dewa dewi – Sejarah Lengkap Sejarahwan Mon, 16 Jul 2018 07:45:28 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.5.5 35 Candi Peninggalan Agama Hindu di Indonesia /agama/hindu/candi-peninggalan-agama-hindu Thu, 06 Oct 2016 03:54:13 +0000 /?p=122 Agama hindu di Indonesia dibawa oleh para musafir dari India dan Tiongkok. Dari beberapa musafir yang terkenal adalah Maha Resi Agastya dari India yang lebih terkenal dengan sebutan Batara Guru…

The post 35 Candi Peninggalan Agama Hindu di Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Agama hindu di Indonesia dibawa oleh para musafir dari India dan Tiongkok. Dari beberapa musafir yang terkenal adalah Maha Resi Agastya dari India yang lebih terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana. Gaung budaya hindu mulai terdengar pada abad ke-4 dengan berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Serta kerajaan hindu kuno adalah Kerajaan Mataram.

Teori Vaishya adalah teori kedatangan agama hindu di Indonesia yang dibawa oleh pedagang Hindustan yang melakukan perkawinan dengan penduduk asli Indonesia. Ada juga teori Kshatrya yang berpendapat prajurit Hindustan setelah perang pergi berlibur ke nusantara. Teori Brahmana mengambil sudut pandang tradisional dengan berpendapat misionaris hindu menyebarkan agama kepada penduduk local. Teori terakhir adalah teori nasionalis yang berpendapat para bangsawan menganut agama ini ketika kembali dari perjalanan di Hindustan.

Seiring berkembangnya agama hindu, didirikanlah candi-candi yang digunakan untuk ibadah, upacara ritual dan juga pemujaan terhadap dewa. Ada tiga dewa dalam agama hindu. Dewa Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan Dewa Siwa sebagai pelebur.

Candi-candi ini tersebar di sepanjang Pulau Jawa yaitu, Jawa Tengah, jawa Timur dan jawa Barat. Pada dasarnya candi-candi tersebut memiliki arsitektur yang sama. Namun yang membedakan adalah aksen dan ornament didalamnya. Ada beberapa candi di Indonesia yang bisa dikunjungi.

Baca juga : Peristiwa Bandung Lautan Api

  1. Candi Prambanan – Yogyakarta

Candi Prambanan atau disebut juga sebagai Candi Roro Jonggrang karena erat kaitannya dengan legenda Roro Jongrang yang ingin dipersunting oleh Bandung Bondowoso. Karena Roro Jongrang tidak berniat menikah dengannya. Maka Roro Jongrang membuat syarat dengan harus membangun 1000 candi dalam satu malam.

Karena syarat itu Bandung Bondowoso mengerahkan seluruh keahliannya dengan bantuan jin. Candi-candi tersebut akhirnya akan selesai sebelum fajar, tapi Roro Jongrang dengan akalnya dapat membuat candi-candi tersebut gagal terbangun. Bandung Bondowoso mengetahui kalau Roro Jongrang lah yang menggagalkannya. Maka dikutuklah Roro jongrang dan menjadi bagian dari candi.

Candi ini dibangun pada masa Kerajaan Mataram yang menurut arkeolog dibangun pada abad ke-9. Candi ini dibangun untuk menghormati Dewa Siwa. Hal ini diperkuat dengan tulisan dalam prasasti Siwagraha yang dalam bahasa sansekerta yang artinya  Rumah Siwa. Di dalam candi ini terdapat patung Dewa Siwa setinggi 3 meter yang konon patung itu adalah Roro Jonggrang.

  1. Candi Arca Gupolo – Yogyakarta

Keunikan candi ini, karena candi ini satu-satunya yang hanya terdiri dari arca. Terdapat 7 arca yang memiliki aksen candi agama hindu pada umumnya. Seperti arca agastya yang besarnya mencapai 2 meter. Arca agastya ini identik dengan trisula. Dimana trisula adalah simbol dewa Siwa.

Candi ini terdapat di kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Candi ini memiliki kekhasan karena terdapat sumur abadi di dalam kompleks candi. Sumur yang banyak digunakan penduduk di kala musim kemarau panjang. Karena tidak pernah kering sejak ditemukan.

Candi ini kononnya masih memiliki hubungan dengan candi Prambanan. Gupolo adalah nama patih untuk raja Ratu Boko yang memiliki candi ratu boko. Ratu boko sendiri adalah nama dari ayah Roro Jonggrang (Candi Prmabanan) jadi ketika candi tersebut masih memiliki hubungan

  1. Candi Cetho _ Jawa Tengah

Candi yang dibangun pada abad ke-15 ini berada di bagian barat pegunungan lawu, daerah karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dibangun pada masa Sejarah Kerajaan Majapahit akhir. Candi ini ditemukan oleh pemerintah Hindia-belanda karena terkubur dialam tanah reruntuhan.

Program penggalian dimulai pada tahun 1928. Hal tersebut tertuang dalam tulisan Van de Vlies ada tahun 1842 dan dipertegas oleh penelitian A.J. Bernet Kempers.

  1. Candi Sukuh – Jawa Tengah

Candi yang memiliki arsitektur unik seperti Suku Maya di Meksiko, Suku Inca di Peru dan bentuknya mirip piramida di Mesir. Candi yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah. Letaknya tidak jauh dari Cnadi Cetho. Candi ini adalah candi terkecil di Jawa Tengah dan area candi yang tergolong sempit.

Para arkeolog meyakini bahwa candi ini adalah candi peninggalan agama hindu. Hal ini ditandai dengan adanya tempat pemujaan Lingga dan Yoni. Menurut para ahli Lingga dan Yoni adalah simbol seksualitas manusia.

  1. Candi Dieng – Jawa Tengah

Dieng yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu Dihyang yang memiliki arti arwah para leluhur. Candi ini terdapat did daerah dataran tinggi Jawa Tengah. Tepatnya di daerah Dieng. Menurut penilitian candi ini dibangun pada masa kerjaan Mataram Hindu.

Di dalam candi ini terdapat beberapa arca Dewa Siwa, Dewa Wisnu, Agatsya dan juga Ganesha. Kompleks Candi Dieng memiliki keunikan. Candi candi yang terdapat dalam komplek candi dinamakan seperti tokoh pewayangan. Contohnya Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Semar, Candi Srikanci, Candi Dwarawati, Candi Puntadewa dan Candi Sembrada.

Baca juga : Sejarah Kerajaan Majapahit

  1. Candi Gedong Songo – Jawa Tengah

Kompleks Candi Gedong Songo memiliki jumlah candi sebanyak 9 buah. Oleh sebab itu dinamakan Gedong Songo yang artinya Gedung sembilan. Candi yang diperkirakan dibangun pada periode Wangsa Seilendra atau sekitar abad ke 9 Masehi. Candi ini dibangun pada masa Mataram hindu.

Candi ini baru ditemukan pada tahun 1840 oleh Stamford raffles ketika melakukan penelitian di gunung Ungaran. Tepatnya di desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Semarang Jawa Tengah.

  1. Candi Penataran – Jawa Timur

Candi yang khusus memuja dewa Siwa ini dibangun pada masa raja Srengga dari kerjaan kediri. Candi ini juga masih digunakan pada masa raja Wirakramawardhana di era sejarah kerajaan majapahit sekitar 1415 masehi. Candi ini Masih digunakan untuk upacara keagamaan.

Menurut sejarah Candi ini awalnya bernama Candi palah menurut prasasti yang terdapat disekitar candi. namun karena candi ini terletak di daerah Penataran, kecamatan Nglegok Blitar. Maka candi ini dinamakan candi Penataran dan merupakan kompleks candi termegah di daerah Jawa Timur dan sekitar gunung Kelud.

  1. Candi Kidal – Jawa Timur

Candi ini terdapat didaerah Malang Jawa Timur. Candi ini dibangun sekitar 1248 dan dilakukan pemugaran pada tahun 1990 oleh pemerintah Indonesia. Uniknya candi Kidal adalah candi ini tidak saja digunakan untuk upacara pemujaan dewa semata. Candi ini dibangun untuk penghormatan kepada raja kedua kerajaan Singosari, Raja Anuspati.

Karena pada zaman Anuspati, kerajaan Singosari merengkeh kemakmuran selama 20 tahun sebelum berakhir karena Anuspati dibunuh oleh Panji Tohjaya saat terjadi kudeta. Kejadian ini terjadi karena legenda kutukan Mpu Gandring.

  1. Candi Pringapus – Jawa Timur

Candi Pringapus dibangun berdasarkan bentuk Gunung Mahameru. Gunung Mahameru dipercaya oleh masyarakat Hindu Kuno sebagai tempat berdiamnya para dewa. Pemahaman ini dapat dilihat dari relief hapsara hapsari yang terdapat di dinding candi. Hapsara hapsari adalah perwujudan manusia setengah dewa.

Candi ini dinamakan candi Pringapus karena terdapat di daerah Pringapus, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Jawa tengah. Tepatnya 22 km daerah barat pusat kota Temanggung. Candi ini hanya digunakan untuk pemujaan dewa Siwa saja.

  1. Candi Cangkuang – Jawa Barat

Candi ini ditemukan oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita. Candi ini dipercaya berdiri pada abah ke 8 masehi pada masa Purnawarman dari Tarumahegara dan awal kerajaan Pajajaran. Candi ini merupakan candi untuk sekte Siwaistik, atau pemuja dewa Siwa

Candi Cangkuang merupakan satu-satunya candi hindu yang terdapat di tanah Sunda. Candi ini dapat ditemui di daerah kampung Pulo, Leles, Garut. Tepatnya disamping makam sesepuh Islam kampung Pulo, Mbah Dalem Arief Muhammad, di desa Cangkuang.

Cangkuang sendiri berarti daun yang sering digunakan masyarakat setempat untuk membuat tikar. Candi ini telah mendapatkan pemugaran pada tahun 1974-1975. Namun baru pada tahun 1976 di rekontruksi. Rekonstruksi menggunakan hanya 40% batu candi sisanya semen dan pasir. serta besi.

Baca juga: Pertempuran Medan Area

  1. Candi Gunung Sari – Jawa Tengah

Candi yang terletak di gunung Wukir, Kecamatan Salam, Magelang. Terletak di dataran tinggi dan candi ini khusus menyembah Dewa Siwa atau masuk dalam golongan Siwaistik. Candi ini berumur lebih tua dari candi Gunung Wukir yang terletak tidak jauh dari kompleks candi ini. Hal itu didapat dari prasasti yang terdapat dalam area candi.

  1. Candi Gunung Wukir – Jawa Tengah

Candi yang terletak di lokasi yang sama dengan candi Gunung Sari ini berusia lebih muda. Hal ini ditandai dengan usia batu andesit yang diperkirakan berusia 732 tahun. Luas area candi 50 x 50 m ditemukan  prasasti canggal, altar yoni, ptung lingga dan patung Andini (lembu betina). Candi ini tidak banyak mendapat pemugaran sejak ditemukan. Itu dibuktikan masih banyaknya bebatuan candi yang berserakan.

  1. Candi Jago – Jawa Timur

Candi yang menurut penelitian dibangun abad ke 13 masehi pada masa kerajaan Singosari ini. candi ini terdapat di daerah Tumpang, Malang Jawa timur. Di Candi Jago terdapat dua cerita relief yang menjadi dasar pendirian candi, yakni relief Kunjakarna dan Pancatantra. relief itu banyak menceritakan kisah-kisah hindu salah satunya pernikahan Arjuna dengan Dewi Suparba.

Dalam area candi juga di temukan prasasti Arca manjusri. Arca menceritakan tentang asal mula pembangunan candi. Konon candi ini dibangun oleh Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang ayahnya Raja Wisnuwardhana.

  1. Candi Sambisari – Yogyakarta

Candi ini memiliki luas 50m x 48m ini dibangun di daerah Purwomartani, Sleman, Yogyakarta. Candi yang memiliki keunikan karena berbentu puzzle. Namunpada abad ke-11 candi ini tertutup tanah vulkanis akibat letusan Gunung Merapi. Candi ini diketahui pertama kali pada tahun 1966 oleh petani desa Sambisari. Letak dari batuan candi ini berada di kedalaman 6,5 meter dari permukaan tanah.

Bentuk candi ini memiliki keunikan. Pada bagian luar dikelilingi tembok berbentuk persegi. Di dallam area itu terdapat tiga bangunan candi. Dua candi pendamping dan satu candi utama. Di bagian utara ada patung Durga, di bagian selatan ada patung Agastya, di bagian timur ada patung Ganesha, sedangkan di bagian barat terdapat dua patung penjaga, yakni patung Mahakala dan Nandiswara. Dibagian candi utama terdapat lingga dan yoni yang berukuran cukup besar.

  1. Candi Asu – Jawa Tengah

Candi ini terletak 11 km arah utara dari candi Ngawen. Sedangkan disekitar candi Asu juga terdapat candi hindu lainnya yakni Candi Pendem dan Candi Lumbung. Candi Asu dinamakan karena masyarakat lokal melihat bentuk anjing. Padahal itu adalah patung Anandi yang merupakan lembu betina tunggangan Dewa Siwa.

Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok

  1. Candi Kedulan – Yogyakarta

Candi yang ditemukan oleh penambang pasi pada tahun 1993 ini terletak di daerah kedulan, Kecamatan Kalasan Yogyakarta. Candi yang memiliki arsitektur dengan berciri khas mulut kala bertaring bawah. Candi ini diperkirakan berdiri sekitar abad ke-9 yaitu pada zaman Kerajaan mataram Kuno. Candi ini menurut penelitian pernah tertimbun oleh berbagai lapisan tanah yang diperkirakan akibat letusan gunung merapi pada abad ke-11 masehi

  1. Candi Kimpulan – Yogyakarta

Satu-satunya candi di daerah Yogyakarta yang berada di dalam area kampus. Tepatnya di kampus Universitas Islam Indonesia. Pada tahun 2009 ditemukan berkat adanya proyek pembanguna perpustakaan UII yang sedang melakukan pembangunan pondasi sedalam lima meter dibawah tanah. Candi dengan arsitek Siwaistik ini diperkirakan dibangun pada kurun waktu antar abad ke-9 sampai abad ke-10. Pada zaman kerajaan Mataram kuno. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Candi UII karena terletak di daerah kampus. namun pihak yayasan kampus menamainya Pustakasala yang dalam bahasa sansekerta berarti perpustakaan.

  1. Candi Barong – Yogyakarta

Candi yang dinamakan barong karena banyak arsitektur relief yang mirip barong ini berada didaerah prambanan. Candi yang meurut para ahli merupakan peninggalan Kerajaan Medang pada abad ke-9. Berbeda daripada candi-candi lain di Yogyakarta yang bersifat siwaistik atau pemujaan kepada dewa Siwa. Candi barong yang memiliki kekhasan dua candi utama diatas undakan. Diperkirakan memuja Dewa Wisnu dan Dewi Sri.

Baca juga : Sejarah Kerajaan Kutai Kertanegara

  1. Candi Ijo – Yogyakarta

Candi yang kira-kira berlokasi 4 kilometer arah tenggara dari Candi Ratu Boko. Candi yang ditemukan dengan luas sekitar 0.8 hektare ini diperkirakan memiliki luas yang lbih besar dibandingkan saat ini. Dinamakan Candi Ijo karena berada di daerah Gumuk atau dalam bahasa Indonesia disebut Bukit Hijau. Candi ini tidak hanya dibangun untuk Dewa Siwa tapi kepada Trimurti atau tiga dewa utama agama hindu. Yaitu Dewa Brahma, Dew Wisnu dan Dewa Siwa. Candi Ijo berbentuk kompleks yang terdiri dari Candi Utama, Candi Pengapit dan candi perwara yang menghadap ke arah barat.

  1. Candi Gebang – Yogyakarta

Candi yang ditemukan pada tahun 1936 ditemukan oleh arkeolog Belanda Van Remondt. Setahun setelah ditemukan dilakukan pemugaran dari tahun 1937-1939. Candi ini terletak di daerah Wedomartani, di dusun Gebang, Sleman. Pembangunan candi ini berawal pada masa kepemimpinan Wangsa Sanjaya pada abad ke-8  yang berkuasa di kerajaan Mataram kuno.

  1. Candi Jawi – Jawa Timur

Candi Jawi atau nama asalnya Candi Jajawa di bangun pada masa kerajaang Singosari yaitu pada abad ke-13. Candi yang dibangun untuk peribadatan Raja Kertanegara ini merupakan candi siwaistik. Candi yang menjadi tempat peribadatan Raja kertangera ini memiliki sebagian abu bekas kremasi raja Kertanegara. Sebagian di simpan di Candi Jago yang juga merupakan candi peribadatan raja Kertanegara. Candi ini terdapat di kaki Gunung Welirang Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.

  1. Candi Jago – Jawa Timur

Candi yang terletak di kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Biasa juga disebut Candi Jajaghu. Candi ini didirikan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari untuk menghormati mendiang ayahnya Raja Wisnuwardhana yang meninggal pada tahun 1268. Di Candi ini dulu terdapat arca Manjusri yang di simpan oleh Adityawarman. Saat ini arca tersebut di simpan di Museum Nasional.

Baca juga : Pahlawan Nasional Wanita

  1. Candi Singhasari – Jawa Timur

Candi yang didirikan oleh kerajaan Singosari ini sering disebut juga Candi Singosari. Terletak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singasari, Malang, Jawa Timur. Candi ini terletak diantara dua lembah di pegununggan Tengger dan gunung Arjuna. Candi yang dibangun dengan cara diukir dari atas kebawah dipercaya belum selesai pembangunannya. pemugaran dilakukan oleh pemmerintah kolonial  di Abad ke-20 tahun 1934-1936

  1. Candi Surawana – Jawa Timur

Candi yang aslinya bernama Candi Wishnubhawanapura ini dibangun untuk menghormati Bhre Wengker pada abad ke-14. Bhre Wengker adalah raja kerajaan Wengker yang berada dalam wilayah Sejarah Kerajaan Majapahit. Raja Wengker wafat pada tahun 1388. Raja Hayam Wuruk semasa pemerintahannya pernah menginap di candi ini. Candi ini bisa dikunjungi di Desa Canggu, Pare, Kediri.

  1. Candi Brahu – Jawa Timur

Menurut Prasasti Alasantan, asal nama Brahu adalah Warahu atau wanaru yang artinya bangunan suci. Menurut prasasti mpu sendok, candi ini dibangun untuk melakukan kremasi terhadap raja-raja. Namun menurut penelitian tidak pernah ditemukan bekas abu pembakaran di candi ini. Candi ini dibangun menggunakan bata merah dan telah dilakukan pemugaran selama lima tahun. Dari tahun 1990 sampai tahun 1995.

  1. Candi Gentong – Jawa Timur

Tidak banyak yang dapat dilihat dari candi ini. Candi yang berada dalam satu komplek trowulan. Saat ini hanya berupa tumpukan batu bata merah. menurut Verbeek pada tahun 1889, Candi Gentong masih terlihat sebagai bangunan. Namun tahun 1907 candi gentong sudah tidak berbentuk lagi. Candi Gentong pernah di lakukan pemugaran dari tahun 1995 sampai tahun 2000. Hasilnya sudah bisa terlihat bentuk candi yang sesungguhnya.

  1. Candi Bajang Ratu – Jawa Timur

Candi ini berberntuk seperti gapura. Dibangun pada masa kerjaan Majapahit yaitu abad ke-14. Pembangunan candi ini yang dikenal sebagai Gapura Bajang Ratu, untuk memperingati wafatnya Raja kedua Majapahit yaitu Jayanegara pada tahun 1328. Bajang yang artinya orang kerdil. Menurut cerita Raja Jayanegara dinobatkan pada saat masih kecil atau Bujang.

  1. Candi Tikus – Jawa Timur

Terletak di kompleks trowulan. Candi yang ditemukan kembali pada tahun 1914. Penemuan diinisiasi oleh Bupati  Mojokerto saat itu R.A.A Kromojoyo adinegoro. Candi ini dipugar 1984 sampai 1985. Penamaan candi ini dikarenakan awal penemuannya sebagai sarang Tikus.

Baca juga : Peristiwa G30S/PKI

  1. Candi Mojongmende – Jawa Barat

Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan untuk Candi ini. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-7 lebih muda dari pada Candi Dieng. Namun banyak yang memperkirakan Candi ini berumur lebih tua dibandingkan candi yang terdapat di daerah Jawa Tengah dan jawa Timur. Candi ini terdapat di Dusun Bojongmende, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat.

  1. Candi Losari – Jawa Tengah

Candi unik ini di temukan di Dusun Losari Desa Salam, magelang Jawa Tengah. Candi ini ditemukan oleh petani salak pada tanggal 11 Mei 2004. Menurut Badri sang penemu candi. Dirinya hendak menggali parit disekitaran kebun salaknya. Penemuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan ekskavasi arkeologis dan rekonstruksi oleh pemerintah melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah dan Balai Arkeologi Yogyakarta.

  1. Candi Liyangan – Jawa Tengah

Candi ini ditemukan pada tahun 2008 di lereng Gunung Sundoro di Dusun Liyangan, Ngadirejo, Kecamatan Temanggung, Jawa Tengah. Menurut peneliti Candi Liyangan merupakan kompleks candi yang memiliki struktur kompleks. Candi Liyanga diindikasi sebagai kompleks pemukiman, ritual, sekaligus pertanian. Candi ini mengalami pemugaran pada tahun 2010 dan 2011 oleh Balai arkeologi Yogyakarta.

  1. Candi Morangan – Yogyakarta

Candi ini diperkirakan memiliki zaman yang sama dengan Candi Prambanan. Candi yang dibangun pada zaman Mataram Kuno. Ditemukan pada tahun1884 di kedalaman 6.5 meter dibawah permukaan tanah. Candi ini terletak di Dusun Morangan, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini terdiri dari dua candi yaitu candi induk dan candi perwara. Candi induk menghadap ke barat, berbilik satu dan berdenah bujur sangkar berukuran 7,95 m x 7,95 m serta mempunyai selasar selebar 90 m.

  1. Candi Abang – Yogyakarta

Candi ini terletak di Kelurahan Jogotirto, Sleman. Candi ini berbentuk piramida. Dinamakan candi abang karena menggunakan  bata merah. Keunikan candi ini karena terdapat yoni atau arca dewa Siwa yang berbentuk segidelapan. Biasanya yoni berbentuk segiempat.

  1. Candi Jabung – Jawa Timur

Candi ini terdapat di Desa Jabung, Probolinggo, Jawa Timur. Candi yang dibangun pasa masa sejarah kerajaan majapahit. Candi ini mengalami pemugaran pada tahun 1983-1987. Candi ini berdiri diatas lahan seluas 35 x 40 meter. Bangunan candi terdiri dari satu bangunan induk dan satu bangunan kecil yang disebut bangunan sudut. Candi ini dibangun dengan batu bata kualitas tinggi untuk relief

  1. Candi Lor – Jawa Timur

Candi ini dianggap sebagai candi cikal bakal berdirinya Kabupaten nganjuk. Dalam areal candi ini terdapat dua makam abdi dalem Mpu Sendok. Abdi dalem tersebut adalah Eyang Kerto dan Eyang Kerti. Raja Mataram Hindu yang bergelar Sri Maharaja Sri Isyana Wikrama Dharmottunggadewa memerintahkan Rakai Hinu Sahasra, Rakai Baliswara serta Rakai Kanuruhan pada tahun 937 untuk membangun sebuah bangunan suci bernama Srijayamerta sebagai pertanda penetapan kawasan Anjuk Ladang \ sebagai kawasan swatantra atas jasa warga Anjuk Ladang dalam peperangan.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post 35 Candi Peninggalan Agama Hindu di Indonesia appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-kutai /indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-kutai#respond Sat, 23 Jul 2016 04:56:20 +0000 /?p=12 Sejarah kerajaan kutai kartanegara tidak akan pernah lekang dimakan waktu, karena kerajaan ini merupakan salah satu yang paling berpengaruh di Indonesia. Kerajaan kutai adalah kerajaan bercorak hindu yang merupakan kerajaan…

The post Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
Sejarah kerajaan kutai kartanegara tidak akan pernah lekang dimakan waktu, karena kerajaan ini merupakan salah satu yang paling berpengaruh di Indonesia. Kerajaan kutai adalah kerajaan bercorak hindu yang merupakan kerajaan yang memiliki bukti sejarah tertua di Indonesia. Kerajaan kutai berlokasi di  Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di tepi sungai Mahakam. Kerajaan ini di ketahui keberadaannya atas di temukannya tujuh buah prastasi dengan bahasa sansekerta dan huruf pallawa yang berasal dari India. Ketujuh prastasi tersebut dikenal dengan nama prastasi Yupa.

Para Ahli sejarah memperkirakan umur prastasi itu dari perbandingan usia huruf yang sama dan telah ditemukan di India sekitar 400 Masehi. Selain itu nama Kutai mengambil dari nama tempat ditemukannya ketujuh prastasi tersebut.

Sumber Sejarah Pertama yaitu Prastasi Yupa

Yupa merupakan tiang batu sebagai peringatan yang dibuat oleh para Brahmana untuk mengikat korban hewan atau manusia yang akan dijadikan persembahan untuk dewa-dewa. Prasasti yupa merupakan sumber sejarah dari di dirikannya sebuah kerajaan di Kalimanta

Isi Prasasti Yupa:

  • Aspek kehidupan politik 

Diketahui dari salah satu Yupa bahwa raja pertama di Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga. Salah satu Yupa yang lain juga menyebutkan tentang sejarah masa pemerintahan Aswawarman di Kerajaan Kutai.

Isi prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Kudungga digantikan kekuasaannya dengan putranya yaitu Raja Aswawarman, kemudian digantikan lagi dengan cucunya yaitu Raja Mulawarman yang berhasil membawa Kutai ke puncak kejayaan.

  • Aspek kebudayaan

Yupa menyebutkan   bahwa pada masa pemerintahan Aswawarman di Kerajaan Kutai pernah diadakan upacara Aswamedha, yaitu upacara yang dilakukan ketika sebuah kerajaan ingin memperluas wilayahnya dengan cara melakukan ritual melepas kuda untuk mengetahui batas wilayahnya.

  • Aspek kehidupan sosial

Menurut isi prasasti Yupa selanjutnya, bahwa masyarakat Indonesia sudah banyak yang menerima pengaruh ajaran Hindu sejak 400 Masehi di kerajaan Kutai. Hal ini berdampak positif, jadi pada saat itu  kerajaan pun sudah mulai mendirikan bangunan yang terstruktur seperti  pemerintahan kerajaan-kerajaan di India. Karena kerajaan-kerajaan di India yang membawa ajaran Hindu ke Indonesia.

  • Aspek ekonomi

Mata pencarian yang utama di zaman kerajaan Kutai adalah beternak sapi, bercocok tanam dan berdagang. Letak kerajaan Kutai di tepi sungai mahakan sangat subur untuk pertanian. Bahkan telah diperkirakan pernah terjadi hubungan dagang dari kerajaan Kutai ke beberapa wilayah yang ada di luar. Pada abad ke 4 M telah ada jalur perdagangan internasional dari India (melewati selat makassar), sampai terus ke Filiphina hingga Cina. Diduga dalam pelayaran tersebut para pedagang singgah di kerajaan Kutai untuk melakukan jual beli barang dagangan dengan sekaligus beristirahat untuk pelayaran selanjutnya. Hal seperti inilah yang menjadikan kerajaan Kutai ramai, dan rakyat hidupnya makmur.

Raja di Kerajaan Kutai

1. Maharaja Kudungga

Adalah raja pertama di Kerajaan Kutai. Kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku, dengan masuknya pengaruh Hindu maka ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan menjadikan dirinya sebagai raja, dan pergantian kekuasaan dengan keturuanan-keturunannya.

Raja Kudungga merupakan penduduk asli Indonesia yang belum terpengaruh dengan ajaran Hindu pada zamannya. Oleh karena itu, Raja Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri keluarga kerajaan, melainkan anaknya yaitu Raja Aswawarman, karena pada masa pemerintahannya sudah masuk pengaruh agama Hindu dana Raja
Aswawarman menjadi pemeluk Hindu hingga keturunan berikut-berikutnya.

2. Maharaja Aswawarman

Raja Aswawarman adalah putra Raja Kudungga. Raja Aswawarman adalah Raja pertama yang menganut kepercayaan Hindu. Sebelumnya pada masa pemerintahaan Raja Kudungga, kerajaan Kutai menganut kepercayaan animisme.

Berikut ini jasa-jasa Maharaja Aswawarman

  • Tersingkirnya kepercayaan animisme

Animisme berasal dari kata Anima yang latinnya berarti Roh. Kepercayaan ini mempercayai bahwa segala benda hidup ataupun benda mati mempunyai roh-roh yang wajib di hormati dan di puja. Seperti gunung, laut, pohon, danau, batu besar dan sebagainya. Benda-benda tersebut dipercaya dapat membantu kelangsungan hidup manusia.

Selain itu animisme juga mempercayai bahwa roh-roh orang yang telah meninggal, akan berpindah roh ke tubuh hewan yang masih hidup seperti babi, harimau dan hewan buas lainnya. Dipercaya bahwa roh orang yang telah meninggal itu akan membalas dendam kepada musuhnya ketika hidup melalui hewan itu. Sekilas kepercayaan ini hampir mirip dengan reinkarnasi, ajaran pada agama Hindu dan Buddha.

Namun ada perbedaan yang mendalam, reinkarnasi diartikan kelahiran baru. Jadi ajaran Hindu dan Buddha mempercayai bahwa orang yang telah meninggal akan lahir kembali ke raga yang baru, tidak ke tubuh hewan seperti pemeluk animisme.

Sejak Raja Aswawarman naik tahta, kepercayaan ini pelan-pelan tersingkir dan terganti dengan ajaran yang dibawa oleh para Brahmana yaitu agama Hindu.

Asal – usul masuknya agama Hindu ke Indonesia:

Raja Aswawarman adalah Raja pertama yang menganut agama Hindu. Pada saat itu di Kalimantan ada Brahmana yang ingin menyebarkan ajaran Hindu ke Indonesia, lalu Brahmana ini di angkat menjadi Parohita (penasihat Raja) sekaligus pemimpin upacara-upaca kerajaan oleh Raja Kudungga karena dipercaya mempunyai kesaktiaan.

Namun saat itu ajaran Hindu yang dibawa oleh Brahmana hanya dapat di pelajari dan di mengerti oleh golongan kerajaan dan golongan tertentu, karena ajaran yang dibawa para Brahmana sangat tinggi.

Sampai pada akhirnya ajaran Hindu sudah mempengaruhi kerajan Kutai pada masa pemerintahan Raja Aswawarman hingga terus di turunkan sampai ke putranya yaitu Raja Mulawarman yang dikenal sebagai penganut Hindu-Syiwa yang taat.

  • Mendapat gelar Wangsakerta dan Dewa Ansuman:

Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti Kerajaan Kutai, sehingga mendapat gelar Wangsakerta yang artinya sebagai pembentuk keluarga raja. Pemberiaan gelar ini juga disebutkan pada stupa, selain itu stupa itu juga menjelaskan bahwa Raja Aswawarman mendapat sebutan sebagai Dewa Ansuman (Dewa Matahari).

3. Maharaja Mulawarman

Raja Mulawarman merupakan Raja ketiga, setelah ayahnya di Kerajaan Kutai. Kerajaan kutai mencapai puncak kejayaannya sejak masa pemerintahan raja yang mempunyai nama lengkap Mulawarman Nala Dewa dan dikenal sebagai raja yang tersohor pada abad ke 4 Masehi.

Berikut ini jasa-jasa Maharaja Mulawarman :

  • Semakin luasnya wilayah kerajaan Kutai

Raja Mulawarman berhasil mencapai puncak kejayaan Kutai hingga terus menerus memperluas wilayahnya, hingga menguasai Kalimantan bagian Timur. Hampir semua daerah di Kalimantan berhasil pula di taklukan. Dengan semakin luasnya wilayah kerjaan Kutai, nama Raja Mulawarman semakin tersohor.

  • Kehidupan rakyat makmur dan tentram

Kehidupan rakyat pada masa pemerintahan Raja Mulawarman sangat makmur, tentram dan terjamin sehingga seluruh rakyat dapat melangsungkan kehidupannya dengan lebih baik. Keamanan juga terjamin pada waktu itu, sehingga semua rakyat bangga dengan Raja Mulawarman.

  • Terkenal sebagai raja yang dermawan

Sejarah menyebutkan bahwa pada suatu hari Raja Mulawarman memberikan sekitar 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana di dalam tanah yang suci yang dikenal dengan nama Waprakeswara, sebagai bentuk terimakasih dan peringatan acara kurban. Raja Mulawarman terkenal sebagai raja besar yang mulia.

  • Banyak bangunan suci

Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman banyak di dirikan bangunan suci untuk ibadah, seperti bangunan suci untuk menyembah Dewa Trimurti. Trinurti adalah tiga bentuk kekuatan Brahman dalam menciptakan, memelihara dan meleburkan alam.

Dewa Trimurti adalah tiga dewa tertinggi di agama Hindu. Ketiga nama dewa tertinggi tersebut adalah:

  1. Dewa Brahma yang fungsinya sebagai Pencipta,
  2. Dewa Wisnu yang fungsinya sebagai Pemelihara
  3. Dewa Siwa yang fungsinya sebagai Pelebur

Selain ketiga dewa tertinggi, agama Hindu juga meyakini keberadaan dewa lainnya antara lain:  Dewa Chandra (Dewa Bulan), Dewa Ganesha (Dewa kebijaksanaan), Dewa Indra (Dewa hujan dan perang), Dewa Kuwera (Dewa kekayaan), Dewi Laksmi (Dewi kemakmuran dan kesuburan), Dewa Maruta (Dewa petir), Dewi Saraswati (Dewi pengetahuan), Dewi Sri (Dewi pangan), Dewa Surya (Dewa matahari), Dewa Waruna (Dewa air,laut,samudra), Dewa Bayu (Dewa angin), Dewa Yama (Dewa maut), Dewa akhirat(hakim yang mengadili roh) dan Dewa Kartikeya (Dewa pembunuh iblis) dan masih banyak dewa-dewa lainnya.

Nama-Nama Raja di Kerajaan Kutai

  • Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman
  • Maharaja Aswawarman, gelar Wangsakerta dan Dewa Ansuman
  • Maharaja Mulawarman
  • Maharaja Marawijaya Warman
  • Maharaja Gajayana Warman
  • Maharaja Tungga Warman
  • Maharaja Jayanaga Warman
  • Maharaja Nalasinga Warman
  • Maharaja  Nala Parana Tungga
  • Maharaja Gadingga Warman Dewa
  • Maharaja Indra Warman Dewa
  • Maharaja Sangga Warman Dewa
  • Maharaja Candrawarman
  • Maharaja Sri Langka Dewa
  • Maharaja Guna Parana Dewa
  • Maharaja Wijaya Warman
  • Maharaja Sri Aji Dewa
  • Maharaja Mulia Putera
  • Maharaj Nala Pandita
  • Maharaja Indra Paruta Dewa
  • Maharaja Dharma Setia

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berakhir saat masa pemerintahan Maharaja Dharma Setia (Raja ke-21) tewas di medan perang melawan Raja Kutai Kartanegara ke-13, yaitu Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerjaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara adalah dua kerajaan yang berbeda. Kutai Kartanegara mempunyai ibukota di Tanjung Kute, dan disebutkan juga ke dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara inipun selanjutnya menjadi kerajaan Islam yaitu, Kesultanan Kutai Kartanegara. Setelah menajadi kerajaan Islam, nama pemimpin yang semulanya Raja berubah menjadi Sultan.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Berikut ini beberapa peninggalan sejarah dari keajaan Kutai :

Prasasti YupaPrasasti Yupa

Prasasti yupa adalah peninggalan sejarah dari kerajaan Kutai yang tertua. Dari prastasi inilah terdapat sumber sejarah tentang kerajaan Hindu yang terdapat di Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan.

Secara garis besar isi prastasi Yupa menceritakan tentang aspek kehidupan politik, sosial, budaya di kerajaan Kutai saat itu. Prastasti yupa diyakini menggunakan bahasa sansekerta dan huruf pallawa yang berasal dari India.

Ketopong SultanKetopong Sultan

Ketopong adalah mahkota yang dipakai oleh Sultan di kerajaan Kutai yang terbuat dari emas dilengkap dengan hiasan batu-batu permata, motif bungan, kijang dan burung. Ketopong sultan ini memiliki berat emas sekitar 2kg.

Ketopong Sultan di temukan di Muara Kamai, Kutai Kartanegara pada tahun 1890.Kita dapat melihat replika atau tiruan dari ketopong sultan ini di Monumen Nasional (Monas) Jakarta, masih diabadikan sampai saat ini sebagai sumber sejarah yang langka.

 Kalung CiwaKalung Ciwa

Kalung ciwa merupakan benda sejarah yang ditemukan ketika masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung ciwa dinilai unik dan sangat mahal, karena terbuat dari emas. Kalung ciwa pada awalnya ditemukan oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan Muara Kaman pada tahun 1890, lalu diserahkan kepada Sultan.

Sejak saat itu kalung ciwa digunakan sebagai perhiasan kerajaan Kutai dan juga digunakan setiap ada pesta penobatan sultan baru.

Kura-kura EmasKura-kura emas

Kura-kura emas yang berukuran sekepalan tangan ini ditemukan di Long Lalang, daerah yang berada di sekitar hulu Sungai Mahakam. Dari sumber sejarah diketahui informasi, bahwa kura-kura emas ini merupakan persembahan atau lamaran dari seorang pangeran di Cina untuk Putri Raja Kutai, Aji Bidara Putih.

Benda bersejarah yang menjadi saksi awal pernikahan putri raja kutai ini masih tersimpan di Museum Mulawarman dalam bentuk replika atau tiruannya.

Pedang Sultan KutaiPedang sultan kutai

Pedang ini mempunyai ukiran yang unik, terdapat gambar harimau di gagang pedang dan gambar buaya di ujung pedangnya. Seperti melambangkan, kegagahan dan keberanian sultan kutai. Pedang sultan kutai sering menemani sultan dalam perperangan dan juga merupakan pedang kesayangan sultan.

Sampai saat ini benda sejarahnya ini masih tersimpan di Museum Nasional Jakarta dalam bentuk replika atau tiruannya yang masih diabadikan sebagai sumber sejarah.

Keris Bukit Kang

Keris Bukit Kang

Keris Bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh istri raja yaitu Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, permaisuri dari Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan sejarah, permaisuri ini merupakan bayi yang ditemukan dalam sebuah gong yang terhanyut di atas bambu.

Di dalam gong yang ditemukan tersebut terdapat bayi perempuan, telur ayam dan sebuah kering. Kering inilah diyakini oleh kebanyakan orang sebagai Keris Bukit Kang.

Singgasana SultanSinggasana Sultan

Singgasana Sultan merupakan benda sejarah yang masih terjaga sampai saat ini dan diletakkan di Museum Mulawarman. Singgasana yang dilengkapi dengan payung serta umbul-umbul ini digunakan oleh Sultan Aji Muhammad Sulaiman serta raja-raja sebelumnya di kerajaan Kutai.

Di Museum Mulawarman, singgasana sultan ini dibentuk dan di modifikasi ulang dalam bentuk replika atau tiruan yang masih tetap di abadikan.

Kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia Lainnya

Berikut ini sejarah singkat tentang kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha lainnya:

[accordion]
[toggle title=”Kerajaan Tarumanegara” state=”opened”]

Menurut sumber, kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu setelah kerajaan Kutai yang berdiri sekitar abad ke 5 Masehi hingga abad ke 7 Masehi. Kerajaan yang dulu membelang sungai citarum ini merupakan kerajaan yang berkuasa di Jawa Barat.

Puncak Kejayaan Tarumanegara

Mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman (395-434M). Raja Purnawarman adalah Raja ketiga yang memerintah setelah Dharmayawarman (382-395 M). Pada masa Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara mamu memperluas wilayahnya hingga menakhlukkan beberapa kerajaan disekitar Jawa Barat.

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara disebabkan pengalihan kekuasaan, dari Raja ke- 12 Linggawarman kepada menantunya, Tarusbawa. Pada masa pemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan Tarumanegara di pindahkan ke kerajannya sendiri, yaitu kerajaan Sunda. Yang pada akhirnya Kerajaan Tarumanegara diganti nama dengan kerajaan Sunda.

[/toggle]
[toggle title=”Kerajaan Mataram Lama”]

Sumber sejarah mendapatkan informasi tentang keberadaan ini dari beberapa prasasti, antara lain prasasti canggal, prasasti belitung, prasasti kelurak, dan prasasti tengah. Pendiri kerajaan mataram adalah sanjaya, tertulis dalam prasasti canggal. Kerajaan Mataram Lama berlokasi di Jawa Tengah, beribukota Medang Kamulan.

Pada prastasi belitung disebutkan nama-nama raja mataran dari dinasti sanjaya. Setelah Raja Sanjaya wafat dan digantikan kekuasannya oleh anaknya yaitu Panangkaran. Di masa pemerintahan Raja Panangkaran, agama Budha mulai masuk ke Kerajaan Tarumanegara. Sehingga keturunan selanjutnya adalah keturunan syailendra yang beberapa mememluk agama Budha.

Kerajaan Mataram terpecah menjadi 2 dinasti, setelah meninggalnya Raja Panangkaran, yaitu:

  1. Dinasti sanjaya, beragama Hindu  dan mempunyai kekuasaan di Jawa tengah bagian utara (peninggalan sejarahnya adalah candi – candi hindu, antara lain di kompleks candi dieng).
  2. Dinasti syeilendra, beragama Budha  dan mempunyai kekuasaan di Jawa tengah  bagian selatan. (peninggalan sejarahnya adalah candi budha antara lain, candi pawon, mendut, kalasan, sari, borobudur).

Menurut sejarah, kerajaan Mataram yang terpecah ini menjadi bersatu melalui perkawinan antara dinasti sanjaya dan dinasti syeilendra. Yaitu perkawinan Rakaipikatan (Sanjaya) dan Pramudhawardani (Syeilendra).

[/toggle]
[toggle title=”Kerajaan Sriwijaya “]

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 Masehi. Dibuktikan dengan adanya sumber sejarah berupa prasasti kedukan Bukit di Palembang pada tahun 682 Masehi. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera, sesuai dengan arti namanya dari bahasa Sansekerta “Sri” yaitu bercahaya, “Wijaya” yaitu kemenangan.

Kerajaan Sriwijaya mempunyai pusat kerajaan di kawasan Candi Muara Takut (Yang saat ini menjadi provinsi Riau), dan di pimpin oleh Dapunta Hyan Sri Jayanasa sebagai raja pertama saat ini.

Puncak Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berhasil meraih puncak kejayaan pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya pada saat itu sudah menguasai hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga menguasai Selat Sunda dan Malaka.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13, sejak penyerangan yang dilakukan oleh Raja Rajendra Chola, penguasa kerajaan Cholamandala berhasil meruntuhkan armada Sriwijaya sejak tahun 1007 Masehi. Sampai penyerangan kedua dilakukan kembali di tahun 1023 Masehi. Peperangan ini pun membuat ekonomi kerajaan Sriwijaya terus melemah dan pedagang yang berjualan pun terus menipis, di tambah pula dengan kekuatan militer yang semakin tidak bertahan hingga akhirnya runtuhlah kerajaan yang sudah berjaya hingga satu abad ini.

[/toggle]
[toggle title=”Kerajaan Kediri”]

Kerajaan Kediri adalah kerajaan Hindu yang berlokasi di hulu Sungai Brantas, Jawa Timur sejak abad ke 12. Kerajaan Kediri termasuk bagian kerajaan Mataram Kuno. Raja pertamanya adalah Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu.

Puncak Kejayaan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri berhasil mencapi puncak kejayaannya ketika masa pemerintahan Raja Jayabaya. Wilayah kekuasaan kerajaan Kediri saat itu meluas hingga hampir ke seluruh daerah di Pulau Jawa dan pengaruh kerajaan Kediri juga sampai ke Pulau Sumatera. Selain itu kerajaan Kediri mempunyai seni sastra yang menjadi pusat perhatian banyak orang.

Runtuhnya Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri runtuh sejak abad ke 12 Masehi pada masa pemerintahan Raja Kertajaya yang dikalahkan oleh Ken Arok. Pada saat itu banyak perdebatan antara raja dengan kaum Brahmana. kaum Brahmana menganggap bahwa Raja Kertajaya sudah melanggar agama, dengan memaksa rakyat untuk menyembanya sebagai Dewa. Akhirnya para Brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan pemimpin daerah Tumapel. Ken Arok berhasil membunuh Raja Kertajaya dan mengambil alih kekuasaan kerajaan Kediri.

[/toggle]
[toggle title=”Kerajaan Singasari”]

Kerajaan Singasari terletak di Kota Malang, Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok yang bercorak Hindu. Menurut prasasti Kudadu, nama resmi kerajaan Singasari yang sebenernya adalah kerajaan Tumapel, yang di dirikan pada abad ke 12 Masehi dengan ibu kota bernama Kutaraja. Raja Kertanegara mengganti nama Kutaraja menjadi Singasari, dan tersebebar luas dan lebih terkenal nama singasari sebagai ibukota daripada nama Tumapel. Akhirnya kerajaan Tumapel pun terkenal dengan nama kerajaan Singasari.

Puncak kejayaan Kerajaan Singasari

Puncak kejayaan kerajaan Singasari ketika masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara, atau biasa dengan nama Raja Kertanegara. Raja Kertanegara berhasil mengatur kembali struktur pejabat kerajaan sesuai dengan tugasnya, dan tidak segan mengganti pejabat yang tidak berkualitas. Ditambah lagi raja juga menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar hingga akhirnya kerajaan Singasari berkembang dan menjadi kerajaan terkuat di Nusantara.

Runtuhnya kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari mengalami masa keruntuhan disebabkan oleh dua sebab, yaitu mengalami tekanan dari luar dan dalam negeri. Dari luar negeri, kerajaan Singasari mendapat tekanan dari Kekaisaran Mongol yang menginginkan kerajaan Singasara di taklukan oleh Cina. Dari dalam negeri kerajaan Singasari juga mendapat pemberontakan dari penguasa daerah Kediri yaitu besannya sendiri, Raja Jayakatwang. Pada akhirnya di tahun 1292 Raja Jayakatwang berhasil membunuh Raja Kertanegara, dan runtuhlah kerajaan Singasari.

[/toggle]
[/accordion]

Peninggalan sejarah bercorak Hindu Budha

  1. Prasasti (Batu tertulis)
  2. Candi
  3. Patung (Arca)
  4. Seni Ukir
  5. Kesustraan
  6. Bahasa dan Tulisan

Ditemukannya bukti-bukti peninggalan sejarah bercorak Hindu Budha, menjadi bukti bahwa agama Hindu Budha sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke 4 Masehi yang pertama berdiri adalah Kerjaan Kutai.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]

The post Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap appeared first on Sejarah Lengkap.

]]>
/indonesia/kerajaan/sejarah-kerajaan-kutai/feed 0