untuk mendapatkan perlindungan dengan pindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim yang berlokasi di Jakarta. Hingga akhirnya pada 6 Oktober Presiden Soekarno menyatakan seruan pada seluruh rakyat untuk bersatu demi “persatuan nasional”. Persatuan yang dimaksud adalah sebuah persatuan yang terjadi diantara angkatan bersenjata serta para korban dan penghentian kekerasan.

Biro Politik dan Komite Sentral PKI selanjutnya menyarankan seluruh anggota organisasi massa agar segera memberi dukungan pada “pemimpin revolusi Indonesia” dengan tidak melakukan perlawana terhadap angkatan militer. Pernyataan tersebut pun dicetak dalam surat kabar CPA bernama Tribune. Para Pemipin Uni Soviet, yakni Brezhnev, Mikoyan, dan Kosygin, mengirimkan sebuah pesan secara khusus yang ditujukan kepada Presiden Soekarno pada 12 Oktober 1965. Pesan tersebut berisi:

Kita dan rekan-rekan kita bergembira untuk mendengar bahwa kesehatan Anda telah membaik. Kita mendengar dengan penuh minat tentang pidato Anda di radio kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menghindari kekacauan. Imbauan ini akan dimengerti secara mendalam.”

Baca juga sejarah runtuhnya Uni Soviet, sejarah Rusia, negara yang terlibat Perang Dunia 2, dan kronologi Perang Dunia 2. Hingga akhirnya pada 16 Oktober 1965, Presiden Soekarno mengangkat Mayjen Soeharto menjadi Menteri sekaligus Panglima Angkatan Darat di Istana Negara. Hal ini diputuskan berdasarkan saran-saran dari beberapa penasihatnya. Kutipan amanat Presiden Soekarno yang diberikan kepada Soeharto pada saat pelantikan berlangsung yakni:

“… Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto, sekarang Angkatan Darat pimpinannya saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan Darat ini satu Angkatan daripada Republik Indonesia, Angkatan Bersenjata daripada Republik Indonesia yang sama sekalai menjalankan Panca Azimat Revolusi, yang sama sekali berdiri di atas Trisakti, yang sama sekali berdiri di atas Nasakom, yang sama sekali berdiri di atas prinsip Berdikari, yang sama sekali berdiri di atas prinsip Manipol-USDEK. Manipol-USDEK telah ditemukan oleh lembaga kita yang tertinggi sebagai haluan Negara Republik Indonesia…”

“… Dan oleh karena Manipol-USDEK ini adalah haluan daripada Negara Republik Indonesia, maka dia harus dijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua kita. Oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Agkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara. Hanya jikalau kita berdiri benar-benar di atas Panca Azimat ini, kita semuanya, maka barulah revolusi kita bisa jaya. Soeharto, sebagai Panglima Angkatan Darat, dan sebagai Menteri dalam kabinetku, saya perintahkan engkau, kerjakan apa yang kuperintahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya doakan Tuhan selalu beserta kita dan beserta engkau!…”

Pembantaian Anggota-anggota PKI

Setelah insiden 30 September 1965 yang menganggap bahwa pembantaian kepada para perwira tinggi AD adalah perbuatan PKI. Seluruh anggota baik pendukung maupun gerakan lain yang berada di bawah naungan PKI dimasukkan ke sel tahanan. Selanjutnya mereka disiksa, diintrogasi, dan setelahnya dibunuh. Terjadi banyak pembunuhan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Oktober, Jawa Timur pada bulan November, dan Bali pada bulan Desember. Banyaknya jumlah orang yang dibantai tdak diketahui dengan pasti, tetapi perkiraan yang konservatif menyebutkan 500.000 orang, sementara lainnya 2.000.000 orang. Sementara itu, setidak-tidaknya satu juta orang menjadi korban dalam bencana enam bulan yang mengikuti kudeta itu.

Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)

Sekitar lima bulan setelah peristiwa G30S/PKI, maka pada 11 Maret 1966 Presiden Soekarno memberi mandat kepada Soeharto yakni melalui sebuah Surat Perintah Sebelas Maret. Surat perintah dari Presiden Soekarno memiliki kekuasaan yang tidak terbatas bagi Soeharto. Saat itu, Soeharto masih menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Kemanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib). Soeharto diminta menentukan “langkah-langkah” yang sesuai demi memulihkan keadaan supaya kembali tenang.

Kekuatan yang kemudian diberikan kepada Soeharto lantas digunakan untuk membuat sebuah keputusan. PKI pun dilarang berada maupun tumbuh di wilayah Indonesia. Pimpinan PKI terus memberikan himbauan kepada para pendukungnya untuk mengikuti setiap kewenangan yang diberlakukan oleh Soekarno-Soeharto. Selaku pemimpin PKI, D.N. Aidit, kemudian tertangkap dan dibunuh oleh TNI dalam upaya pelariannya pada 24 November 1966. Sementara itu, mengingat jasa-jasa Presiden Soekarno maka beliau tetap dipertahankan namun hanya sebagai presiden titular diktatur militer hingga Maret 1967.

Pencetusan Hari Kesaktian Pancasila

Insiden pembantaian pada 30 September melatarbelakangi penetapan Hari Kesaktian Pancasila. Tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, hari dimanan Pancasila memiliki kesaktian yang tidak dapat digantikan oleh paham apapun. Hari Kesaktian Pancasila ini dilahirkan oleh Jenderal Soeharto dalam rangka melakukan terhadap pemerintahan Presiden Soekarno. Pancasila sendiri dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1945 dengan Presiden Soekarno sebagai penggalinya.

Soekarno sebagai penggali Pancasila sendiri tidak pernah menjadikannya sebagai pusaka yang sakti. Pancasila lahir secara wajar dan sesuai dengan keadaan objektif saat itu. Namun, dalam perkembangannya pada masa pemerintahan Soekarno, Pancasila diterima oleh bangsa Indonesia sebagai dasar berbangsa dan bernegara. Di pihak lainnya, rongrongan-rongrongan dan pemberontakan kaum reaksioner DI/TII, PRRI/Permesta dan tindakan mereka yang membentuk Dewan Gajah, Dewan Banteng, dan sebagainya kemudian mampu dihancurkan dengan dukungan rakyat.

Pada masa pemerintahan Soeharto (Orde Baru), sebuah film biasanya diputar dan dipertotonkan melalui media televisi nasional. Hal ini bertujuan untuk mengenang kejadian G30S/PKI. Bahkan hingga saat ini, masih selalu dilaksanakan upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti yang berlokasi di lokasi Lubang Buaya. Setelah upacara, kemudian berlanjut dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi di TMP Kalibata. Baca juga sejarah perumusan UUD 1945, sejarah Bhinneka Tunggal Ika, sejarah lahirnya Pancasila, dan perkembangan nasionalisme Indonesia.

Inilah penjelasan mengenai sejarah Hari Kesaktian Pancasila Tanggal 1 Oktober. Penetapan hari ini menjadi bukti sejarah bahwa bangsa ini dapat bertumbuh menjadi bangsa yang besar dan mampu menggerakkan seluruh bangsa untuk bersati dan memaknai Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Semoga Anda dapat mengambil pelajaran dari Hari Kesaktian Pancasila. Semoga bermanfaat.

The post Sejarah Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober) Singkat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Lubang Buaya (G30S/PKI) Paling Lengkap /indonesia/sejarah-lubang-buaya Thu, 21 Feb 2019 08:58:53 +0000 /?p=776 Bicara soal sejarah lubang buaya, mari kita kembali ke masa lalu. Kita akan membuka lorong waktu dan kembali ke masa 30 September 1965. Di mana tragedi yang lebih dikenal dengan…

The post Sejarah Lubang Buaya (G30S/PKI) Paling Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Bicara soal sejarah lubang buaya, mari kita kembali ke masa lalu. Kita akan membuka lorong waktu dan kembali ke masa 30 September 1965. Di mana tragedi yang lebih dikenal dengan sebutan Peristiwa G30 SPKI ini yang akan membawa kita untuk mengetahui sejarah lubang buaya. Siapa yang tak mengenal Lubang Buaya? Sebagian besar bangsa Indonesia mengetahui Lubang Buaya, bahkan hingga kisahnya yang menyeramkan dari Lubang Buaya itu. Seakan kisah-kisah tersebut sudah mengakar dalam benak bangsa Indonesia sepanjang Orde Baru berkuasa. Ketahui pula Faktor Penyebab Runtuhnya Orde Baru.

Sejarah Lubang Buaya

Sejarah Lubang BuayaNama daerah ini dari dulu memang Lubang Buaya.  Jadi, tidak ada sangkut pautnya nama ‘Lubang Buaya’ dengan tragedi tersebut. Menurut warga sekitar, bahwa tempat tersebut lebih banyak didiami oleh masyarakat asal Cirebon. Konon, menurut cerita masyarakat setempat, nama ‘Lubang Buaya’ dikarenakan kejadian setelah banjir. Sebelum terjadinya banjir, banyak warga yang tinggal di situ. Dan saat banjir melanda, banyak warga yang tinggal dan menggunakan getek (rakit) di atas air banjir. Ketika mereka mendayung getek, tiba-tiba dayung tidak bisa bergerak. Lalu dayung tersebut ditinggal, akhirnya mereka menjalankan getek dengan tangan mereka.

Setelah air banjir surut, ternyata diketahui ada buaya yang sedang memakan dayung tersebut karena saking laparnya. Sehingga, banyak yang mengatakan, “Jangan ke tempat itu, ada buaya, ada lubang buaya.” Sehingga lama-kelamaan masyarakat setempat menamakan daerah tersebut daerah ‘Lubang Buaya’.

Namun, legenda Lubang Buaya telah ternoda oleh tragedi G 30 S-PKI, pada tanggal 30 September 1965. Pada masa penjajahan, daerah Lubang Buaya ini merupakan daerah sentral pelatihan Sejarah PKI (Partai Komunis Indonesia). Lubang Buaya merupakan daerah yang menjadi tempat sejarahnya para PKI mengumbar dosa. Dalam buku ‘Bahaya Laten Komunisme di Indonesia’ terbitan Pusat Sejarah dan Tradisi Markas Besar ABRI, juga pernah difilmkan oleh TVRI dengan durasi 4 jam yang diputar setiap malam 30 September ini telah menunjukkan dengan jelas dosa-dosa para PKI pada tahun 1965.

Kesadisan yang dilakukan oleh para PKI di Lubang Buaya ini telah diabadikan dalam bentuk teks, film, museum, hingga monument. Sehingga membuat masyarakat mengingat akan kekejaman para PKI saat itu. Namun, sampai sekarang belum diketahui siapa dalang dari kebengisan pada peristiwa itu.

Peristiwa G 30 S-PKI

Salah satu kesatuan dalam Gerakan 30 September ini telah bergerak mulai dari Lubang Buaya. Mereka dibagi menjadi tujuh kelompok yang mana tiap kelompoknya bertugas untuk menculik tujuh jenderal yang masuk dalam bagian anggota Dewan Jenderal. Lalu ketujuh jenderal tersebut dibawa ke Lubang Buaya. Seperti dalang dari G 30 S-PKI yang masih belum jelas siapa, eksistensi Dewan Jenderal pun juga belum diketahui dengan jelas  sampai saat ini. Memang sejarah G 30 S-PKI ini merupakan sejarah yang gelap dan kabur alias masih simpang siur. Banyak sesuatu yan gbelum terungkap dengan jelas.

Lubang Buaya memang merupakan saksi bisu atas tragedi pembantaian besar yang dilakukan oleh gerakan kiri di Indonesia pada masa itu. Dalam pembantaian G 30 S-PKI, para jenderal yang sebagai korban ini sebelum dibunuh dikelilingi terlebihi dahulu seakan-akan mereka sedang melakukan pesta kemenangan. Mereka semua mengelilingi para jenderal, menari, dan bernyanyi-nyanyi di depan para korban. Tak hanya itu, para perempuan gerakan tersebut tidak kalah sadis, mereka menusuk-nusuki para korban dengan pisau ke tubuh para korban. Bahkan sampai menyilet-nyileti alat vital para korban. Para pelaku Gerakan G 30 S-PKI ini diberi nama dengan sebutan ‘Gerwani’. Aksi Gerwani tersebut pun diabadikan di Lubang Buaya yang terpampang pada relief di Monumen Pancasila Sakti. Relief tersebut diukir berdasarkan persepsi dan cerita menurut Orde Baru.

Mungkin Anda akan melihat seorang perempuan yang tengah menyaksikan rekan prianya yang sedang memasukkan tubuh korban ke dalam sumur di relief Monumen tersebut. Ada juga penampakan perempuan lain yang asyik menari dengan untaian kembang mengalungi lehernya. Diduga, pada masa itu para perempuan Gerwani sedang melakukan ritual Harum Bunga dengan disimbolkan tarian tanpa pakaian alias telanjang dan melakukan pesta seks. Cerita ini pun juga diangkat ke film ‘Pengkhianatan G30S/PKI yang selalu diulang setiap tahunnya.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa pada waktu itu tidak ada tarian telanjang di Lubang Buaya. Itu hanya tambahan-tambahan belaka saja oleh orang yang tak bertanggung jawab. Kalau orang-orang menari-nari sambil memukuli para korban memang ada, namun menari-nari sambil telanjang tidak benar adanya. Mereka menari sambil bernyanyi lagu ‘Genjer-Genjer’ yang merupakan lagu daerah Banyuwangi yang digubah oleh PKI.

Menurut penelitian para pakar sejarawan, beberapa anggota Gerwani tersebut berada di Lubang Buaya untuk melakukan latihan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang merupakan kebijakan Konfrontasi Malaysia oleh pemerintah Sukarno. Memang saat itu sedang ada Pelatihan untuk Dwikora. Hal itu terbukti pada buku “Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia’ yang ditulis oleh Saskia Eleonora Wieringa. Dalam buku tersebut telah mengatakan bahwa Lubang Buaya memang sejak Juli 1965 telah dijadikan lokasi latihan Ganyang Malaysia untuk para sukarelawan Dwikora.

Nah, dalam pelatihan tersebut, telah diikuti oleh kader Gerwani, anggota PKI, Pemuda Rakyat, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia, dan Buruh Tani Indonesia. Bahkan jika G30S/PKI ini pecah, rencananya para pemuda Nahdlatul Ulama juga diundang untuk mengikuti latihan di Lubang Buaya pada bulan Oktober 1965.

Rezim Soeharto

Sebagai upaya Soeharto dalam meneguhkan rezimnya, maka ia mencanangkan pembentukan memori kolektif atas kekejaman PKI dan beberapa organisasi yang berafiliasi dengannya. Selain itu, juga melibatkan pembangunan monument dan museum yang berdasarkan sejarawan dari Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia yaitu Asvi Warman Adam. “Soeharto didukung oleh orang-orang yang paham betul dengan nilai sejarah. Sejarah digunakan untuk memberinya legitimasi kekuasaan.” – Asvi –

G 30 S ini merupakan awal dari keruntuhan Orde Lama dan membangkitkan Orde Baru. Walaupun banyak dusta yang tersebar di pelosok negeri. Selain itu, politik pun juga tidak dapat dipisahkan dari politik global pada masa itu. Politik global itu terjadi adanya Amerika Serikat yang sedang berperang dingin dengan Uni Soviet. “G30S adalah salah satu momen paling berbahaya bagi AS semasa perang dingin. Jika G30S berhasil, menurutnya, Indonesia dapat berubah menjadi Negara komunis yang bersekutu dengan Uni Soviet.” – Marshall Green – Duta Besar AS untuk Indonesia pada masa itu.

Dalam uraian katanya pada tahun 1997, ia juga menambahkan bahwa Bangsa terbesar keempat di dunia ini yang merupakan Indonesia akan menjadi komunis. Pada saat itu, rezim Sukarno yang menganut prinsip antikolonialisme dan antiimperialisme dan condong ke Uni Soviet ini telah ambruk dan digantikan oleh pemerintagan soeharto yang menganut politik luar negeri bebas aktif dan condong ke Amerika Serikat. Soeharto pun berhasil menumpas komunis sekaligus mengubah konsep politik di Indonesia menjadi perpolitikan global.

Saat itu, rezim Soeharto benar-benar menumpas habis para komunis di Indonesia hingga terjadilah banjir darah pada masa 1965 – 1966. Bahkan yang tak bersalah pun juga ikut jadi korban. Sehingga dapat dikatakan bahwa Lubang Buaya dan juga Museum Pengkhianatan PKI ini merupakan sejarah ciptaan Orde Baru yang mewakili seluruh negeri dan menjadi lonceng kematian partai tersebut.

Kompleks Lubang Buaya

Lokasi Lubang Buaya tepatnya berada di Jakarta Timur. Di sana Anda akan melihat penampakan Monumen Pancasila Sakti yang sengaja dibangun untuk mengabadikan tragedi G30S/PKI. Di sana pun dijadikan area tempat wisata sebagai tempat berkunjung bagi orang-orang yang ingin mengetahui sejarah, khususnya sejarah lubang buaya. Area itu dinamakan Komplek Lubang Buaya yang memiliki luas sekitar 14,6 hektar.

Ketika Anda berada di sana, biasanya Anda akan menjumpai satu rombongan keluarga yang duduk melingkar di pendopo dan menaungi sumur yang mana sumur merupakan tempat para jenderal sebagai korban G30S dikubur. Rombongan tersebut berdoa dengan hening dan renung. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Monumen Pancasila Sakti yang letaknya di Komplek Lubang Buaya ini bukan hanya sebagai monument sejarah, melainkan juga sebagai tempat wisata ziarah. Karena banyak orang yang mengunjungi dan berdoa untuk para pahlawan yang gugur dan dikubur di sumur Lubang Buaya. (Baca juga: Sejarah Benua Atlantis)

  • Sumur Maut Lubang Buaya

Sumur Maut Lubang BuayaJangan hanya berdiam diri di depan pendopo saja, sebaiknya Anda masuk lebih dalam lagi, Anda akan diantar oleh pembimbing museum yang bernama M. Yutharyani yan gmerupakan Perwira seksi Pembimbingan Informasi Monumen Pancasila Sakti. Anda akan diantar menuju ‘sumur maut’. Sumur Maut merupakan sumur yang digunakan sebagai penguburan para jenderal. Tak hanya sebagai penguburan, sumur tersebut dijadikan sebagai tempat pembantaian bahkan ada yang dijatuhkan ke dalam sumur hidup-hidup.

Anda belum dikatakan berkunjung ke Monumen Pancasila sakti, jika belum menuju Sumur Maut. Karena tempat tersebut merupakan zona yang paling utama dalam Kompleks Memorial Lubang Buaya. Areanya pun cukup luas yang berkisar 9 hektar. Lubang sumur dapat Anda lihat berdampingan dengan tiga bangunan yang merupakan saksi bisu kekejaman Gerakan 30 September 1965. Yang mana ketiga bangunan tersebut di antaranya:

  1. Rumah Penyiksaan,
  2. Pos Komando, dan
  3. Dapur Umum
  • Monumen Tujuh Perwira

Monumen Tujuh PerwiraDekat area tersebut juga Anda juga akan melihat patung-patung berbentuk manusia. Patung-patung manusia tersebut merupakan Monumen Tujuh Perwira yang mana patung-patung tersebut sebagai tanda hormat Negara terhadap ketujuh perwira yang gugur sebagai korban G30S/PKI. Mereka adalah para pahlawan revolusi.

Patung-patung tersebut telah dibangun ketika rezim Soeharto dengan kurun waktu 1967 – 1972. Hal ini dilakukan oleh Negara sebagai tanda ingata Negara terhadap perjuangan darah mereka yang mengalir begitu deras dalam mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman komunis.

  • Dua Museum Diorama

Sepanjang Orde Baru memimpin negeri, Kompleks Lubang Buaya terus mengalami penataan. Dan dua decade setelahnya, Soeharto telah membangun dua museum sebagai etalase sejarah yang berupa diorama. Diorama merupakan miniature dari suatu peristiwa. Kedua museum itu di antaranya:

  1. Museum Paseban. Museum ini diresmikan pada tahun 1981. Museum ini berisi runutan cerita dari persiapan pemberontakan, penculikan para jenderal, penganiayaan, pelarangan Partai Komunis Indonesia, hingga peralihan kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto.
  2. Museum Pengkhianatan PKI. Museum ini diresmikan pada tahun 1992. Museum disebut juga sebagai museum penutup sebelum The smilling General alias Soeharo lengser dari masa jabatannya pada tahun 1998. Museum ini pun berisi tentang bagaimana sepak terjang para PKI di Indonesia.

Ketika Anda memasuki kedua museum ini, maka yang Anda rasakan kelembaban dan dan kesenyapan suasana dalam museum. Suara kaki Anda yang berjalan dan menyentuh lantai museum akan menimbulkan suara yang menggema. Di sana Anda akan memandangi satu persatu kisah Gerakan 30S/PKI yang diabadikan di dalam deretan etalase diorama yang berukuran 2 x 2 m. Baca juga mengenai Sejarah Benua AsiaSejarah Benua Australia, dan Sejarah Rusia.

Diorama tersebut berada di lorong museum yang mana ditata sedemikian rupa hingga runtutan peristiwa tergambar jelas, dari perencanaan pergerakan PKI pada tahun 1945 hingga meletusnya peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965.

Anda akan melihat diorama pertama yang memberikan miniature dari kisah Tiga Daerah Proklamasi Kemerdekaan 1945. Pada masa itu, para komunis masih berada dalam area bawah tanah. Dan di dalam diorama tersebut para komunis digambarkan mulai menyusup ke beberapa organisasi massa dan pemuda sebagai rencana pergerakan mereka. Hal itu dilakukan para komunis sebagai ajang mata-mata alias mencari tahu beberapa informasi dan sebagai ajang pencarian anggota atau dukungan agar komunis di Indonesia semakin banyak.

Dalam diorama tersebut, Anda dapat melihat para komunis yang muncul dengan gambaran sebagai kelompok brutal dan rusuh yang suka menyebarkan teror ke bangsa Indonesia. Kisah itu masih berlanjut dalam diorama-diorama lorong museum berlantai dua tersebut. Di dalam museum banyak yang berpendapat bahwa terdapat 42 diorama yang mengisahkan mulai kebangkitan bangsa Indonesia hingga kehancuran PKI di Indonesia.

Pada diorama-diorama dalam etalase, bukan hanya PKI yang dipampang dan digambarkan. Melainkan juga terdapat beberapa organisasi afiliasi yang merupakan motor penggerak massa seperti Buruh Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat (PR), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Perlu diketahui bahwa Gerwani merupakan salah satu organisasi perempuan yang memiliki kedudukan sangat kuat di Indonesia pada masa 1950 – 1960 an. Apalagi, Gerwani mulai memiliki hubungan yang sangat erat dengan PKI menjelang 1965, pembantaian para jenderal pada masa itu. Sehingga membuat Gerwani ini merupakan satu-satunya organisasi perempuan yang sangat kuat kedudukannya di Indonesia.

Padahal, pada masa sebelumnya Gerwani dibentuk dengan tujuan untuk mempertahankan sosialis perempuan dan feminism di Indonesia. Namun, saat bergabung dengan PKI, Gerwani mulai menjadi organisasi yang brutal dan dikenal dengan ‘Pemburu Berdarah Dingin’.

Dengan cahaya yang redup, warna tembok yang pucat, dan sensasi kesedihan yang mungkin akan membuat Anda semakin terbawa ke dalam kisah G30S/PKI saat itu. Gesture dan ekspresi patung-patung yang ada di dalam museum akan membuat bulu kuduk Anda berdiri. Tampak seperti hidup dan nyata patung-patung tersebut.

Beberapa patung dalam museum tersebut merupakan buah karya dari Edhi Sunarso yang merupakan seorang pemahat handal dan sudah mendapatkan kepercayaan dari Bung Karno. Edhi pun juga tidak asal memahat diorama-diorama tersebut. Hal itu sudah melalui dari berbagai riset lapangan yang dipimpin oleh ahli sejarah yaitu Nugroho Notosusanto.

Jika Anda sulit memahami arti dari diorama-diorama tersebut, Anda tak perlu khawatir, karena di sana tentunya akan selalu ditemani oleh beberapa pemandu yang sudah ditugaskan. Selain itu, Anda juga bisa membaca beberapa teks panduan yang selalu terpampang di setiap diorama dalam etalase. Sehingga Anda tidak bingung lagi, apa arti dari dioraqma-diorama tersebut. Sama halnya diorama-diorama tersebut, beberapa teks panduan tersebut ditulis bukan asal ditulis, melainkan merupakan teks yang menyajikan seluruh rangkaian peristiwa dengan acuannya yaitu literature sejarah di sekolah-sekolah.

Gerwani bersama PKI

Anda dapat melihat keterlibatan para anggota Gerwani dalam pemberontakan G30S ini pada diorama. Diorama tersebut adalah diorama Peristiwa Bandar Betsi di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 14 Mei 1965. Dalam diorama itu, telah digambarkan bahwa Gerwani bersama Buruh Tani Indonesia dan Pemuda Rakyat telah berhasil menguasai tanah air di beberapa tempat tanah air Indonesia. Saat itu, para Gerwani berhasil mengambil dan menguasai beberapa tanah dengan cara membawa masa untuk mengeroyok dan mengganyang para anggota TNI yang sedang menjaga tanah.

Bahkan pada beberapa diorama tersebut, mereka telah digambarkan dengan memukuli para anggota TNI dengan benda tumpul dan juga menusuk-nusukan ke tubuh anggota TNI dengan senjata tajam. “Prajurit itu terlentang di tanah. Seketika itu juga kepalanya dicangkul oleh seorang anggota BTI. Akibat penganiayaan itu, Pelda Sujono tewas di tempat.” – tulisan pada salah satu diorama –

Para Pengunjung Museum

Jika dilihat dan ditotal secara rata-rata, jumlah pengjung Museum Lubang Buaya ini bisa mencapai 10 sampai 15 ribu orang per tahunnya. Dan rata-rata pengunjung adalah para siswa. Karena pada dasarnya beberapa sekolah sudah bekerja sama dengan museum ini untuk selalu mengirimkan rombongan siswanya ke museum tersebut. Hal ini karena kunjungan museum termasuk dalam kurikulum pendidikan yang mereka terapkan. Sehingga mereka dapat mengerti sejarah Indonesia sebenarnya secara detil.

Bahkan museum ini bukan hanya sebagai kunjungan para siswa, banyak para mahasiswa jurusan sejarah yang sering berkunjung ke museum tersebut untuk melakukan riset dalam penelitian mereka. “Jadi, museum ini fungsinya lebih banyak digunakan sebagai edukasi sejarah.”  – Yutharyani – pemandu Museum Lubang Buaya.

Walaupun di setiap diorama selalu ada teks panduan sebagai penjelasan tentang diorama, ternyata masih banyak yang tetap ingin ditemai oleh pemandu museum Lubang Buaya. Hal ini dikarenakan kebanyakan mereka beralasan karena ingin mendengar cerita dari pemandu secara langsung agar lebih jelas. Bahkan ada juga yang mengaku bahwa kalau mereka jalan sendiri melewati lorong museum, mereka selalu merasakan aura-aura mistis.

Itulah beberapa ulasan mengenai sejarah lubang buaya yang perlu Anda ketahui sebagai pengetahuan sejarah di Indonesia. Sejarah Lubang Buaya ini sebenarnya juga masih ada yang berpendapat bahwa ada yang ditutupi dan simpang siur.

The post Sejarah Lubang Buaya (G30S/PKI) Paling Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah G30S PKI Lengkap dan Singkat /organisasi/sejarah-g30s-pki-lengkap Wed, 05 Dec 2018 06:53:20 +0000 /?p=1675 Sejarah G30S PKI Lengkap adalah satu bentuk kudeta di malam hari tanggal 30 September hingga awal 1 Oktober 1965 dimana tujuh jenderal militer Indonesia dibunuh. Di dokumen pemerintah ditulis Gerakan…

The post Sejarah G30S PKI Lengkap dan Singkat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah G30S PKI Lengkap adalah satu bentuk kudeta di malam hari tanggal 30 September hingga awal 1 Oktober 1965 dimana tujuh jenderal militer Indonesia dibunuh. Di dokumen pemerintah ditulis Gerakan 30 September/PKI atau disingkat G30S/PKI. Peristiwa ini didalangi oleh Dipa Nusantara Aidit atau biasa disingkat DN Aidit yang merupakan tokoh penting PKI yang ingin mengubah sejarah lahirnya pancasila menjadi komunis.

PKI berani melakukan kudeta atas kepercayaan dirinya yang tinggi karena menjadi partai berhaluan komunis terkuat ketiga setelah Uni Soviet dan Tiongkok. Ditandai dengan jumlah anggota sebesar enam setengah juta dan memiliki banyak anak organisasi yang mengontrol kondisi masyarakat dari berbagai aspek. Kudeta ini berakhir dengan kegagalan dan dilanjutkan dengan pembantaian anti komunis. Untuk memperingati kejadian memilukan ini, tiap tanggal 1 Oktober diperingai sebagai Hari Kesaktian Pancasila dan didirikan Monumen Pancasila Sakti.

Latar Belakang Sejarah G30S PKI Lengkap

1. Angkatan Kelima

Latar belakang G30S/PKI yang pertama adalah Angkatan Kelima. Angkatan Kelima adalah ide dari PKI yang ingin mempersenjatai kaum buruh dan kaum petani. Ide dari PKI ini terjadi karena situasi politik yang ruwet, seruan revolusi dari Soekarno, Ganyang Malaysia, sejarah pengembalian Irian Barat dan perjuangan pembebasan irian barat yang butuh banyak sukarelawan. Tentu ide ini membuat Angkatan Darat gusar karena jika terealisasi, Angkatan Kelima bisa digunakan oleh PKI untuk merebut kekuasaan seperti Revolusi Bolshevik di Russia dan Revolusi Komunis di RRC.

Penolakan Angkatan Kelima oleh Angkatan Darat membuat hubungan Angkatan Darat dan PKI menjadi panas. Situasi malah lebih panas ketika PKI yang melatih sukarelawan dari Gerwani dan Pemuda Rakyat yang merupakan organisasi bentukan PKI. Padahal PKI sebelumnya mengaku bahwa pelatihan meliputi semua kalangan. Bahkan kalangan dari Angkatan Udara melihat metode latihannya mirip latihan militer RRC. perkembangan nasionalisme di Indonesia malah berubah menjadi perkembangan komunis di Indonesia.

2. Masalah Tanah dan Bagi Hasil

Di tahun 1960, muncullah UU Pokok Agraria (UUPA) dan UU Pokok Bagi Hasil (UUBH). Meski UU sudah dirilis, tapi dalam praktiknya sering terjadi perselisihan antara pemilik tanah dan petani yang mengerjakan tanah. Contoh peristiwa yang terkenal adalah Peristiwa Klaten dan Peristiwa Bandar Betsi. Bandar Betsi adalah peristiwa dimana PKI yang melakukan aksi sepihak dan berusaha menjarah tanah negara salah satunya kebun karet milik Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).

3. Bung Karno Sakit

Isu menyedihkan Bung Karno sakit berkembang mulai tahun 1964 hingga dimulainya kudeta 30 September. Tentu rakyat akan bergosip dan memulai isu siapa yang berhak memegang kekuasaan jika Bung Karno meninggal. Tapi menurut Subandrio, Aidit tahu bahwa penyakit yang diderita Bung Karno tidak begitu parah atau sakit ringan.

4. Adanya Gerakan Ganyang Malaysia

Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia dimanfaatkan PKI untuk mendekat ke Soekarno. Konfrontasi ini terjadi karena Tunku Abdul Rahman, PM Malaysia, menginjak lambang negara Indonesia. Tentu Bung Karno murka melihat peristiwa ini dan meneriakkan seruan Ganyang Malaysia. Tapi perintah Bung Karno tidak terlalu ditanggapi oleh petinggi militer. Jenderal Ahmad Yani berpendapat seperti itu karena Indonesia cukup sulit melawan Malaysia yang dibantu Inggris. Di sisi lain, A.H. Nasution memilih untuk setuju karena tidak mau PKI menunggangi momen ini. Tentu momen “Ganyang Malaysia!” membuat Angkatan Darat dilanda dilema sehingga mereka berperang setengah hati.

PKI didekati oleh Bung Karno karena Bung Karno menyadari Angkatan Darat yang tidak terlalu niat untuk berperang. Tentu PKI langsung senang karena selain bisa menunggangi Bung Karno, juga bisa ikut “Ganyang Malaysia” yang mereka nilai sebagai pengikut nekolim. Di masa ini, PKI semakin kuat secara internal dan eksternal. Bung Karno yang mengetahui kekuatan PKI, memilih tidak melakukan apapun karena butuh kekuatan PKI untuk mengganyang Malaysia. Selain dari Bung Karno, beberapa anggota Angkatan Darat yang tidak suka dengan kepengecutan para petinggi Angkatan Darat menjalin hubungan dengan PKI.

5. Keterlibatan Amerika Serikat

Peperangan di Vietnam dan penularan komunisme dari negara ke negara membuat Amerika Serikat kewalahan. Kini mereka sebisa mungkin agar Indonesia tidak tertular oleh virus komunisme. Tapi beberapa pendapat menyatakan bahwa peranan Amerika Serikat di Indonesia tidak terlalu besar karena bukti-bukti fisiknya kecil.

6. Isu Dewan Jenderal

Dewan Jenderal merupakan isu yang mulai dihembuskan ketika waktu semakin mendekati tanggal 30 September. Entah siapa yang menghembuskan isu ini yang tentu membuat rakyat panik akan adanya usaha petinggi militer untuk merebut kekuasaan dari Bung Karno. Merespon isu Dewan Jenderal, Bung Karno memerintahkan Cakrabirawa untuk menangkap dan mengadili para Dewan Jenderal.

Peristiwa Sejarah G30S/PKI

  • Penculikan dan Pembunuhan Para Jenderal

Di pagi buta 1 Oktober pukul tiga lebih lima belas menit, tujuh detasemen diberangkatkan oleh Letkol Untung Syamsuri. Letkol Untung adalah komandan Cakrabirawa yang merupakan pengawal presiden. Tujuh detasemen itu gabungan dari resimen Cakrabirawa, Divisi Diponegoro dan Divisi Brawijaya. Mereka berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk menculik tujuh jenderal. Tiga perwira tinggi yang langsung meninggal di tempat yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal M.T. Haryono dan Brigadir Jendera D.I. Panjaitan.

Sedangkan tiga perwira tinggi yang lain yaitu Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal S. Parman dan Brigadir Jenderal Sutoyo ditangkap hidup-hidup. Untungnya, target utama yaitu Jenderal A.H. Nasution, berhasil kabur dengan cara melompat pagar ke kebun kedutaan besar Irak. Sayangnya, ajudan Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean ditangkap karena dikira Nasution dan putri Nasution yang bernama Ade Irma Suryani tertembak dan meninggal pada tanggal 6 Oktober. Seorang brigadir polisi yang bernama Karel Sadsuitubun juga gugur. Korban terakhir yaitu Albert Naiborhu, keponakan Jenderal Panjaitan, yang terbunuh ketika rumah sang jenderal diserbu. Jasad para jenderal dibawa ke daerah bernama Lubang Buaya di dekat Halim lalu dibuang ke sumur.

  • G30S/PKI Menguasai Jakarta

Di pagi yang sama, sekitar dua ribu tentara dari dua divisi menguasai Lapangan Merdeka dan tiga sisi lapangan termasuk kantor Radio Republik Indonesia (RRI). Mereka tiak menguasai sisi timur lapangan (yang merupakan markas KOSTRAD yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Suharto). Di malam sebelumnya, Aidit sang pemimpin PKI dan Marsekal Udara Omar Dani pergi ke Halim dan ini adalah bukti keterlibatan mereka di G30S/PKI.

Pada pukul tujuh pagi, RRI menyiarkan berita dari Letkol Untung bahwa lokasi strategis di Jakarta sudah diambil. Dengan dalih untuk mencegah terjadinya percobaan kudeta oleh Dewan Jenderal yang didukung oleh CIA kepada Bung Karno. Mereka juga mengatakan bahwa Bung Karno berada di perlindungan G30S. Mendengar kabar ini, Bung Karno langsung menuju ke Halim dan berdiskusi dengan Marsekal Udara Omar Dani untuk mengisi jabatan komandan Angkatan Darat yang sekarang kosong.

  • Pergerakan di  Jawa Tengah

Jawa Tengah juga memiliki cerita sendiri. Ketika RRI menyiarkan kabar di pukul tujuh pagi, tentara dari Divisi Diponegoro langsung mengambil lima dari tujuh batalion di bawah nama Gerakan 30 September. Petinggi PKI di Solo langsung mengumumkan dukungan. Pasukan pemberontak di Jogjakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menculik dan membunuh Kolonel Katamsan dan Letnan Kolonel Sugiono. Untungnya, ketika beredar kabar kegagalan kudeta di Jakarta, pasukan pemberontak menyerah.

  • Suharto Mengakhiri Kudeta di Jakarta

Di setengah enam pagi, Suharto sang komanda KOSTRAD dibangunkan dan diceritakan oleh tetangganya tentang para jenderal yang hilang dan dibunuh di rumah. Suharto langsung pergi ke mabes KOSTRAD dan mengkontak para perwira senior. Dia berhasil mengkontak dan mendapat dukungan dari Angkatan Laut dan Polisi tapi gagal mengkontak petinggi Angkatan Udara. Suharto mengambil alih pimpinan dan memerintahkan agar tentara tetap di barak. Karena perencanaan yang buruk, pemimpin kudeta gagal mengkondisikan tentara di Lapangan Merdeka yang kepanasan dan kehausan.

Mereka berpikir bahwa akan melindungi presiden di istana. Di siang hari, Suharto berhasil mempengaruhi dua batalion agar menyerah tanpa bertarung. Pertama batalion Brawijaya yang datang ke markas KOSTRAD lalu Diponegoro yang mundur ke Halim. Pada pukul tujuh malam, Suharto berhasil mengendalikan semua fasilitas yang sebelumnya dikendalikan oleh G30S/PKI. Kemudian Nasution bergabung pada pukul sembilan dan mengumumkan bahwa dia mengambil alih Angkatan, akan menghancurkan kekuatan revolusi dan menyelamatkan Sukarno. Sebagian besar pemberontak kabur dan setelah pertempuran kecil di 2 Oktober, Angkatan Darat berhasil menguasai Halim. Sedangkan Aidit terbang ke Jogjakarta dan Dani ke Madiun sebelum tentara datang. Berakhirlah pemberontakan G30S/PKI.

Pasca Sejarah G30S PKI Lengkap

  • Pembantaian Anti Komunis

Suharto dan teman-temannya langsung menyalahkan PKI sebagai dalang dari G30S/PKI. Kabar tentang penyiksaan dan mutilasi para jenderal di Lubang Buaya langsung menyebar. Demonstrasi anti-PKI dan kekerasan di Aceh, Jawa Tengah dan Jawa Timur mulai muncul. Suharto mengirim Kolonel Sarwo Edhi ke Jawa Tengah. Ketika di Semarang, kekacauan sudah terlihat. Tentara melakukan sweeping ke desa-desa yang ditolong oleh penduduk untuk membunuh terduga komunis. Di Jawa Timur, Pemuda Ansor mulai membunuh banyak terduga komunis. Jumlah korban yang tewas bervariasi. Mulai dari tujuh puluh delapan ribu hingga satu juta. Aidit berhasil ditangkan pada 25 November 1965 dan langsung dieksekusi.

Demikian informasi tentang Sejarah G30S PKI Lengkap. Sejarah G30S/PKI ini perlu diketahui agar rakyat tahun kebrutalan doktrin komunisme dan alasan terjadinya G30S/PKI. Sebagai bangsa Indonesia, komunisme harus diwaspadai agar tidak bangkit dan membantai sanak saudara kita tersayang. Kudeta ini dipadamkan dan berhasil mengangkat Suharto jadi presiden hingga kerusuhan Mei 98 dan faktor penyebab runtuhnya rezim ore baru.

The post Sejarah G30S PKI Lengkap dan Singkat appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>